PDAM Siap Distribusikan Air Bersih ke Daerah yang Kekurangan Pasokan
Meskipun musim hujan sudah mulai turun, distribusi air bersih yang dilakukan PDAM Tabanan belum normal.
TABANAN, NusaBali
Sistem bergilir di tiga kecamatan masih diberlakukan. Karena itu, PDAM siap memasok air bersih jika masyarakat kekurangan, asalkan ada surat permohonan yang ditujukan ke kantor PDAM.
Sebelumnya tiga kecamatan yang diberlakukan penggiliran pasokan air PDAM, yakni di enam desa di Kecamatan Selamadeg Timur, dua desa di Kecamatan Selemadeg, dan di Kecamatan Pupuan yang sumber airnya berasal dari mata air Mekori.
Pada musim kemarau ini rata-rata sumber mata air PDAM Tabanan mengalami penurunan hingga 20 persen, termasuk Bendungan Telaga Tunjung di Desa Timpag, Kecamatan Kerambitan, mengalami penurunan hingga 50 persen.
Kepala Bagian Hubungan Langganan PDAM Tabanan Budi Gunawan didampingi Kasubag Humas PDAM Tabanan I Wayan Agus Suanjaya, menjelaskan meskipun daerah Tabanan sudah turun hujan tetapi curah hujan belum signifikan. Air hujan baru membasahi permukaan, belum meresap hingga mempengaruhi sumber mata air yang ada. Sehingga sistem gilir di beberapa desa masih diberlakukan. “Perluasan sistem gilir tidak ada, masih di daerah yang sama,” kata Budi Gunawan, Kamis (28/11).
Menurutnya debit air di sumber mata air yang dikelola PDAM masih menurun sekitar 20 persen. Sehingga distribusi air saat musim kemarau masih belum normal. Utamanya pada jam puncak seperti pagi hari dan sore hari.
“Di daerah kota (Kecamatan Tabanan) beberapa titik juga terimbas terutama di jam puncak. Hanya saja kami sudah wanti-wanti kepada pelanggan saat mendapat giliran untuk menampung air. Dan kami lihat masyarakat sudah mendengarkan pesan kami,” imbuhnya.
Selama ini, menurut Budi Gunawan, PDAM belum sampai melakukan distribusi air menggunakan tangki ke daerah yang memerlukan. Sebab pada saat mendapatkan giliran, daerah tersebut diakui sudah mendapatkan air. Namun apabila ada yang tidak sampai mendapatkan pasokan air atau berhari-hari tidak mendapatkan air, PDAM siap memfasilitasi air bersih tersebut. Asalkan ada laporan pengaduan disertai dengan surat ke PDAM.
“Yang penting ada surat dan koordinatornya, maka aduan itu segera dicek ke lapangan. Kalau benar kekurangan air maka distribusi akan dilakukan,” tegas Budi Gunawan.
Suanjaya menambahkan, sistem gilir masih dilakukan saat musim kemarau ini. Pihaknya juga sudah imbau kepada masyarakat untuk selalu menampung air saat mendapat giliran air. Termasuk PDAM sudah memberikan pesan kepada pelanggan saat pengamprahan air untuk membuat bak penampungan untuk jangka panjang. “Untuk penampungan jangka panjang, sudah kami imbau untuk memiliki. Sekarang ini masyarakat kebanyakan menampung air menggunakan ember dan galon,” akunya.
Untuk mengantisipasi longsor saat musim hujan yang diprediksi segera datang, sudah melakukan koordinasi dengan masing-masing unit di kecamatan. Apalagi di Kecamatan Baturiti rawan longsor yang berimbas pada pipa distribusi. “Kami akan terus pantau dan antisipasi segera agar layanan distribusi air tidak terganggu,” tandas Suanjaya. *des
Sebelumnya tiga kecamatan yang diberlakukan penggiliran pasokan air PDAM, yakni di enam desa di Kecamatan Selamadeg Timur, dua desa di Kecamatan Selemadeg, dan di Kecamatan Pupuan yang sumber airnya berasal dari mata air Mekori.
Pada musim kemarau ini rata-rata sumber mata air PDAM Tabanan mengalami penurunan hingga 20 persen, termasuk Bendungan Telaga Tunjung di Desa Timpag, Kecamatan Kerambitan, mengalami penurunan hingga 50 persen.
Kepala Bagian Hubungan Langganan PDAM Tabanan Budi Gunawan didampingi Kasubag Humas PDAM Tabanan I Wayan Agus Suanjaya, menjelaskan meskipun daerah Tabanan sudah turun hujan tetapi curah hujan belum signifikan. Air hujan baru membasahi permukaan, belum meresap hingga mempengaruhi sumber mata air yang ada. Sehingga sistem gilir di beberapa desa masih diberlakukan. “Perluasan sistem gilir tidak ada, masih di daerah yang sama,” kata Budi Gunawan, Kamis (28/11).
Menurutnya debit air di sumber mata air yang dikelola PDAM masih menurun sekitar 20 persen. Sehingga distribusi air saat musim kemarau masih belum normal. Utamanya pada jam puncak seperti pagi hari dan sore hari.
“Di daerah kota (Kecamatan Tabanan) beberapa titik juga terimbas terutama di jam puncak. Hanya saja kami sudah wanti-wanti kepada pelanggan saat mendapat giliran untuk menampung air. Dan kami lihat masyarakat sudah mendengarkan pesan kami,” imbuhnya.
Selama ini, menurut Budi Gunawan, PDAM belum sampai melakukan distribusi air menggunakan tangki ke daerah yang memerlukan. Sebab pada saat mendapatkan giliran, daerah tersebut diakui sudah mendapatkan air. Namun apabila ada yang tidak sampai mendapatkan pasokan air atau berhari-hari tidak mendapatkan air, PDAM siap memfasilitasi air bersih tersebut. Asalkan ada laporan pengaduan disertai dengan surat ke PDAM.
“Yang penting ada surat dan koordinatornya, maka aduan itu segera dicek ke lapangan. Kalau benar kekurangan air maka distribusi akan dilakukan,” tegas Budi Gunawan.
Suanjaya menambahkan, sistem gilir masih dilakukan saat musim kemarau ini. Pihaknya juga sudah imbau kepada masyarakat untuk selalu menampung air saat mendapat giliran air. Termasuk PDAM sudah memberikan pesan kepada pelanggan saat pengamprahan air untuk membuat bak penampungan untuk jangka panjang. “Untuk penampungan jangka panjang, sudah kami imbau untuk memiliki. Sekarang ini masyarakat kebanyakan menampung air menggunakan ember dan galon,” akunya.
Untuk mengantisipasi longsor saat musim hujan yang diprediksi segera datang, sudah melakukan koordinasi dengan masing-masing unit di kecamatan. Apalagi di Kecamatan Baturiti rawan longsor yang berimbas pada pipa distribusi. “Kami akan terus pantau dan antisipasi segera agar layanan distribusi air tidak terganggu,” tandas Suanjaya. *des
Komentar