nusabali

Satu Pura Tertimbun, 4 KK Mengungsi, Siswa Tak Bisa ke Sekolah

  • www.nusabali.com-satu-pura-tertimbun-4-kk-mengungsi-siswa-tak-bisa-ke-sekolah

Embung yang senderannya jebol dibangun tahun 2014 dengan biaya Rp 6 miliar, diproyeksikan untuk melayani kebutuhan air bagi 1.354 KK di 13 banjar wilayah Desa Bukit

Bencana Banjir Lumpur Akibat Jebolnya Senderan Embung di Desa Bukit, Kecamatan Karangasem


AMLAPURA, NusaBali
Senderan embung (tempat penampungan air hujan) di kawasan perbukitan Banjar Jumenang, Desa Bukit, Kecamatan Karangasem mendadak jebol, Senin (2/1) malam. Karena jebolnya senderan sepanjang 80 meter dengan tinggi 30 meter ini, terjadilah banjir lumpur hingga menyebabkan Pura Pasucian Manik Pancoran tertimbun, selain 4 kepala ke-luarga (KK) terpaksa mengungsi.

Senderan yang terbuat dari bekas tanah galian dan batu terikat kawat bronjong yang mendadak jebol ini, berada di sisi barat embung. Senderan ini sekaligus jadi penahan air Sungai Bebuka, yang mengalir dari Desa Bukit menuju Desa Seraya Barat, Kecamatan Karngasem. Sedangkan embung dengan ukuran 55 meter x 50 meter berkedalaman 5 meter yang berada di sebelah timur senderan, selamat dari longsor.

Bencana jebolnya senderan embung di Banjar Jumenang, Desa Bukit ini terjadi Senin ma-lam semkitar pukul 20.00 Wita. Informasi di lapangan, sebelum benar-benar jebol, senderan mulai terkikis sejak sore pukul 16.05 Wita akibat hujan lebat.

Begitu senderan jebol, terjadi banjir lumpur di sepanjang Sungai Bebuka. Banjir lumpur menerjang apa saja, termasuk menghanyutkan batu dan menumbangkan pohon besar. Selain menimbun Pura Pasucian Manik Pancoran, banjir lumpur ini juga mengakibatkan akses jalan dari Desa Bukit menuju Desa Seraya Barat terputus akibat tertutup lumpur.

Akses jalan yang paling parah tertutup lumpur adalah rute Banjar Jumeneng (Desa Bukit)-Banjar Bukit Tabuan (Desa Bukit)-Desa Seraya Barat. Ketebalan lumpur yang menutupi akses jalan ini mencalai sekitar 30-50 cm.

Sedangkan Pura Pasucian Manik Pancoran yang berlokasi di tepi sungai kawasan Banjar Jumenang, Desa Bukit bukan hanya tertimbun lumpur, namun sebagian bangunan suci (palinggih)-nya hanyut. Bangunan pura yang hanyut, antara lain, Palinggih Taksu dan tembok panyengker. Sedangkan Bale Pesamuan dengan ukuran 4 meter x 3 meter bahkan tenggelam, tingga tinggal atap. Demikian pula cubang air tenggelam di pura ini ikut tenggelam.

Gara-gara banjir lumpur yang dipicu jebolnya senderan embung ini, ada 4 KK warga di Desa Bukit yang terpaksa mengungsi ke tempat aman, karena ketakutan oleh suara gemuruh material yang hanyut di singai. Mereka masing-maisng keluarga I Wayan Cakra (beranggotakan 3 jiwa, yang mengungsi di rumah kerabatnya, I Nyoman Sudri), keluarga I Wayan Bukit (beranggvotakan 6 jiwa), keluarga I Nyoman Parsa (beranggotakan 6 jiwa), dan keluarga I Wayan Wirama (beranggotakan 3 jiwa yang mengungsi ke rumah orangtuanya).

Bukan hanya itu, segenap siswa dan guru SDN 4 Seraya Barat juga tidak bisa berangkat ke sekolah, Selasa (3/1), karena akses jalan tertutup lumpur. Sedangkan beberapa siswa SMPN 3 Amlapura di Desa Seraya Tengah, Kecamatan Karangasem yang berasal dari Desa Bukit, nekat berangkat ke sekolah dengan jalan kaki mendaki Bukit Kenusut sejauh 300 meter.

Sementara itu, petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karangasem turun ke lokasi bencana jebolnya senderan embung di Desa Bukit, Selasa kemarin. Mereka terjun dengan dikoordinasikan langsujng Kepala Pelaksana BPBD Karangasem, Ida Bagus Ketut Arimbawa. Hanya saja, mereka belum bisa melakukan penanganan.

Menjurut IB Arimbawa, pihaknya kebingungan melakukan penanganan awal. Karena itu, BPBD Karangasem telah berkoordinasi dengan Dinas PU Karangasem dan Balai Wilayah Sungai Bali Penida terkait masalah ini. “Meski material lumpur dan batu yang menutupi jalan kami keruk, tetap saja datang material susulan hanyut dari hulu. Kami telah koordinasi dengan pihak-pihak terkait, agar masyarakat bisa secepatnya melewati jalur yang tertutup material ini,” tandas Arimbawa saat dikonfirmasi NusaBali, Selasa kemarin.

Sementara itu, embung dengan ukuran 55 meter x 50 meter berkedalaman 5 meter yang senderannya jebol ini dibangun tahun 2014. Proyek embung yang berkapasitas tampung 13.750 meter kubik air ini bernilai Rp 6 miliar dengan biaya dari Balai Wilayah Sungai Bali Penida.

Saat ini, embung ukuran besar tersebut sudah penuh berisi air, namun belum dioperasikan. Padahal, pipa-pipa telah terpasang untuk mengalirkan air bersih beberapa banjar di desa Bukit, Kecamatan Karangasem.

Rencananya, air dari embung ini untuk melayani kebutuhan 1.354 KK se-Desa Bukit yang berpenduduk 4.827 jiwa, tersebar di 13 banjar dinas, masing-masing Banjar Bukit Tabuan, Banjar Jumenang, Banjar Kampung Anyar, Banjar Batu Gunung, Banjar Karang Sasak, Banjar Sekar Gunung Kaler, Banjar Sekar Gunung Kelod, Banjar Bukit Kaler, Banjar Bukit Kelod, Banjar Tibulaka Sasak, Banjar Tibulaka Bali, Banjar Tiying Jangkrik, dan Banjar Kebon Bukit. * k16

Komentar