Politeknik Negeri Bali Gelar KKN di Bakas
SEMARAPURA, NusaBali
Mahasiswa Politeknik Negeri Bali menggelar KKN (Kuliah Kerja Nyata) di Desa Bakas, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, Jumat (2/7) - Sabtu (24/7).
Kegiatan bertema ‘Membangun Negeri dari Desa Pada Masa Pandemi’ ini merupakan salah satu bentuk pembelajaran mahasiswa untuk pemberdayaan masyarakat.
“Harapan kami agar mahasiswa dapat menerapkan langsung teori yang mereka peroleh di kampus. Tujuannya, agar dapat membantu pengembangan Desa Wisata Bakas,” terang dosen pembimbing KKN Politeknik Negeri Bali, Ir I Gede Ketut Sri Budarsa MSi MT, saat acara penutupan KKN di desa setempat, Sabtu (24/7/).
Kata Sri Budarsa, program KKN juga untuk mengembangkan sikap empati, kreativitas, penerapan teknologi manajemen, dengan cara ikut membantu pelaksanaan program-program di desa. Dia berharap program KKN Politeknik Negeri Bali dapat kembali dilaksanakan di Desa Bakas pada masa mendatang. Dia memaklumi program KKN ini berjalan kurang maksimal karena pada masa pandemi Covid-19.
“Mudah-mudahan pada tahun berikutnya, kami akan sepenuh hati dan tenaga, melimpahkan kreativitas kami untuk membantu pencapaian tujuan utama Desa Wisata Bakas yang potensinya sangat besar ini,” ujar dosen teknik elektro ini.
KKN dilakukan sekitar tiga minggu, 2 - 24 Juli 2021, oleh mahasiswa yang mengikuti program wajib (intrakurikuler). Mereka mahasiswa semester akhir (VIII) program Diploma IV Sarjana Terapan. Program ini berbobot 3 SKS, terdiri dari 16 kali pertemuan/minggu, setara 288 jam pertemuan.
“Artinya, minimal mahasiswa harus 12 jam ada di lokasi KKN,” imbuh Sri Budarsa.
Perbekel Desa Bakas I Wayan Murdana mengucapkan terima kasih kepada Politeknik Negeri Bali. Karena telah mempercayakan Desa Bakas sebagai lokasi program KKN sekaligus sebagai desa binaan Politeknik Negeri Bali. “Harapan kami pembinaan-pembinaan itu akan berkesinambungan bukan kali ini saja. Karena Desa Bakas adalah salah desa wisata di Klungkung yang kami rintis mulai tahun 2017,” ujar Murdana.
Dia berharap Desa Bakas bisa lebih berkembang sebagai desa wisata pasca pandemi Covid-19. Desa Bakas diapit oleh dua aliran sungai yakni, Sungai Bubuh di timur dan Sungai Melangit di barat. Di selatan Desa Tusan, dan utara Desa Nyalian, masih wilayah Kecamatan Banjarangkan. Desa ini juga diapit huma sejuk alami. Posisinya juga strategis karena terletak di bawah Bukit Buung. Kombinasi ini menjadikan Desa Bakas sangat ikonik dan menarik minat wisatawan.
Salah seorang pelaku usaha keripik rempeyek di Desa Bakas, Desak Ketut Suati mendapat bantuan label kemasan produknya dari mahasiswa KKN. Dia berterima kasih atas bimbingan para mahasiwsa KKN yang membantu pelabelan (branding) keripiknya. ‘’Adik-adik mahasiswa juga membantu cara pemasaran, pemakaian kemasan, sehingga bisa lebih baik pemasarannya,” terang Desak.
Dia berharap meski KKN nanti berakhir, mahasiswa Politeknik Negeri Bali dapat terus membina para pelaku usaha di desa ini. “Dengan label seperti ini, saya merasa lega karena dapat peluang pemasaran lebih luas, tidak di desa ini saja,” tandasnya. 7lsa
Komentar