Perupa Perempuan Bali Perkenalkan Karya dalam Artist Talk
Pameran ini menjadi wadah ekspresi keresahan dan kritik para perempuan terhadap beragam isu.
DENPASAR, NusaBali.com
Sebanyak 23 perupa perempuan bergabung dalam penyelenggaraan pameran Perupa Perempuan Bali (PPB) 2019. Selain menampilkan sejumlah karya pameran PPB juga diisi dengan Artist Talk, Minggu (1/12/2019) di Taman Budaya Art Center, Denpasar. Diskusi ini menghadirkan para perupa perempuan sebagai pembicara mengenai proses kreatifnya.
I Made Bakti Wiyasa, sang kurator menilai diskusi ini menjadi penting bagi para perupa seiring dipajangnya karya-karyanya mereka selama dua minggu pelaksanaan. Diskusi dibagi dalam dua sesi dan para perupa dapat saling bertanya mengenai kekaryaannya. "Jadinya selama berproses dalam pameran ini terjadi diskusi yang intensif di antara mereka," kata Bakti.
Diskusi ini, sebutnya, menjadi kesempatan bagi mereka untuk memperkenalkan karya mereka pada publik secara langsung. "Walaupun sesungguhnya mereka sudah mempresentasikan lewat karya, tapi dalam diskusi kali ini mereka bisa mempresentasikan langsung tentang karyanya kepada publik," katanya.
Ia menambahkan hal ini adalah tahapan yang mesti dilalui untuk aktualisasi diri dalam proses berkesenian. "Terlebih sebagian besar teman-teman perupa perempuan dari kalangan anak muda. Beberapa dari mereka tidak terlahir dalam iklim akademik seni rupa," sambungnya.
Ni Wayan Satiani Pradnya Paramita, salah satu perupa perempuan muda berkesempatan mengenalkan karyanya yang berjudul 'Menuju Bangkit'. Ia menyebutkan karya yang ia buat kali ini terinspirasi dari perjuangan perempuan Bali melawan stigma dan stereotip.
"Masih ada stigma kalau perempuan harus di rumah mengurus anak. Walaupun saat ini semuanya serba lebih mudah, tak bisa dipungkiri stigma itu masih ada," katanya. Potret ini ia visualkan dalam 6 lukisan akrilik pada kain blacu dengan diameter 25 cm dan 20 cm.
Lukisan ombak, awan, kepalan tangan, dan potrait perempuan ini ia buat sebagai bentuk eksperimen proses kreatifnya. "Saya suka merajut. Kenapa saya tidak gabungkan saja dengan melukis," ujar perempuan kelahiran 1996 ini.
Simbol-simbol pada lukisan tersebut ia terjemahkan sebagai rintangan-rintangan yang dihadapi para perempuan. "Di tengahnya ada tangan menyibak, menyingkirkan rintangan untuk membuat perempuan bisa eksis dan setara dengan laki-laki," pungkasnya.*has
1
Komentar