Agrotourism Buyan, Tanam 2.170 Pohon
Mulai Pohon Bodhi hingga alpukat mentega bakal menghijaukan kawasan Buyan.
SINGARAJA, NusaBali
Penataan kawasan Danau Buyan, di Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Buleleng sebagai upaya menjadi salah satu objek wisata agrotourism, terus diupayakan. Kali ini, Pemkab Buleleng bersama masyarakat Desa Pancasari menanam ribuan pohon berbagai jenis yang bisa hidup ratusan tahun, Minggu (24/11/2019) pagi.
Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana mengatakan, pohon yang ditanam di kawasan Danau Buyan agar jenis pohon dengan ukuran besar yang memiliki angka harapan hidup lebih lama. Dia juga meminta kepada seluruh jajaran di Pemkab Buleleng agar penanaman pohon tidak sekadar seremonial saja. Karena, jka penanaman pohon dilakukan tanpa adanya tindak lanjut seperti pemeliharaan pohon itu sendiri, akan menjadi sesuatu yang mubazir. “Jangan takut untuk menganggarkan pemeliharaan pohon dalam upaya melestarikan lingkungan,” tegasnya.
Bupati Agus Suradnyana sendiri berkeinginan mengembangkan kawasan Danau Buyan sebagai objek wisata agrotourism. Disebutkan, gambaran umum kawasan Danau Buyan adalah konservasi yang tidak konservatif, meliputi penerapan pertanian organik dan land consolidation farming. Membuat kawasan ekologi serta pengembangan pariwisata berkelanjutan. Selain itu peningkatan kualitas lingkungan hidup juga menjadi salah satu konsep yang akan diterapkan. “Konsepnya tetap sebagai kawasan konservasi, tetapi nanti akan ditata menjadi rest area, sehingga memberikan dampak ekonomi juga. Pemkab kan punya asset lahan di situ yang cukup luas,” katanya.
Masih kata Bupati, momen menjadi kawasan Danau Buyan sebagai objek wisata sangat tepat menyusul adanya revisi Perda RTRW provinsi yang akan dibarengi dengan perubahan Perda RTRW kabupaten. Rencananya, penataan tersebut akan melibatkan pihak terkait. Saat ini Detail Engineering Design penataan kawasan Danau Buyan tengah disusun. “Saya akan minta agar DED selesai awal tahun 2020. Sehingga pada Maret nanti, saya bisa ajukan ke pusat, agar bisa dibantu pendanaan penataan kawasan Buyan. Saya akan alokasikan dana Rp 50 miliar, dan saya juga koordinasi dengan BWS agar ada sharing juga, karena pendanaan sekitar Rp 100 miliar,” papar Bupati asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar ini.
Sementara, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Buleleng, Putu Ariadi Pribadi, mengatakan, jumlah pohon yang ditanam sebanyak 2.170 pohon dari berbagai jenis seperti Spathodea, Alpukat Mentega, Beringin, Bodhi, Cempaka Putih, Cemara Kipas, Mahoni, Gaharu, Nangka Madu dan jenis lainnya. Disebutkan, selain sebagai langkah awal dalam penataan Danau Buyan, penanaman pohon ini juga bertujuan untuk memulihkan kerusakan hutan dan penghijauan.
Ke depan, pohon-pohon yang ditanam ini tentunya dapat mengurangi risiko terjadinya bencana alam yang sering terjadi di kawasan tersebut seperti bencana longsor dan banjir. “Dapat menjaga lingkungan, dan mengurangi ancaman bencana longsor,” katanya.
Penanaman ribuan pohon di kawasan Danau Buyan kemarin, dalam rangka Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) yang dirangkai Gerakan Semesta Berencana Bali Resik Sampah Plastik. Dalam kegiatan itu juga diserahkan Surat Keputusan (SK) pembentukan 55 Bank Sampah Unit SKPD di Lingkup Pemkab Buleleng oleh Bupati Agus Suradnyana. *k19
Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana mengatakan, pohon yang ditanam di kawasan Danau Buyan agar jenis pohon dengan ukuran besar yang memiliki angka harapan hidup lebih lama. Dia juga meminta kepada seluruh jajaran di Pemkab Buleleng agar penanaman pohon tidak sekadar seremonial saja. Karena, jka penanaman pohon dilakukan tanpa adanya tindak lanjut seperti pemeliharaan pohon itu sendiri, akan menjadi sesuatu yang mubazir. “Jangan takut untuk menganggarkan pemeliharaan pohon dalam upaya melestarikan lingkungan,” tegasnya.
Bupati Agus Suradnyana sendiri berkeinginan mengembangkan kawasan Danau Buyan sebagai objek wisata agrotourism. Disebutkan, gambaran umum kawasan Danau Buyan adalah konservasi yang tidak konservatif, meliputi penerapan pertanian organik dan land consolidation farming. Membuat kawasan ekologi serta pengembangan pariwisata berkelanjutan. Selain itu peningkatan kualitas lingkungan hidup juga menjadi salah satu konsep yang akan diterapkan. “Konsepnya tetap sebagai kawasan konservasi, tetapi nanti akan ditata menjadi rest area, sehingga memberikan dampak ekonomi juga. Pemkab kan punya asset lahan di situ yang cukup luas,” katanya.
Masih kata Bupati, momen menjadi kawasan Danau Buyan sebagai objek wisata sangat tepat menyusul adanya revisi Perda RTRW provinsi yang akan dibarengi dengan perubahan Perda RTRW kabupaten. Rencananya, penataan tersebut akan melibatkan pihak terkait. Saat ini Detail Engineering Design penataan kawasan Danau Buyan tengah disusun. “Saya akan minta agar DED selesai awal tahun 2020. Sehingga pada Maret nanti, saya bisa ajukan ke pusat, agar bisa dibantu pendanaan penataan kawasan Buyan. Saya akan alokasikan dana Rp 50 miliar, dan saya juga koordinasi dengan BWS agar ada sharing juga, karena pendanaan sekitar Rp 100 miliar,” papar Bupati asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar ini.
Sementara, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Buleleng, Putu Ariadi Pribadi, mengatakan, jumlah pohon yang ditanam sebanyak 2.170 pohon dari berbagai jenis seperti Spathodea, Alpukat Mentega, Beringin, Bodhi, Cempaka Putih, Cemara Kipas, Mahoni, Gaharu, Nangka Madu dan jenis lainnya. Disebutkan, selain sebagai langkah awal dalam penataan Danau Buyan, penanaman pohon ini juga bertujuan untuk memulihkan kerusakan hutan dan penghijauan.
Ke depan, pohon-pohon yang ditanam ini tentunya dapat mengurangi risiko terjadinya bencana alam yang sering terjadi di kawasan tersebut seperti bencana longsor dan banjir. “Dapat menjaga lingkungan, dan mengurangi ancaman bencana longsor,” katanya.
Penanaman ribuan pohon di kawasan Danau Buyan kemarin, dalam rangka Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) yang dirangkai Gerakan Semesta Berencana Bali Resik Sampah Plastik. Dalam kegiatan itu juga diserahkan Surat Keputusan (SK) pembentukan 55 Bank Sampah Unit SKPD di Lingkup Pemkab Buleleng oleh Bupati Agus Suradnyana. *k19
1
Komentar