Ratusan Bonsai Ikut Kontes Tingkat Nasional
Ratusan bonsai berbagai jenis ditampilkan dalam kontes Pelangi Bonsai tingkat nasional di Lapangan Alit Saputra, Banjar Dangin Carik, Desa Dajan Peken, Kecamatan/Kabupaten Tabanan, Senin (2/12).
TABANAN, NusaBali
Kontes rutin serangkaian HUT ke–526 kota Tabanan ini mampu menyedot minat penghobi bonsai. Peserta kontes datang dari Bali hingga luar Bali. Harga dari bonsai pun bervariasi, mulai dari ratusan ribu rupiah hingga miliaran rupiah.
Pantauan di lapangan, bonsai dengan bentuk beragam tersebut dipajang di bagian utara Lapangan Alit Saputra. Kontes bonsai dibedakan menjadi empat kelas dari kelas prospek, regional, madya, dan utama. Jenis bonsai yang dilombakan pun beragam seperti Ficus, Santigi, Cemara, Udang, Delima Datu, Mustam, dan lain-lain.
Wakil Ketua Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI) Cabang Tabanan I Made Bakti, mengatakan kontes bonsai digelar serangkaian HUT kota Tabanan. Kontes digelar pada 1–8 Desember 2019. “Dalam kontes ini jumlah peserta yang ikut sebanyak 370 pohon,” ungkapnya.
Dikatakan peserta yang ikut tidak hanya dari Bali, namun juga luar Bali seperti Jawa Timur dan Jawa Barat. Sebab kontes ini tingkat nasional. “Ini adalah kontes keempat di Tabanan. Sebelumnya sempat vakum di tahun 2008, dan kembali gelar kontes di 2018,” beber Bakti.
Bakti menerangkan dalam kontes tingkat nasional ada empat kelas berbeda. Dimulai dari kelas utama, di mana bonsai tidak gunakan alat bantu seperti kawat, dan sudah pernah mengikuti kelas tingkat bawah dari madya. Kelas madya, bonsai sudah mengikuti kelas regional dan prospek yang mana bonsai masih gunakan alat bantu. Kelas regional, bonsai masih gunakan alat bantu namun telah menjadi bonsai. “Dan terakhir kelas prospek bahannya baru namun sudah tumbuh dan berbentuk bonsai meskipun belum sempurna,” tegasnya.
Mengenai perawatan bonsai, menurut Bakti, perlu ketelatenan dan kesabaran. Dimulai dengan proses pemupukan, bahkan yang terpenting melakukan penyiraman secara rutin. Termasuk merawat kayu dari batang pohon tersebut. “Ada juga proses pangkas daun, dan proses pembentukan cabang,” imbuhnya.
Sementara dewan juri PBB, Tatang menyebutkan ada empat kolom kriteria yang harus dinilai. Seperti penampilan, gerak dasar, kematangan, dan keserasian. “Di sini juri harus teliti melakukan penilaian supaya hasilnya tak mengecewakan,” tandasnya. *des
Pantauan di lapangan, bonsai dengan bentuk beragam tersebut dipajang di bagian utara Lapangan Alit Saputra. Kontes bonsai dibedakan menjadi empat kelas dari kelas prospek, regional, madya, dan utama. Jenis bonsai yang dilombakan pun beragam seperti Ficus, Santigi, Cemara, Udang, Delima Datu, Mustam, dan lain-lain.
Wakil Ketua Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI) Cabang Tabanan I Made Bakti, mengatakan kontes bonsai digelar serangkaian HUT kota Tabanan. Kontes digelar pada 1–8 Desember 2019. “Dalam kontes ini jumlah peserta yang ikut sebanyak 370 pohon,” ungkapnya.
Dikatakan peserta yang ikut tidak hanya dari Bali, namun juga luar Bali seperti Jawa Timur dan Jawa Barat. Sebab kontes ini tingkat nasional. “Ini adalah kontes keempat di Tabanan. Sebelumnya sempat vakum di tahun 2008, dan kembali gelar kontes di 2018,” beber Bakti.
Bakti menerangkan dalam kontes tingkat nasional ada empat kelas berbeda. Dimulai dari kelas utama, di mana bonsai tidak gunakan alat bantu seperti kawat, dan sudah pernah mengikuti kelas tingkat bawah dari madya. Kelas madya, bonsai sudah mengikuti kelas regional dan prospek yang mana bonsai masih gunakan alat bantu. Kelas regional, bonsai masih gunakan alat bantu namun telah menjadi bonsai. “Dan terakhir kelas prospek bahannya baru namun sudah tumbuh dan berbentuk bonsai meskipun belum sempurna,” tegasnya.
Mengenai perawatan bonsai, menurut Bakti, perlu ketelatenan dan kesabaran. Dimulai dengan proses pemupukan, bahkan yang terpenting melakukan penyiraman secara rutin. Termasuk merawat kayu dari batang pohon tersebut. “Ada juga proses pangkas daun, dan proses pembentukan cabang,” imbuhnya.
Sementara dewan juri PBB, Tatang menyebutkan ada empat kolom kriteria yang harus dinilai. Seperti penampilan, gerak dasar, kematangan, dan keserasian. “Di sini juri harus teliti melakukan penilaian supaya hasilnya tak mengecewakan,” tandasnya. *des
1
Komentar