Tag: Religi
Seseorang bertapa dengan menggulung rambutnya, seseorang dengan menggundul kepalanya, yang lain dengan menggerai rambutnya, demikian juga yang lainnya pawai dengan jubah oranye.
Jangan bersedih terhadap apa yang sudah berlalu, jangan pula risau terhadap apa yang akan datang! Orang-orang bijaksana hanya melihat masa sekarang dan berusaha sebaik-baiknya.
Kalau seseorang berteman dengan orang yang tingkah lakunya tidak baik, dengan orang yang penglihatannya jahat, dengan orang yang tinggal di tempat-tempat kotor dan tidak suci, bergaul dengan penjahat, segera menemui kebinasaan.
Tidak usah heran dengan orang yang belum mengetahui sesuatu secara benar selalu menjelek-jelekkan yang belum jelas. Seperti halnya permaisuri para kirata (golongan pemburu pada zaman purba) menolak permata dari kepala gajah, sebaliknya memakai perhiasan biji gunja (biji-bijian yang terdapat di semak belukar).
Saringlah amrta meski ada dalam racun, ambillah emas meskipun dalam kotoran, pelajari ilmu kesadaran diri walaupun dari anak kecil, demikian juga nikahilah wanita yang berkelakuan mulia meskipun dari keluarga hina.
Seorang bapak dan ibu yang tidak memberikan pelajaran (kesucian) kepada anaknya, mereka berdua adalah musuh dari anak tersebut. Anak tersebut tidak akan ada artinya di masyarakat, bagaikan seekor burung bangau di tengah-tengah kumpulan burung angsa.
Semoga Dia melindungi kita berdua, semoga Dia senang dengan kita berdua. Semoga kita bisa bekerjasama dengan penuh semangat. Semoga pelajaran ini menerangi kita. Semoga tidak ada kebencian di antara kita.
Jangan percaya kepada teman jahat. Juga jangan terlalu percaya dengan teman dekat, sebab ketika ia marah, segala rahasiamu akan dibukanya.
DULUNYA, ide tentang segala sesuatu serba terhubung hanya terdengar di dunia spiritual.
Janganlah hidup terlalu lurus atau terlalu jujur, seperti halnya pohon-pohon lurus di hutan akan ditebang sementara pohon-pohon yang bengkok dibiarkan hidup. Ini sama dengan hidup di dunia kalau terlalu jujur pasti akan dimanfaatkan orang.
Ada tiga macam yang menyebabkan sorga, yaitu: tapa, yadnya dan kirtti.
Laksana bayangan bulan yang tampak pada tempayan yang berisi air jernih. Demikian juga Sang Diri akan tampak bagi mereka yang hatinya dibersihkan melalui Yoga.
Semua menciptakan rintangan, diantaranya Darsana, Srawana, Boddhawya, Gandha.
Lakukanlah yadnya berdasarkan Widhi Drsta, tanpa mengharapkan keuntungan dan meyakini sepenuhnya bahwa yadnya ini adalah kewajiban yang bersifat sattva.
Seorang peneliti dari Universitas Harvard, Robert Waldinger, bercerita di situs youtube-nya TED, bahwa yang sangat didambakan oleh mayoritas anak muda di zaman ini hanya dua: cepat kaya dan cepat terkenal. Ini bisa dimengerti.
Karena makanan makhluk bisa hidup, karena hujan makanan bisa dihasilkan, karena yadnya hujan turun dan yadnya lahir oleh karena kerja.
HOMA Yajna/Agni Hotra/Havan Yajna adalah pemujaan kepada Agni (api). Yadnya ini bukan merupakan ritus baru di Bali.
Sebelum malukat ke Pura Goa Peteng Alam Tunjung Mekar, pamedek lebih dulu wajib mampir dan menghaturkan canangsari ke pererapan suci di rumah Jro Mangku Ketut Kariasa yang berlokasi sekitar 100 meter di sebelah utara
Rabu Kliwon Dungulan namanya Galungan, sebagai momentum menuju jnana Samadhi supaya mendapatkan pandangan yang terang dalam melenyapkan segala bentuk kekacauan pikiran.
Ketahuilah bahwa menyakiti makhluk-makhluk bergerak atau tak bergerak yang sudah ditentukan untuk suatu tujuan oleh Veda, bukanlah menyakiti sama sekali, karena Veda-lah hukum suci itu asalnya.
Topik Pilihan
-
-
Badung 07 Nov 2024 Pelayanan di Kantor Desa Tetap Normal
-
Bangli 07 Nov 2024 Bawaslu Bangli Sebut Masih Berproses
-
Buleleng 06 Nov 2024 Polres Buleleng Dukung Ketahanan Pangan
-
-
-
Denpasar 06 Nov 2024 KLH Minta Sisihkan Dana Desa untuk Sampah
-
-
Berita Foto
Produksi Beras pada tahun 2024 di Bali
Pertunjukan Balet Internasional
Pentas Budaya Literasi Kota Denpasar 2024
Nusa Ning Nusa
Indonesia Emas, Seperti Apa?
Chaturvarṇyaṁ mayā sṛṣṭaṁ guṇa-karma vibhāgaśaḥ; tasyā kartāraṁ api māṁ viddhi akartāraṁavyayaṁ.(Bhagavad Gita 4.13)