Matador Dilarang Teledor
Swiss mengejutkan semuanya. Mereka tampil percaya diri dan mampu tampil fokus selama 90 menit dan pantang menyerah saat menyingkirkan Prancis. Swiss menghargai pertandingan dan memberikan segalanya.
ST PETERSBURG, NusaBali
Menghadapi Swiss di perempatfinal Euro 2020, Spanyol dingatkan tetap waspada dan jangan sampai teledor. Pasalnya, A Team, julukan Swiss, Swiss mampu mengkandaskan Prancis.Tim Matador pun diingatkan agar tetap wasapada dengan kolektivitas dan daya juang para pemain Swiss.
Laga Swiss vs Spanyol di perempatfinal Euro 2020 akan berlangsung pada Jumat (2/7) pukul 24.00 WITA, di Gazprom Arena, Saint Peterburg, Rusia. Di atas kertas, Spanyol memang diunggulkan mengingat komposisi pemain mudanya lagi on fire dan mulai padu. Namun ingat, Swiss melangkah ke perempatfinal dengan mantap usai menaklukkan favorit calon juara, Prancis.
Swiss lolos dari fase grup usai finis sebagai peringkat ketiga terbaik. Mereka di bawah Wales dan Italia pada Grup A. Di 16 besar, Swiss mendepak Prancis yang juga juara Piala Dunia 2018 dan finalis Piala Eropa 2016.
Swiss sempat mengejutkan dan unggul 1-0 di babak pertama. Lalu di babak kedua, Prancis membalikkan keadaan 3-1. Jelang akhir laga, Swiss menyamakan kedudukan 3-3 dan melanjutkan laga sampai babak adu penalti. Akhirnya, Granit Xhaka dkk menang 5-4.
Pundit sepakbola eks pemain MU, Gary Neville menyebut Swiss luar biasa mampu jadi kuda hitam yang harus disegani. Menurutnya, Swiss mengejutkan semuanya. Mereka tampil percaya diri dan menaklukkan pemain-pemain Prancis yang penuh kualitas.
Jose Mourinho, juga punya pendapat serupa. Baginya, Swiss mampu tampil fokus selama 90 menit dan pantang menyerah ketika menyingkirkan Prancis. "Swiss menghargai pertandingan dan memberikan segalanya," kata pelatih yang menangani AS Roma, musim depan.
Spanyol tentu harus waspada dengan Swiss di laga selanjutnya. Jika tidak tampil penuh dan berjuang sampai akhir, bisa-bisa jadi senasib seperti Prancis.
Namun pada laga penting nanti, gelandang sekaligus kapten timnas Swiss, Granit Xhaka, akan absen karena akumulasi kartu kuning. Sebelumnya, Xhaka menginspirasi kemenangan dramatis Swiss via adu penalti atas tim favorit juara, Prancis, pada 16 besar.
A Team—julukan timnas Swiss—mampu memaksakan hasil imbang 3-3 pada waktu normal hingga babak ekstra. Gelandang asal Arsenal itu sekaligus terpilih sebagai ‘Man of the Match’. Tapi dalam laga tersebut, Xhaka menerima kartu kuning setelah berdebat dengan wasit. Hal yang sebetulnya bisa dihindari atau tidak diulangi.
Maklum, kartu kuning pertama sang pemain dalam turnamen ini juga diterima dengan cara serupa, mendebat wasit, pada laga kontra Turki di fase grup. Alhasil, Xhaka terpaksa harus menjalani hukuman imbas dua kartu kuning tidak perlu yang diterimanya. Bersama Arsenal, pemain 28 tahun itu dikenal “hobi mengoleksi kartu”. Kini dia menerima 58 kartu kuning dan tiga kartu merah dalam 220 penampilan bareng The Gunners. Terlepas dari itu, Xhaka kencang dikaitkan dengan Roma yang kini dilatih Jose Mourinho. *
Laga Swiss vs Spanyol di perempatfinal Euro 2020 akan berlangsung pada Jumat (2/7) pukul 24.00 WITA, di Gazprom Arena, Saint Peterburg, Rusia. Di atas kertas, Spanyol memang diunggulkan mengingat komposisi pemain mudanya lagi on fire dan mulai padu. Namun ingat, Swiss melangkah ke perempatfinal dengan mantap usai menaklukkan favorit calon juara, Prancis.
Swiss lolos dari fase grup usai finis sebagai peringkat ketiga terbaik. Mereka di bawah Wales dan Italia pada Grup A. Di 16 besar, Swiss mendepak Prancis yang juga juara Piala Dunia 2018 dan finalis Piala Eropa 2016.
Swiss sempat mengejutkan dan unggul 1-0 di babak pertama. Lalu di babak kedua, Prancis membalikkan keadaan 3-1. Jelang akhir laga, Swiss menyamakan kedudukan 3-3 dan melanjutkan laga sampai babak adu penalti. Akhirnya, Granit Xhaka dkk menang 5-4.
Pundit sepakbola eks pemain MU, Gary Neville menyebut Swiss luar biasa mampu jadi kuda hitam yang harus disegani. Menurutnya, Swiss mengejutkan semuanya. Mereka tampil percaya diri dan menaklukkan pemain-pemain Prancis yang penuh kualitas.
Jose Mourinho, juga punya pendapat serupa. Baginya, Swiss mampu tampil fokus selama 90 menit dan pantang menyerah ketika menyingkirkan Prancis. "Swiss menghargai pertandingan dan memberikan segalanya," kata pelatih yang menangani AS Roma, musim depan.
Spanyol tentu harus waspada dengan Swiss di laga selanjutnya. Jika tidak tampil penuh dan berjuang sampai akhir, bisa-bisa jadi senasib seperti Prancis.
Namun pada laga penting nanti, gelandang sekaligus kapten timnas Swiss, Granit Xhaka, akan absen karena akumulasi kartu kuning. Sebelumnya, Xhaka menginspirasi kemenangan dramatis Swiss via adu penalti atas tim favorit juara, Prancis, pada 16 besar.
A Team—julukan timnas Swiss—mampu memaksakan hasil imbang 3-3 pada waktu normal hingga babak ekstra. Gelandang asal Arsenal itu sekaligus terpilih sebagai ‘Man of the Match’. Tapi dalam laga tersebut, Xhaka menerima kartu kuning setelah berdebat dengan wasit. Hal yang sebetulnya bisa dihindari atau tidak diulangi.
Maklum, kartu kuning pertama sang pemain dalam turnamen ini juga diterima dengan cara serupa, mendebat wasit, pada laga kontra Turki di fase grup. Alhasil, Xhaka terpaksa harus menjalani hukuman imbas dua kartu kuning tidak perlu yang diterimanya. Bersama Arsenal, pemain 28 tahun itu dikenal “hobi mengoleksi kartu”. Kini dia menerima 58 kartu kuning dan tiga kartu merah dalam 220 penampilan bareng The Gunners. Terlepas dari itu, Xhaka kencang dikaitkan dengan Roma yang kini dilatih Jose Mourinho. *
Komentar