20 ABK Diselamatkan Kapal dari Jepang
KM Bandar Nelayan 188 Alami Kebocoran
Para AKB tersebut dievakuasi ke Australia untuk kepentingan pemeriksaan lebih lanjut. Pemulangan ke Indonesia menjadi kewenangan Kemenlu.
MANGUPURA, NusaBali
Sebanyak 20 anak buah kapal (ABK) KM Bandar Nelayan 188, yang mengalami kebocoran saat melaut di sekitar perairan Australia, akhirnya berhasil diselamatkan kapal dari Jepang, Sabtu (15/5) pagi. Kapal dari Jepang tersebut kebetulan melintas di sekitar lokasi kapal KM Bandar Nelayan 188, yang mengalami kebocoran. Seluruh ABK dalam keadaan selamat dan saat ini sedang dievakuasi ke Australia untuk proses pemulangan ke Bali.
Kepala Basarnas Denpasar I Gede Darmada, mengatakan keberadaan 20 ABK yang berada di KM Bandar Nelayan 188 yang sedang melaut di perairan wilayah timur perairan Denpasar-Australia itu sudah dievakuasi oleh kapal nelayan dari Jepang, pada Sabtu pagi pukul 07.00 Wita. Proses evakuasi yang dilakukan setelah adanya komunikasi melalui radio dari KM Bandar Nelayan 188 dikabarkan mengalami kebocoran lambung kapal dan kemasukan air laut.
“Untuk nelayan yang sempat dikabarkan mengalami kebocoran kapal sudah berhasil dievakuasi. Semua nelayan yang ada di kapal sudah dievakuasi oleh kapal dari Jepang yang melintas,” kata Darmada, Minggu (16/5) sore.
Menurutnya, total ada 20 ABK yang dievakuasi ke kapal dari Jepang bernama FV Fukuseki Maru 15, dalam keadaan sehat. Seluruh ABK saat ini sedang dalam perjalanan menuju kapal dari Australia, Hamas Anzac, yang hendak menuju titik kejadian. Setelah proses evakuasi itu, para AKB tersebut dievakuasi ke Australia untuk kepentingan pemeriksaan lebih lanjut.
Terkait total ABK di KM Bandar Nelayan 188, Darmada mengaku kalau kapal tersebut sejatinya mengangkut 26 ABK dari pelabuhan Benoa, Denpasar Selatan pada awal April 2021 lalu. Namun, dalam perjalanan terdapat proses transfer ABK antara kapal milik KM Bandar Nelayan 188 dengan kapal penangkap ikan lainnya, sehingga, totalnya saat ini hanya 20 ABK. “Laporan terakhir masih proses evakuasi ke kapal dari Australia. Untuk total, hanya 20 ABK saja, semuanya sehat dan akan diangkut ke Australia terlebih dahulu,” kata Darmada.
Untuk proses pemulangan 20 ABK KM Bandar Nelayan 188 ke Indonesia, Darmada mengatakan saat ini kewenangan sudah berada di Kementerian Luar Negeri (Kemenlu). Hal ini sudah menyangkut hubungan antara Indonesia dan Australia, sehingga pihaknya tidak mengetahui secara pasti kapan akan tiba di Bali. “Kalau waktu pemulangan belum tahu. Soalnya itu sudah ranahnya Kemenlu,” ungkap Darmada.
Sebelumnya diberitakan kapal nelayan yang berlayar dari Pelabuhan Benoa dikabarkan bocor dan kemasukan air laut saat berlayar di sekitar perairan Australia, pada Kamis (13/5). Untuk posisi kapal nelayan tersebut berada di wilayah timur sekitar Denpasar-Australia. Karena jarak cukup jauh, Basarnas Denpasar berkoordinasi dengan tim penyelamat dari Australia untuk melakukan penyelamatan. *dar
Kepala Basarnas Denpasar I Gede Darmada, mengatakan keberadaan 20 ABK yang berada di KM Bandar Nelayan 188 yang sedang melaut di perairan wilayah timur perairan Denpasar-Australia itu sudah dievakuasi oleh kapal nelayan dari Jepang, pada Sabtu pagi pukul 07.00 Wita. Proses evakuasi yang dilakukan setelah adanya komunikasi melalui radio dari KM Bandar Nelayan 188 dikabarkan mengalami kebocoran lambung kapal dan kemasukan air laut.
“Untuk nelayan yang sempat dikabarkan mengalami kebocoran kapal sudah berhasil dievakuasi. Semua nelayan yang ada di kapal sudah dievakuasi oleh kapal dari Jepang yang melintas,” kata Darmada, Minggu (16/5) sore.
Menurutnya, total ada 20 ABK yang dievakuasi ke kapal dari Jepang bernama FV Fukuseki Maru 15, dalam keadaan sehat. Seluruh ABK saat ini sedang dalam perjalanan menuju kapal dari Australia, Hamas Anzac, yang hendak menuju titik kejadian. Setelah proses evakuasi itu, para AKB tersebut dievakuasi ke Australia untuk kepentingan pemeriksaan lebih lanjut.
Terkait total ABK di KM Bandar Nelayan 188, Darmada mengaku kalau kapal tersebut sejatinya mengangkut 26 ABK dari pelabuhan Benoa, Denpasar Selatan pada awal April 2021 lalu. Namun, dalam perjalanan terdapat proses transfer ABK antara kapal milik KM Bandar Nelayan 188 dengan kapal penangkap ikan lainnya, sehingga, totalnya saat ini hanya 20 ABK. “Laporan terakhir masih proses evakuasi ke kapal dari Australia. Untuk total, hanya 20 ABK saja, semuanya sehat dan akan diangkut ke Australia terlebih dahulu,” kata Darmada.
Untuk proses pemulangan 20 ABK KM Bandar Nelayan 188 ke Indonesia, Darmada mengatakan saat ini kewenangan sudah berada di Kementerian Luar Negeri (Kemenlu). Hal ini sudah menyangkut hubungan antara Indonesia dan Australia, sehingga pihaknya tidak mengetahui secara pasti kapan akan tiba di Bali. “Kalau waktu pemulangan belum tahu. Soalnya itu sudah ranahnya Kemenlu,” ungkap Darmada.
Sebelumnya diberitakan kapal nelayan yang berlayar dari Pelabuhan Benoa dikabarkan bocor dan kemasukan air laut saat berlayar di sekitar perairan Australia, pada Kamis (13/5). Untuk posisi kapal nelayan tersebut berada di wilayah timur sekitar Denpasar-Australia. Karena jarak cukup jauh, Basarnas Denpasar berkoordinasi dengan tim penyelamat dari Australia untuk melakukan penyelamatan. *dar
Komentar