Kawasan Tukad Sangsang Zona Berbahaya, Buaya Muara Masih Berkeliaran
GIANYAR, NusaBali.com - Hampir tiga pekan saat dilihat pertamakali, buaya muara di aliran Tukad (Sungai) Sangsang Gianyar belum tertangkap.
Kini di sejumlah lokasi sekitar aliran Tukad Sangsang dipasang spanduk merah sebagai peringatan masyarakat yang berada di kawasan tersebut. Tim Gabungan dari BPBD (Badan penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Gianyar, BKSDA (Badan Konservasi Sumber Daya Alam) Provinsi Bali, dan pawang buaya Bali Safari sebenarnya sudah berupaya menangkap buaya jenis crocodylus porosus sejak Selasa (22/6/2021) atau sehari setelah menampakkan diri. Namun perburuan buaya di Tukad Sangsang yang berada di perbatasan Pantai Lebih (Desa Lebih, Kecamatan Gianyar) dan Pantai Siyut (Desa Tulikup, Kecamatan Gianyar) tidak membuahkan hasil.
Untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, aparat Desa Lebih telah memasang spanduk peringatan bahaya agar tidak melaksanakan kegiatan apa pun di sekitar aliran sungai Sangsang. Menurut keterangan Sulistyo Widodo yang merupakan petugas BKSDA Bali mengungkapkan bahwa buaya memiliki insting yang peka sehingga penangkapannya pun sulit dilakukan. “Buaya merupakan hewan berdarah dingin yang memiliki insting yang tajam, lalu tingkat kepekaan buaya pun sangat tinggi,” ujarnya.
Lebih lanjut Sulistyo Widodo pun menambahkan bahwa BKSDA Bali, terus bekerja sama dengan warga Desa Lebih, BPBD Gianyar, untuk berupaya melakukan penangkapan buaya muara tersebut yang berpotensi membahayakan kehidupan warga sekitar Desa Lebih terutama yang berada di dekat aliran sungai Sangsang.
“Kami dari pihak BKSDA hingga saat ini terus melakukan upaya terbaik kami dalam menangkap buaya muara tersebut dengan tanpa menyakitinya karena buaya termasuk dalam satwa yang dilindungi,” jelas Sulistyo.
Upaya yang dilakukan adalah memasang perangkap yang berisikan umpan. Jika pada awal perburuan menggunakan umpan bebek hidup, kali ini umpan dalam bentuk potongan daging ayam. Perangkap ini secara berkala ditinjau, sayangnya yang menyambar malah biawak, seperti kejadian pada Sabtu (26/6/2021) dan Jumat (2/7/2021).
Hal tersebut tidak melunturkan semangat tim BKSDA, warga Desa Lebih dan BPBD mengupayakan pencarian buaya muara tersebut. “Perangkap dan umpan terus dipasang, nanti apabila ada pergerakan, warga Desa Lebih yang diwakilkan oleh pecalang setempat akan menghubungi pihak kami dari BKSDA maupun BPBD Gianyar itu sendiri,” kata Sulistyo.
Pergerakan dari buaya muara saat ini diperkirakan berada di sebelah Utara jembatan yang ada di aliran Tukad Sangsang, Lebih, Gianyar. “Sehingga kami fokuskan pemasangan perangkap di sana, dan beberapa umpan yang berisi kail di beberapa titik di sungai Sangsang,” ungkap Sulistyo.
Sulistyo Widodo pun berharap agar buaya muara tersebut dapat ditangkap segera agar tidak membahayakan warga desa Lebih ataupun warga lain yang tidak sengaja beraktivitas di sekitar aliran sungai Sangsang. “Untuk sementara sebaiknya agar tidak melakukan aktivitas di aliran sungai Sangsang, karena buaya tidak dapat ditebak pergerakannya mengingat hewan tersebut adalah hewan berdarah dingin dan liar, apabila nanti buaya muara tersebut menampakkan diri dan memungkinkan untuk ditangkap, kami dari BKSDA Bali berharap agar tidak menyakiti satwa tersebut,” tutupnya. *rma
Komentar