nusabali

Data dan Persyaratan Dilengkapi Ulang

  • www.nusabali.com-data-dan-persyaratan-dilengkapi-ulang

Pemkab Klungkung tak pernah berhenti perjuangkan gelar Pahlawan Nasional untuk Ida I Dewa Agung Istri Kanya, tokoh perempuan pemimpin Perang Kusamba 1849. 

Ida Dalem menegaskan, Klungkung sebenarnya mengusulkan dua nama tokohnya sebagai Pahlawan Nasional. Selain Ida I Dewa Agung Istri Kanya yang memimpin Perang Kusamba (1849), juga Ida Dewa Agung Jambe yakni Raja Klungkung yang gugur sasat Perang Puputan Klungkung (28 April 1908). 

“Beliau-beliau ini terlibat langsung memimpin perang, sampai kemudian gugur,” jelas Ida Dalem Semaraputra. Perlu dicatat, hanya berselang sebulan setelah Perang Puputan Klungkung, lahirlah gerakan Budi Utomo, 20 Mei 1908, yang menjadi cikal bakal Kebangkitan Nasional.

Berdasarkan catatan sejarah, Ida I Dewa Agung Istri Kanya adalah tokoh dalam Perang Kusamba tahun 1849, yang berhasil menewaskan jenderal Belanda. Dia merupakan putri dari Ida I Dewa Agung Putra alias Ida I Dewa Agung Putra Kusamba. Sedangkan ibunya berasal dari Karangasem, yakni I Gusti Ayu Karang alias I Gusti Ayu Pelung. Ida I Dewa Agung Istri Kanya memiliki seorang adik laki-laki, yakni Dewa Agung Putra alias Ida I Dewa Agung Putra Balemas.

Kendati seorang wanita, Ida I Dewa Agung Istri Kanya dapat kepercayaan untuk me-megang tampuk kepemimpinan Kerajaan Klungkung. Ada yang menyebut Ida I Dewa Agung Istri Kanya naik takhta tahun 1809, setelah wafatnya Dewa Agung Putra Kusamba. Ada pula yang menyebut naik takhta tahun 1822, setelah wafatnya sang adik Ida I Dewa Agung Putra Balemas. Ada lagi versi yang menyebut terjadi kompromi setelah wafatnya Dewa Agung Putra Kusamba, di mana Ida I Dewa Agung Putra Balemas diangkat sebagai raja atas bantuan Ida I Dewa Agung Istri Kanya.

Ida I Dewa Agung Istri Kanya dikenal sebagai figur pemimpin yang sangat cinta terhadap negara dan rakyatnya. Belanda pun merasakan bagaimana keberanian dan sikap pantang menyerah Ida Dewa Agung Istri Kanya, saat terjadi Perang Kusamba (24-25 Mei 1849). Belanda terpaksa menelan kekalahan pahit dengan tewasnya Jenderal AV Michiels.

Selain memegang tampuk pemerintahan, Ida I Dewa Agung Istri Kanya juga mengisi waktu sebagai sastrawan, dengan menggubah dan membuat kidung-kidung. Hasil karyanya yang terkenal, antara lain, Pralambang Bhasa Wewatekan dan Kidung Padem Warak, yang mengisahkan peristiwa-peristiwa yang paling mengesankan dalam hidupnya.

Komentar