Seorang Korban Meninggal di RS
Kasus Penebasan saat Pesta Miras
Satu orang tewas dan satu orang dirawat intensif di RSUP Sanglah, akibat kasus penebasan saat pesta miras di Pemogan, Denpasar Selatan.
DENPASAR, NusaBali
Seorang dari empat orang korban penebasan yang terjadi di rumah di kawasan Jalan Mekar II Blok AVII Banjar Mekar Jaya, Desa Pemogan, Kecamatan Denpasar Selatan, atas nama I Nyoman Degdeg, 35, meninggal dunia di RSUP Sanglah, Jumat (29/11) sekitar pukul 23.30 Wita. Sementara tiga orang lainnya, I Kadek Moyo, 36, hingga Sabtu (30/11) masih menjalani perawatan intensif di RSUP Sanglah, sedangkan I Ketut Sudita, 40, dan I Ketut Kentel, 28, sudah diizinkan meninggalkan rumah sakit.
Peristiwa berdarah yang menelan satu orang korban jiwa yang terjadi pada Jumat (29/11) sore sekitar pukul 17.30 Wita, ternyata bermula di salah satu kos di Jalan Juwet Sari, Banjar Kajeng, Desa Pemogan, Kecamatan Denpasar Selatan (Densel). Salah satu dari keempat korban, yakni I Kadek Moyo yang ngekos di Jalan Juwet Sari, tidak membayar kos sekitar 2 bulan. Karena tak bayar kos, barang-barangnya disita oleh pemilik kos bernama Agung, dan barang-barang tersebut disimpan di gudang.
Informasi yang diperoleh dari Perbekel Pemogan I Made Suwirya, Sabtu (30/11), pemilik kos yang berada di Jalan Juwet Sari itu merupakan warga Kerobokan, Kecamatan Kuta Utara, Badung. Karena Kadek Moyo tak bayar kos sekitar 2 bulan, pemilik kos awalnya memberi peringatan. Kadek Moyo diberi batas waktu tertentu untuk segera membayar uang kos.
Karena lewat batas waktu yang telah ditentukan, sebagai pemilik kos, Agung menyita barang-barang Kadek Moyo, dan disimpan di gudang. Setelah beberapa lama kemudian, Kadek Moyo meminta agar barang-barang miliknya dikembalikan. Entah bagaimana komunikasi antara Agung dan Kadek Moyo, hingga akhirnya Agung memerintahkan salah seorang sopirnya untuk mengantarkan barang Kadek Moyo.
“Sopir dari Pak Agung itu dijanjikan untuk bertemu di lokasi kejadian (di Jalan Mekar II). Diantarlah barang-barang itu oleh sopir Pak Agung menggunakan mobil pick up. Setibanya di TKP, Kadek Moyo bersama teman-temannya sedang pesta minuman keras (miras). Entah bagaimana ceritanya, Kadek Moyo bersama teman-temannya mengeroyok sopir Pak Agung (yang mengantar barang, Red),” tutur Made Suwirya.
Karena dikeroyok, sopir yang belum diketahui namanya itu menelepon Agung, memberitahukan bahwa dirinya dikeroyok. Agung pun meminta bantuan dari penjaga kosnya bernama Komang Narendra alias Komang Doyok untuk menuju ke TKP. Tujuannya untuk menyelesaikan masalahnya secara baik-baik. Setibanya di TKP, Komang Doyok juga dikeroyok oleh orang yang sama.
Merasa terancam oleh serangan itu, Komang Doyok kembali ke rumahnya di Banjar Kajeng untuk mengambil senjata tajam. Di rumah dia meminta bantuan adik kandungnyaa, Ketut Pande, untuk ke TKP. Lalu keduanya menuju ke TKP dengan naik sebuah sepeda motor yang dikendarai oleh Ketut Pande.
Setibanya di TKP, keduanya terlibat saling serang dengan kelompok dari Kadek Moyo yang semuanya disebutkan dari Karangasem. Dalam kesempatan itu kakak adik ini melukai 4 orang, termasuk Kadek Moyo. Nyoman Degdeg mengalami luka pada bagian kepala. Akhirnya Nyoman Degdeg, pemilik rumah tempat pesta miras itu berlangsung, meninggal dunia di RSUP Sanglah, Denpasar.
Sementara Kadek Moyo mengalami luka pada lengan kanan dan jari kelingking tangan kiri patah. Korban I Ketut Sudita mengalami luka pada bagian punggung dan gigi depan patah. Sementara korban Ketut Kentel mengalami luka pada dada kiri.
Sementara Komang Doyok dan Ketut Pande mengalami luka lebam pada sekujur tubuh masing-masing akibat dihantam benda tumpul. Kakak adik itu setelah kejadian langsung diamankan polisi dan dikeler ke Mapolsek Denpasar Selatan. Selain keduanya, polisi juga menahan sopir dari Agung untuk dimintai keterangan. “Jadi peristiwa itu sebenarnya saling serang. Kedua belah pihak sama-sama jadi korban,” kata Made Suwirya.
Sementara informasi dari warga di sekitar TKP, Sabtu kemarin pagi, sopir pick up penghantar barang itu dikeroyok karena barang elektronik berupa kulkas dan laptop milik Kadek Moyo tidak ada. Ternyata barang-barang tersebut disita pemilik kos (Agung) sebagai pengganti uang kos yang tak dibayar.
“Saya tidak tahu apa akar masalah sesungguhnya. Saya dengar-dengar cerita ada barang yang ditahan oleh pemilik kos, karena (Kadek Moyo) tidak bayar kos. Pas kejadian kemarin (hari Jumat) saya masih di tempat kerja. Saat saya pulang ada banyak polisi di sini,” kata warga yang enggan menyebutkan namanya.
Di TKP kemarin sejumlah polisi berpakaian preman berjaga-jaga di lokasi kejadian. Para polisi itu datang untuk mencari barang bukti berupa tombak yang diduga dibuang di rawa-rawa di sebelah utara TKP. Sementara rumah tempat terjadinya perkelahian itu dipasang garis polisi. Para penghuni rumah semuanya tidak ada di TKP.
“Pak Nyoman Degdeg (korban meninggal) adalah korban salah sasaran. Saya kenal dia sebagai orang baik. Dia bersama istri dan tiga orang anaknya mulai tinggal di sini sudah sekitar dua tahun. Dia kontrak tanah, lalu bangun rumah,” imbuh warga tersebut.
Sementara itu, Kapolsek Denpasar Selatan Kompol Nyoman Wirajaya belum memberikan keterangan resmi terkait peristiwa berdarah pada Jumat sore tersebut. Saat dihubungi, Kompol Wirajaya tidak merespons. “Ya benar ada kejadian. Pelakunya dua orang. Keduanya sudah diamankan di Polsek Denpasar Selatan. Diduga pemicu peristiwa itu adalah masalah pembayaran uang kos. Kami masih melakukan pemeriksaan mendalam,” tutur Kanit Reskrim Polsek Denpasar Selatan Iptu Hadimastika Kristo Putro, pada Jumat malam.
Sementara Kepala Bagian SMF Kedokteran Forensik RSUP Sanglah dr Ida Bagus Putu Alit SpF, menerangkan, I Nyoman Degdeg yang menjadi korban penebasan diterima kamar jenazah pukul 01.42 Wita dan langsung dilakukan pemeriksaan luar. Ditemukan sejumlah luka terbuka pada bagian tubuhnya. “Korban diperiksa pukul 01.42 Wita. Ditemukan luka terbuka pada puncak kepala, pipi, lengan bawah kanan dan kiri, serta telapak tangan kanan. Jenazah masih di forensik. Belum ada permintaan otopsi,” ujarnya melalui WhatsApp, Sabtu (30/11) petang.
Sementara korban lainnya, Ketut Sudita dan Ketut Kentel sudah diperbolehkan pulang. Korban Kadek Moyo yang mengalami luka pada lengan masih dalam perawatan intensif.
Sebelumnya diberitakan, aksi penebasan terjadi saat pesta minuman keras (miras) di sebuah rumah kos kawasan Jalan Mekar II Blok A VII Banjar Mekar Jaya, Desa Pemogan, Kecamatan Denpasar Selatan, Jumat (29/11) sore pukul 17.30 Wita.
Menurut keterangan saksi di TKP, sebelum aksi penebasan terjadi, para korban pesta miras di kos-kosan tersebut. Nah, saat tengah mabuk-mabukan, datang ketiga pelaku menggunakan sepeda motor. Ketiga pelaku membawa senjata pedang dan tombak. *pol, ind
Peristiwa berdarah yang menelan satu orang korban jiwa yang terjadi pada Jumat (29/11) sore sekitar pukul 17.30 Wita, ternyata bermula di salah satu kos di Jalan Juwet Sari, Banjar Kajeng, Desa Pemogan, Kecamatan Denpasar Selatan (Densel). Salah satu dari keempat korban, yakni I Kadek Moyo yang ngekos di Jalan Juwet Sari, tidak membayar kos sekitar 2 bulan. Karena tak bayar kos, barang-barangnya disita oleh pemilik kos bernama Agung, dan barang-barang tersebut disimpan di gudang.
Informasi yang diperoleh dari Perbekel Pemogan I Made Suwirya, Sabtu (30/11), pemilik kos yang berada di Jalan Juwet Sari itu merupakan warga Kerobokan, Kecamatan Kuta Utara, Badung. Karena Kadek Moyo tak bayar kos sekitar 2 bulan, pemilik kos awalnya memberi peringatan. Kadek Moyo diberi batas waktu tertentu untuk segera membayar uang kos.
Karena lewat batas waktu yang telah ditentukan, sebagai pemilik kos, Agung menyita barang-barang Kadek Moyo, dan disimpan di gudang. Setelah beberapa lama kemudian, Kadek Moyo meminta agar barang-barang miliknya dikembalikan. Entah bagaimana komunikasi antara Agung dan Kadek Moyo, hingga akhirnya Agung memerintahkan salah seorang sopirnya untuk mengantarkan barang Kadek Moyo.
“Sopir dari Pak Agung itu dijanjikan untuk bertemu di lokasi kejadian (di Jalan Mekar II). Diantarlah barang-barang itu oleh sopir Pak Agung menggunakan mobil pick up. Setibanya di TKP, Kadek Moyo bersama teman-temannya sedang pesta minuman keras (miras). Entah bagaimana ceritanya, Kadek Moyo bersama teman-temannya mengeroyok sopir Pak Agung (yang mengantar barang, Red),” tutur Made Suwirya.
Karena dikeroyok, sopir yang belum diketahui namanya itu menelepon Agung, memberitahukan bahwa dirinya dikeroyok. Agung pun meminta bantuan dari penjaga kosnya bernama Komang Narendra alias Komang Doyok untuk menuju ke TKP. Tujuannya untuk menyelesaikan masalahnya secara baik-baik. Setibanya di TKP, Komang Doyok juga dikeroyok oleh orang yang sama.
Merasa terancam oleh serangan itu, Komang Doyok kembali ke rumahnya di Banjar Kajeng untuk mengambil senjata tajam. Di rumah dia meminta bantuan adik kandungnyaa, Ketut Pande, untuk ke TKP. Lalu keduanya menuju ke TKP dengan naik sebuah sepeda motor yang dikendarai oleh Ketut Pande.
Setibanya di TKP, keduanya terlibat saling serang dengan kelompok dari Kadek Moyo yang semuanya disebutkan dari Karangasem. Dalam kesempatan itu kakak adik ini melukai 4 orang, termasuk Kadek Moyo. Nyoman Degdeg mengalami luka pada bagian kepala. Akhirnya Nyoman Degdeg, pemilik rumah tempat pesta miras itu berlangsung, meninggal dunia di RSUP Sanglah, Denpasar.
Sementara Kadek Moyo mengalami luka pada lengan kanan dan jari kelingking tangan kiri patah. Korban I Ketut Sudita mengalami luka pada bagian punggung dan gigi depan patah. Sementara korban Ketut Kentel mengalami luka pada dada kiri.
Sementara Komang Doyok dan Ketut Pande mengalami luka lebam pada sekujur tubuh masing-masing akibat dihantam benda tumpul. Kakak adik itu setelah kejadian langsung diamankan polisi dan dikeler ke Mapolsek Denpasar Selatan. Selain keduanya, polisi juga menahan sopir dari Agung untuk dimintai keterangan. “Jadi peristiwa itu sebenarnya saling serang. Kedua belah pihak sama-sama jadi korban,” kata Made Suwirya.
Sementara informasi dari warga di sekitar TKP, Sabtu kemarin pagi, sopir pick up penghantar barang itu dikeroyok karena barang elektronik berupa kulkas dan laptop milik Kadek Moyo tidak ada. Ternyata barang-barang tersebut disita pemilik kos (Agung) sebagai pengganti uang kos yang tak dibayar.
“Saya tidak tahu apa akar masalah sesungguhnya. Saya dengar-dengar cerita ada barang yang ditahan oleh pemilik kos, karena (Kadek Moyo) tidak bayar kos. Pas kejadian kemarin (hari Jumat) saya masih di tempat kerja. Saat saya pulang ada banyak polisi di sini,” kata warga yang enggan menyebutkan namanya.
Di TKP kemarin sejumlah polisi berpakaian preman berjaga-jaga di lokasi kejadian. Para polisi itu datang untuk mencari barang bukti berupa tombak yang diduga dibuang di rawa-rawa di sebelah utara TKP. Sementara rumah tempat terjadinya perkelahian itu dipasang garis polisi. Para penghuni rumah semuanya tidak ada di TKP.
“Pak Nyoman Degdeg (korban meninggal) adalah korban salah sasaran. Saya kenal dia sebagai orang baik. Dia bersama istri dan tiga orang anaknya mulai tinggal di sini sudah sekitar dua tahun. Dia kontrak tanah, lalu bangun rumah,” imbuh warga tersebut.
Sementara itu, Kapolsek Denpasar Selatan Kompol Nyoman Wirajaya belum memberikan keterangan resmi terkait peristiwa berdarah pada Jumat sore tersebut. Saat dihubungi, Kompol Wirajaya tidak merespons. “Ya benar ada kejadian. Pelakunya dua orang. Keduanya sudah diamankan di Polsek Denpasar Selatan. Diduga pemicu peristiwa itu adalah masalah pembayaran uang kos. Kami masih melakukan pemeriksaan mendalam,” tutur Kanit Reskrim Polsek Denpasar Selatan Iptu Hadimastika Kristo Putro, pada Jumat malam.
Sementara Kepala Bagian SMF Kedokteran Forensik RSUP Sanglah dr Ida Bagus Putu Alit SpF, menerangkan, I Nyoman Degdeg yang menjadi korban penebasan diterima kamar jenazah pukul 01.42 Wita dan langsung dilakukan pemeriksaan luar. Ditemukan sejumlah luka terbuka pada bagian tubuhnya. “Korban diperiksa pukul 01.42 Wita. Ditemukan luka terbuka pada puncak kepala, pipi, lengan bawah kanan dan kiri, serta telapak tangan kanan. Jenazah masih di forensik. Belum ada permintaan otopsi,” ujarnya melalui WhatsApp, Sabtu (30/11) petang.
Sementara korban lainnya, Ketut Sudita dan Ketut Kentel sudah diperbolehkan pulang. Korban Kadek Moyo yang mengalami luka pada lengan masih dalam perawatan intensif.
Sebelumnya diberitakan, aksi penebasan terjadi saat pesta minuman keras (miras) di sebuah rumah kos kawasan Jalan Mekar II Blok A VII Banjar Mekar Jaya, Desa Pemogan, Kecamatan Denpasar Selatan, Jumat (29/11) sore pukul 17.30 Wita.
Menurut keterangan saksi di TKP, sebelum aksi penebasan terjadi, para korban pesta miras di kos-kosan tersebut. Nah, saat tengah mabuk-mabukan, datang ketiga pelaku menggunakan sepeda motor. Ketiga pelaku membawa senjata pedang dan tombak. *pol, ind
1
Komentar