Bed Covid-19 di 2 RS Rujukan di Tabanan Penuh
Ketersediaan oksigen di BRSU Tabanan dan UPTD RS Nyitdah juga mulai menipis.
TABANAN, NusaBali
Kasus Covid-19 di Tabanan terus meningkat. Kondisi ini berimbas pada ketersediaan bed di dua rumah sakit rujukan Covid-19, yakni, BRSU Tabanan dan UPTD RS Nyitdah, Desa Nyitdah, Kecamatan Kediri, penuh. Tak hanya itu, stok oksigen juga mulai menipis.
Direktur BRSU Tabanan dr Nyoman Susila menegaskan, ketersediaan bed untuk perawatan pasien Covid-19 penuh. BRSU Tabanan menyediakan bed perawatan Covid-19 sebanyak 78 bed, saat ini seluruhnya terisi alias penuh. Bahkan pada Selasa (20/7) sekitar pukul 09.00 Wita, enam pasien positif Covid-19 masih dirawat di ruang UGD. “Sekarang penuh dari 78 bed yang kami sediakan,” jelas dr Susila, Selasa kemarin.
Kondisi ini membuat BRSU Tabanan kewalahan. Sekarang jalan keluarnya hanya bisa berkoordinasi dengan rumah sakit lain yang masih memiliki ketersediaan bed. “Kita masih koordinasikan hal ini kalau nanti ada penambahan pasien Covid-19,” kata dr Susila.
Menurut dia kondisi pasien Covid-19 yang dirawat BRSU Tabanan memiliki gejala sedang dan berat. Sebagian besar mengeluhkan sesak termasuk yang masih dirawat di UGD BRSU Tabanan. “Jadi semua yang kami rawat ini (mengeluh) sesak, gedung yang kami sediakan tiga lantai sudah penuh,” tegasnya.
Tak hanya itu, dr Susila menyebutkan, untuk sekarang BRSU Tabanan juga mengalami kelangkaan oksigen. “Kita kejar-kejaran untuk memesan, namun stok oksigen yang kami punya masih cukup untuk kebutuhan sampai besok malam,” tegas dr Susila.
Dengan kondisi sekarang, dia meminta kepada masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan Covid-19. Kalau terus seperti ini tenaga kesehatan yang nantinya kewalahan. Apalagi sekarang petugas medis BRSU Tabanan ada yang terpapar positif Covid-19. “Di sini masyarakat harus bekerjasama, sekitar 18 petugas kami sudah terpapar, tetapi masih ada penggantinya. Namun jika pasien terus bertambah, tidak bisa kami bayangkan,” beber dr Susila.
Sementara ketersediaan bed di UPTD RS Nyitdah juga mengalami kondisi sama. Dari 40 bed yang ada, hanya 30 yang layak pakai. Dari 30 bed yang layak pakai itu, yang sudah terisi 29 bed. Sedangkan 10 bed lainnya berada di ruangan yang rusak/tak layak huni. “Ruangan kita ada yang rusak, kamar mandi tidak bisa digunakan dan ada juga bocor,” jelas Direktur UPTD RS Nyitdah dr Nyoman Wisma Berata.
Sehingga sekarang UPTD RS Nyitdah masih memperbaiki ruangan agar 10 bed ini bisa digunakan kembali. Apalagi sejak sepekan kasus Covid-19 meningkat ke UPTD RS Nyitdah. “Kita secepatnya akan perbaiki, jika nanti ada tambahan, kita koordinasi ke rumah sakit lain,” imbuh dr Wisma Berata.
Kemudian terkait dengan ketersediaan oksigen di UPTD RS Nyitdah sistemnya kejar-kejaran memesan ke Provinsi Bali. “Di seluruh rumah sakit, rata-rata keluhan pasien sesak, sehingga untuk pemesanan oksigen kejar-kejaran ke Provinsi Bali, agar jangan sampai kosong sekali,”tandas dr Wisma Berata. *des
Direktur BRSU Tabanan dr Nyoman Susila menegaskan, ketersediaan bed untuk perawatan pasien Covid-19 penuh. BRSU Tabanan menyediakan bed perawatan Covid-19 sebanyak 78 bed, saat ini seluruhnya terisi alias penuh. Bahkan pada Selasa (20/7) sekitar pukul 09.00 Wita, enam pasien positif Covid-19 masih dirawat di ruang UGD. “Sekarang penuh dari 78 bed yang kami sediakan,” jelas dr Susila, Selasa kemarin.
Kondisi ini membuat BRSU Tabanan kewalahan. Sekarang jalan keluarnya hanya bisa berkoordinasi dengan rumah sakit lain yang masih memiliki ketersediaan bed. “Kita masih koordinasikan hal ini kalau nanti ada penambahan pasien Covid-19,” kata dr Susila.
Menurut dia kondisi pasien Covid-19 yang dirawat BRSU Tabanan memiliki gejala sedang dan berat. Sebagian besar mengeluhkan sesak termasuk yang masih dirawat di UGD BRSU Tabanan. “Jadi semua yang kami rawat ini (mengeluh) sesak, gedung yang kami sediakan tiga lantai sudah penuh,” tegasnya.
Tak hanya itu, dr Susila menyebutkan, untuk sekarang BRSU Tabanan juga mengalami kelangkaan oksigen. “Kita kejar-kejaran untuk memesan, namun stok oksigen yang kami punya masih cukup untuk kebutuhan sampai besok malam,” tegas dr Susila.
Dengan kondisi sekarang, dia meminta kepada masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan Covid-19. Kalau terus seperti ini tenaga kesehatan yang nantinya kewalahan. Apalagi sekarang petugas medis BRSU Tabanan ada yang terpapar positif Covid-19. “Di sini masyarakat harus bekerjasama, sekitar 18 petugas kami sudah terpapar, tetapi masih ada penggantinya. Namun jika pasien terus bertambah, tidak bisa kami bayangkan,” beber dr Susila.
Sementara ketersediaan bed di UPTD RS Nyitdah juga mengalami kondisi sama. Dari 40 bed yang ada, hanya 30 yang layak pakai. Dari 30 bed yang layak pakai itu, yang sudah terisi 29 bed. Sedangkan 10 bed lainnya berada di ruangan yang rusak/tak layak huni. “Ruangan kita ada yang rusak, kamar mandi tidak bisa digunakan dan ada juga bocor,” jelas Direktur UPTD RS Nyitdah dr Nyoman Wisma Berata.
Sehingga sekarang UPTD RS Nyitdah masih memperbaiki ruangan agar 10 bed ini bisa digunakan kembali. Apalagi sejak sepekan kasus Covid-19 meningkat ke UPTD RS Nyitdah. “Kita secepatnya akan perbaiki, jika nanti ada tambahan, kita koordinasi ke rumah sakit lain,” imbuh dr Wisma Berata.
Kemudian terkait dengan ketersediaan oksigen di UPTD RS Nyitdah sistemnya kejar-kejaran memesan ke Provinsi Bali. “Di seluruh rumah sakit, rata-rata keluhan pasien sesak, sehingga untuk pemesanan oksigen kejar-kejaran ke Provinsi Bali, agar jangan sampai kosong sekali,”tandas dr Wisma Berata. *des
Komentar