Teruni Klungkung Lakukan Penyuluhan HIV/Aids ke Kupang
Putu Indah Priscilia Dewi,18, salah seorang teruni asal Banjar Tengah, Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Klungkung, aktif memberikan penyuluhan terhadap pelajar maupun remaja tentang HIV/Aids.
SEMARAPURA, NusaBali
Tak hanya di Bali, teruni yang akrab disapa Anis ini memberikan penyuluhan ke berbagai daerah di Indonesia. Anis memberikan penyuluhan di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur, tepatnya di Kota Kupang, 7 - 12 Oktober 2019. Dia menyasar Sembilan sekolah yakni SMKN 1 Kupang, SMAN 1 Kupang, SMKN 4 Kupang, SMA Kristen Citra Bangsa Kupang, SMA Kristen Mercusuar, SMAN 2 Kupang, SMAN 3 Kupang, SMAN 5 Kupang, dan SMAS Seminari ST Rafael. Menurutnya, memberikan penyuluhan di luar daerah mendapatkan tantangan atau kendala. “Kendala yang saya alami adalah budaya dan gaya bahasa yang cukup sulit disesuaikan. Maka saya dan tim harus hati-hati dalam menyampaikan edukasi agar mudah dipahami,” ujar Anis, kepada NusaBali, Selasa (3/12).
Lebih lanjut alumnus SMKN 1 Klungkung ini menjelaskan sebagai satu-satunya wakil dari Kabupaten Klungkung dirinya merasa bangga dan sangat senang. Karena pada 7 Oktober 2019, bersama timnya dari Yayasan Kryasta Guna yang bekerja sama dengan Kemendikbud RI berangkat menuju provinsi di bagian timur Indonesia, yaitu Nusa Tenggara Timur tepatnya di Kota Kupang. Mereka memberikan edukasi tentang HIV/Aids, Napza, kehamilan yang tidak direncanakan, dan juga materi tentang komunikasi pendidik sebaya. “Di sana saya pribadi membawakan topik tentang HIV/AIDS dan juga kehamilan yang tidak direncanakan,” ujarnya.
Dalam pemberian edukasi tersebut Anis menggunakan banyak materi menarik yang belum pernah dijumpai oleh adik-adik di sana sebelumnya. Seperti, banyak games dan juga gaya belajar baru yang membuat mereka sangat antusias dalam menerima edukasi tersebut. Selain games dan gaya belajar yang menyenangkan, kurangnya edukasi tentang HIV/Aids di daerah tersebut juga menjadi daya tarik mereka untuk lebih semangat dan antusias untuk mengikuti edukasi tersebut. “Bahkan saat sesi tanya jawab mereka seakan-akan seperti saat kami sedang memasak popcorn, sangat aktif dan meletup-letup, begitulah antusias mereka dalam melontarkan berbagai pertanyaan dan membahas isu-isu yang belum mereka ketahui faktanya,” katanya.
Anis sebagai fasilitator sangat senang bisa membantu mereka dalam memberikan edukasi dan juga bisa membantu mereka menjawab semua rasa penasaran mereka terhadap mitos atau isu yang beredar. Dia juga berhasil meraih juara pertama Lomba Penggalian Bakat Berbicara atau (public speaking) dengan kategori tutor sebaya se-Indonesia, 25 Juni 2018. Atas prestasi itu, Anis didaulat untuk memberikan penyuluhan terhadap para remaja maupuan belajar tentang HIV/Aids.
Lebih lanjut dijelaskan, penyakit HIV/AIDS bisa menyerang siapa saja. Salah satu faktor paling berisiko melakukan hubungan sek bebas. Sehingga perlu dilakukan langkah pencegahan terutama di kalangan remaja. Saat pacaran agar tidak melakukan tindakan di luar batas atau melakukan pacaran yang sehat, seperti bisa saling mendukungan dalam belajar. *wan
Lebih lanjut alumnus SMKN 1 Klungkung ini menjelaskan sebagai satu-satunya wakil dari Kabupaten Klungkung dirinya merasa bangga dan sangat senang. Karena pada 7 Oktober 2019, bersama timnya dari Yayasan Kryasta Guna yang bekerja sama dengan Kemendikbud RI berangkat menuju provinsi di bagian timur Indonesia, yaitu Nusa Tenggara Timur tepatnya di Kota Kupang. Mereka memberikan edukasi tentang HIV/Aids, Napza, kehamilan yang tidak direncanakan, dan juga materi tentang komunikasi pendidik sebaya. “Di sana saya pribadi membawakan topik tentang HIV/AIDS dan juga kehamilan yang tidak direncanakan,” ujarnya.
Dalam pemberian edukasi tersebut Anis menggunakan banyak materi menarik yang belum pernah dijumpai oleh adik-adik di sana sebelumnya. Seperti, banyak games dan juga gaya belajar baru yang membuat mereka sangat antusias dalam menerima edukasi tersebut. Selain games dan gaya belajar yang menyenangkan, kurangnya edukasi tentang HIV/Aids di daerah tersebut juga menjadi daya tarik mereka untuk lebih semangat dan antusias untuk mengikuti edukasi tersebut. “Bahkan saat sesi tanya jawab mereka seakan-akan seperti saat kami sedang memasak popcorn, sangat aktif dan meletup-letup, begitulah antusias mereka dalam melontarkan berbagai pertanyaan dan membahas isu-isu yang belum mereka ketahui faktanya,” katanya.
Anis sebagai fasilitator sangat senang bisa membantu mereka dalam memberikan edukasi dan juga bisa membantu mereka menjawab semua rasa penasaran mereka terhadap mitos atau isu yang beredar. Dia juga berhasil meraih juara pertama Lomba Penggalian Bakat Berbicara atau (public speaking) dengan kategori tutor sebaya se-Indonesia, 25 Juni 2018. Atas prestasi itu, Anis didaulat untuk memberikan penyuluhan terhadap para remaja maupuan belajar tentang HIV/Aids.
Lebih lanjut dijelaskan, penyakit HIV/AIDS bisa menyerang siapa saja. Salah satu faktor paling berisiko melakukan hubungan sek bebas. Sehingga perlu dilakukan langkah pencegahan terutama di kalangan remaja. Saat pacaran agar tidak melakukan tindakan di luar batas atau melakukan pacaran yang sehat, seperti bisa saling mendukungan dalam belajar. *wan
Komentar