Tag: Oesman Sapta Odang

KPU memberikan syarat kepada Oesman Sapta Odang (OSO) agar dapat masuk Daftar Calon Tetap (DCT) anggota DPD.

Koalisi Masyarakat Sipil memberikan masukan kepada KPU terkait sikap mengenai pencalonan DPD Oesman Sapta Oedang (OSO).

Komisi Pemilihan Umum (KPU) membuka dua opsi untuk menentukan putusan terkait pencalonan Oesman Sapta Oedang (OSO) sebagai calon anggota DPD RI.

Mahkamah Agung (MA) memenangkan judicial review yang diajukan Oesman Sapta Odang (OSO).

Putusan MA ini dianggap tidak sesuai dengan putusan MK, sebab  putusan MK tidak membolehkan pengurus parpol menjadi calon anggota DPD.

Bawaslu memutuskan gugatan yang diajukan Ketua Umum Hanura, Oesman Sapta Odang (OSO) terkait dugaan pelanggaran administrasi.

Ketua Umum Partai Hanura, Oesman Sapta Odang (OSO) dicoret KPU dari daftar caleg Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI lantaran masih menjadi fungsinaris parpol.

Majunya kembali Oesman Sapta Odang (OSO) menjadi senator di pemilihan legistatif 2019 mendatang memunculkan sejumlah pertanyaan.

Ketum Hanura Oesman Sapta instruksikan seluruh jajaran partai yang dipimpinnya dari tingkat pusat hingga ke tingkat ranting untuk memasang foto-foto Wiranto sebagai calon wakil presiden.

Gede Pasek Suardika alias GPS, senator asal Bali merasa bangga namanya disebut-sebut sebagai Calon Wakil Ketua MPR RI menggantikan Oesman Sapta Odang (OSO) dari unsur Dewan Perwakilan Daerah (DPD).

Nama senator DPD RI asal Bali, Gede Pasek Suardika (GPS) menjadi figur yang digadang-gadang menggantikan Oesman Sapta Odang (OSO) sebagai Wakil Ketua MPR.

Pengurus DPP Partai Hanura kubu 'Ambhara' dan 'Manhattan' telah sepakat menyudahi konflik. Namun, Hanura 'Ambhara' menuding kubu 'Manhattan' yang merupakan loyalis Oesman Sapta Odang (OSO) tidak memiliki kesungguhan untuk berdamai atau islah.

Dalam memperingati Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni besok, Ketua DPD RI Oesman Sapta Odang (OSO) meminta kepada semua komponen bangsa untuk terus menjaga dan melindungi Pancasila dari kelompok-kelompok tidak bertanggung jawab. Sebab, Indonesia dibangun untuk semua golongan, suku, adat istiadat dan agama yang diakui oleh negara.