Tag: I Gede Suwantana
Saat ajal tiba, turunkanlah yang ada di dahi, turunkan Sang Hyang Ongkara hingga menyatu dengan pangkal hati. Jika ini bisa dikuasai, maka kelepasan langsung diperoleh, ada di alam yang terang benderang. Namun, jika tidak mampu menguasainya, biarkanlah kembali ke atas mengikuti susumna nadhi menuju ubun-ubun. Ini adalah jalan sadasiva. Lorong yang ada di dalam hati sesungguhnya satu dengan ruang angkasa sebagaimana orang lihat. Rongga di dalam hati adalah ruang angkasa yang tanpa batas dan tanpa
Ada alasan tertentu di balik kebersamaan dua orang, bahkan cinta terbebas dari faktor eksternal
Orang bijak harus belajar untuk menerima kebijaksanaan dari siapapun, meskipun dari anak kecil. Bukankah lampu malam yang kecil bisa menyinari sesuatu yang matahari sendiri tidak mampu?
Yang Mulia! Gunakan waktumu untuk melihat atma dalam segala suasana di mana-mana, sadari dirimu sebagai non dual atma dan nikmati kebahagiaan sejatimu sendiri.
Napas keluar dengan suara sa dan napas masuk dengan suara ha. Demikianlah individu empiris senantiasa melantunkan mantra hamsah ini.
Seizin guru, murid pergi setelah mendengarkan kata-katanya dan bersujud penuh kasih dan hormat.
Hanya satu sesungguhnya musuh itu, yakni kebodohan. Tidak ada yang menyamai pengaruh kebodohan itu. Orang yang dicengkeram kebodohan akan melakukan perbuatan buruk.
Seperti anak panah yang telah dilepas menuju target, karmaphala yang telah berjalan sebelum hadirnya pengetahuan tidak bisa dihilangkan oleh pengetahuan itu tanpa memberikan hasil.
Kapan pun pikiran merasa puas (tanpa agitasi), berkonsentrasilah pada itu. Dalam banyak kasus, sifat alami dari kebahagiaan tertinggi akan memanifestasikan dirinya sendiri.
Tindakan adalah untuk memurnikaan pikiran, tidak untuk memperoleh (mengetahui) kebenaran. Pengetahuan akan kebenaran hanya berhubungan dengan penyelidikan, bahkan tidak setitik pun pengetahuan yang didapat dari berjuta-juta tindakan.
Siva berkata: dengar wahai dewi! Aku katakan padamu, semua rintangan yang menghalangi di jalan Yoga. Guna meraih emansipasi, kenikmatan (bhoga) adalah rintangan yang terbesar.
Beragam Purusa ditentukan oleh karena peruntukan individu atas kelahiran, kematian, dan instrument tindakan dan kognisi; atas ketidaksimultanan aktivitas; dan atas berbagai modifikasi yang disebabkan oleh tri guna.
Dari siksaan yang disebabkan oleh tiga jenis derita, muncul keinginan (inquiry) mencari alat atau cara dalam mengakhirinya. Jika dikatakan demikian, maka inquiry itu tidak berguna sepanjang cara atau alat terlihat (visible means) eksis. Jawaban kita: tidak demikian, karena (dalam visible means) tidak ada kepastian dan keabadian.
Pikiran yang dikacaukan oleh keinginan dan kenikmatan sebagaimana juga pikiran menikmati nikmatnya ‘trance’ mesti dibawa ke dalam disiplin sempurna dengan membangunkannya melalui saluran yang tepat. Kondisi trance maupun agitasi keinginan sama-sama berbahaya.
Ruang di dalam sebuah pot bukanlah efek lengkap dan bukan pula salah satu bagian dari ruang yang menyelimuti semua. Dengan cara yang sama jiva individu (individual self) tidak bersumber dari dan tidak juga sebagai bagian dari Diri Tertinggi (Supreme Self).
Ini adalah kesimpulan pasti filsafat Vedanta bahwa atman, bersinar dari dalam dirinya sendiri, melalui kekuatan delusinya sendiri (maya) mengimajinasikan di dalam Dirinya sendiri oleh Dirinya sendiri seluruh objek, dan pengalaman individunya baik di dunia luar maupun dunia dalam. Dia sendiri adalah yang mengetahui (knower) dari objek-objek yang diciptakan.
OBJEK yang berbeda-beda dikognisi di dalam mimpi adalah ilusi, karena semuanya itu dipersepsi eksis. Dengan alasan yang sama objek yang dilihat saat jaga juga dinyatakan sebagai ilusi. Baik saat mimpi maupun jaga sifat objek tetap sama. Yang berbeda hanyalah keterbatasan ruang dalam ranah mimpi. Objek mimpi hanya dilihat di dalam badan.
Aku sujud pada yoga asparsa yang diajarkan, yang menjanjikan kebahagiaan bagi semua, yang kondusif bagi kesejahteraan semua, yang mengatasi semua perselisihan, yang terbebas dari permusuhan dan kontradiksi.
Ide pluralitas tentang Atman dinyatakan oleh mereka yang bodoh, pendekatan mereka menutupi hal yang tak terkondisi. Di mana kemudian penghancuran dari selubung sifat murni Atman?
Semua makhluk yang eksis di muka bumi lahir dari makanan. Mereka, setelahnya, hidup oleh makanan; selanjutnya, mereka pada akhirnya kembali kepadanya dan menyatu menjadi makanan.
Topik Pilihan
-
-
Badung 07 Nov 2024 Pelayanan di Kantor Desa Tetap Normal
-
Bangli 07 Nov 2024 Bawaslu Bangli Sebut Masih Berproses
-
Buleleng 06 Nov 2024 Polres Buleleng Dukung Ketahanan Pangan
-
-
-
Denpasar 06 Nov 2024 KLH Minta Sisihkan Dana Desa untuk Sampah
-
-
Berita Foto
Produksi Beras pada tahun 2024 di Bali
Pertunjukan Balet Internasional
Pentas Budaya Literasi Kota Denpasar 2024
Nusa Ning Nusa
Indonesia Emas, Seperti Apa?
Chaturvarṇyaṁ mayā sṛṣṭaṁ guṇa-karma vibhāgaśaḥ; tasyā kartāraṁ api māṁ viddhi akartāraṁavyayaṁ.(Bhagavad Gita 4.13)