Tag: Weda
Oh pikiran, jangan bawa pemikiran-pemikiran tersembunyi dan keinginan-keinginan yang korup. Oh pikiran, dengan berbagai cara, buang pemikiran-pemikiran duniawi sepenuhnya. Oh pikiran, jangan hilangkan dharmamu yang inheren. Oh pikiran, jagalah esensi pemikiran yang benar dan berpijaklah pada kebenaran selalu.
Menggelindingkan batu besar ke atas bukit sungguh sangat sulit, namun mendorongnya ke bawah gampang sekali. Demikian juga orang perlu berjuang banyak untuk menumbuhkan kualitas baik, tetapi jatuhnya sangat cepat karena melakukan satu kesalahan.
Tetapi, orang yang mantap di dalam dirinya menjadi terbebaskan dari rasa suka dan rasa tidak suka, memiliki kemampuan mengendalikan indriya-indriya dengan objek-objeknya, maka ia mencapai kebersihan hati.
Dunia ditopang oleh kekuatan kebenaran; kekuatan kebenaran yang membuat matahari bersinar dan angin berhembus; makanya, segala sesuatu bersandar pada kebenaran.
Bhairavi berkata (kepada Bhairava): Wahai Deva, bagaimana bisa Kesadaran Ilahi yang tak tertandingi itu memberikan pencapaian langsung atas identitas ‘aku’ empirik dengan kesadaran ‘Aku’ Siwa secara sempurna di dalam tubuh fisik ini, dan dengan pengetahuan itu seseorang memperoleh kesatuan dengan kekuatan Kesadaran Universal (khecari).
Pertimbangkan terus hal ini: waktu yang tepat, teman yang tepat, tempat yang tepat, cara memperoleh income yang tepat, pengeluaran cara yang tepat dan dari mana kekuatan Anda berasal.
JAKARTA, NusaBali
Guru agama Hindu di Banten mengikuti pembinaan pembacaan kitab suci Weda di wantilan Pura Kertajaya, Kota Tangerang, Provinsi Banten.
Engkau mesti melakukan tugas yang telah ditentukan, tetapi tidak berhak atas hasil dari tindakan itu. Jangan merasa dirimu sebagai penyebab dari hasil pekerjaanmu, dan jangan terikat untuk tidak melakukan kewajibanmu.
Singa, gajah, dan orang mulia dengan harga diri yang tinggi akan segera meninggalkan posisi mereka sekali harga dirinya terluka. Tetapi, gagak, kucing, dan orang jahat berharap posisi yang sama tetap berlanjut.
Segala penderitaan dan siksaan lenyap ketika orang mengingat keberanian Hanuman.
Kerja harus dilaksanakan sebagai yadnya. Jika tidak, kerja menyebabkan rintangan di dunia material ini. Maka dari itu, wahai Putra Kunti, lakukan apa yang menjadi kewajibanmu tanpa harus terikat dengan hasilnya.
Sujud ke hadapan Guru, yang mantap dalam pengetahuan dan kekuatan, yang berhiaskan garlan pengetahuan dan yang menganugerahi baik kesejahteraan duniawi maupun pembebasan spiritual.
Waktu menyempurnakan seluruh makhluk hidup, namun pada saat yang bersamaan membunuhnya; waktu itu sendiri tetap terjaga ketika semua yang lainnya tertidur. Waktu tidak dapat diatasi, berada di atas kebenaran.
Namun, kelahiran dari seorang guru melalui proses dvijati itulah dinyatakan sebagai kelahiran yang sebenarnya, kelahiran yang utuh dan abadi.
Nafsu dan amarah lahir dari rajaguna, sangat merusak dan berdosa. Ketahuilah bahwa keduanya adalah musuh paling berbahaya di dunia material ini.
Karena itu, pergunakanlah waktumu semasih muda, lakukanlah pekerjaan berlandaskan dharma, sebab maut bisa datang setiap saat.
Ada dua ekor burung berteman sangat dekat, bertengger pada pohon (diri) yang sama. Salah satu burung sibuk memakan buah pohon itu dengan lahap, sementara yang satunya hanya menyaksikan, tidak ikut makan.
(Saat perayaan Tumpek Landep) malam hari hendaknya jangan melakukan kegiatan apapun, diam saja, mengheningkan pikiran, merenungkan Sang Hyang Dharma dan berbagai ajaran sastra.
Dari kemarahan muncul delusi, dari delusi memori lenyap, dari lenyapnya memori diskriminasi hancur, kehilangan diskriminasi, kemusnahan menanti.
Topik Pilihan
-
-
Denpasar 08 Jan 2025 2 Taman di Denpasar Berstatus SNI
-
Denpasar 08 Jan 2025 Polda Bali Masih Buru Pemerkosa WNA China
-
-
Gianyar 07 Jan 2025 Harga Cabai Rawit Tembus Rp 100.000/Kg
-
-
Denpasar 07 Jan 2025 Pemprov Beri Diskon Pajak Ranmor
-
-
Berita Foto
Kunjungan Wisatawan 2024 di Danu Beratan
Penataan Kawasan
Diskon Tarif Listrik
Nusa Ning Nusa
MUTIARA WEDA: Fakta vs Angan-angan
Nākrocamicchenna mṛṣā vadecca napaiṣunyam janavādaṁ na kuryāt, satyavrato mitabhāṣo pramattastya vagdvāramupaiti guptim. (Sãrasamuccaya, 124)