AA Duwagung, Top Model Indonesia yang Juga Seorang Dokter
Top Model Indonesia ini ternyata berstatus sebagai dokter yang berpraktik di Rumah Sakit Bintang, Kabupaten Klungkung.
DENPASAR, NusaBali.com
Anak Agung Duwagung Dalem Dwi Putra, namanya dinobatkan sebagai Top Model Bali pada 21 Juli 2019 lalu pada kategori Dewasa Pria. Pemilik nama ini juga berhasil dinobatkan sebagai Top Model Indonesia 2019 pada Grand Final Top Model Indonesia pada 24 November 2019 lalu.
Duwagung mulai memasuki dunia modeling di tahun 2018 lalu, berawal dari selebaran pamflet Top Model Indonesia 2018. Dari situlah, dirinya mencoba mengikuti ajang tersebut. “Awalnya coba-coba. Pada waktu itu jalannya masih buruk sekali. Tapi kemudian ada berbagai tawaran masuk, banyak yang menawarkan untuk mengajari teknik berjalan yang benar,” ujar Duwagung saat ditemui NusaBali.com pada Jumat (22/11/2019).
Salah satu tawaran yang kemudian menjadi panduan Duwagung dalam modeling yakni Luh Muani Academy, akademi pengembangan diri yang memiliki kelas modeling dan pageant besutan Ryan Indra Darmawan, Evi Harditiya, dan Pande Dwi Sinar Maheni. Bergabungnya Duwagung ke Luh Muani Academy menjadikan dirinya sebagai salah satu anak didik pertama akademi tersebut yang pada 2018 lalu baru berdiri. Siapa sangka, bergabungnya Duwagung ke akademi mengantarkannya menjadi juara Top Model Bali 2019 yang merupakan pertama kalinya Duwagung meraih juara semenjak memasuki dunia modeling pada 2018.
Di balik hobi dan prestasinya dalam dunia modeling, pria asal Klungkung ini merupakan seorang dokter alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Udayana tahun 2007. Dirinya berpraktik di Rumah Sakit Bintang Klungkung dan juga memiliki klinik di daerah Klungkung. Profesi dokter ini sendiri mengkhusus pada profesi dokter traveling, yang bertugas sebagai dokter bagi masyarakat yang hendak bepergian ke daerah luar untuk mencegah kemungkinan penularan penyakit di daerah yang dituju dan sebaliknya, mencegah para traveller menularkan penyakit dari luar ke daerah asalnya yang tidak terjangkit penyakit tersebut.
Sekilas, profesinya sebagai seorang dokter tampak sangat kontras dengan hobinya dalam dunia modeling. Wajar saja, tuntutan kedua profesi ini sangat jauh berbeda. Dokter yang identik dengan penampilan yang rapi memang sangat jauh apabila dibandingkan dengan seorang model yang kadang dituntut untuk mengubah penampilan, seperti warna atau model rambut.
Namun bagi Duwagung, hal ini bukan merupakan masalah. Pria kelahiran 5 Mei 1993 ini beranggapan bahwa yang terpenting adalah bagaimana dirinya bisa memberikan pelayanan sebagai dokter dengan baik meski dengan penampilan yang menuai tanda tanya dari para pasiennya. “Lama-kelamaan, setelah sekarang dua tahun berkecimpung di modeling, sudah banyak orang-orang dari sekitar Klungkung, Bangli, dan Gianyar yang sudah tahu bahwa saya juga sebagai model dan memaklumi. Sekarang yang mereka butuhkan adalah bukan dari penampilan, karena sudah terbukti bahwa saya mampu dengan baik melayani pasien. Itu tidak akan membuat masyarakat mengecap kita hanya dari penampilan,” lanjutnya.
Untuk membagi waktu antara kedua profesi ini, Duwagung juga tidak menemui kendala yang berarti. Profesinya sebagai dokter traveling membuatnya bisa memiliki waktu yang lebih fleksibel untuk tetap menekuni hobinya dalam dunia modeling. Namun, tentu saja dalam menekuni modeling, Duwagung juga masih berpikir dulu untuk menekuni salah satu karirnya ke jenjang yang lebih tinggi.
“Sampai saat ini saya belum berminat untuk terikat kontrak dengan agensi tertentu, karena namanya terikat kontrak, pasti harus hadir saat dibutuhkan, sementara saya juga memiliki tugas sebagai seorang dokter. Begitu juga dengan menjadi dokter, kalau saya ingin menjadi spesialis, harus mengorbankan modeling,” jelas pria yang akrab dengan sapaan Gogo ini.*yl
1
Komentar