RUU Bali Diselesaikan Lewat Pendekatan Politik
DPD RI Serahkan Surat Rekomendasi
Menkum HAM Yasonna Laoly menyatakan RUU Provinsi Bali tidak harus masuk daftar antrean untuk bisa lolos dalan Program Legislasi Nasional (Prolegnas).
DENPASAR, NusaBali
RUU Provinsi Bali ini bisa diloloskan dengan lobi-lobi politik di DPR RI. Hal ini disampaikan Menkum HAM Yasonna Laoly saat menerima rombonmgan Gubernur Bali Wayan Koster untuk menyerahkan draft RUU Provinsi Bali, di Kantor Kemenkum HAM, Jalan HR Rasuna Said Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (5/2) sore. Strategi lobi-lobi politik di DPR RI ini, menurut Laoly, hasilnya bisa efektif.
"RUU Provinsi Bali ini tidak harus masuk dalam daftar antrean. Kalaupun non list, bukan berarti tidak bisa dibahas dalam agenda Prolegnas. Tergantung situasi dan permainan di DPR RI. Bapak-bapak tahu sendiri bagaimana di DPR RI. Diperlukan lobi-lobi politik untuk bisa mengagendakan pembahasan RUU Provinsi Bali ini," tegas Laoly.
Laoly menyampaikan kekagumannya atas kekompakan yang dipertontonkan Gubernur Bali Wayan Koster dan tokoh masyarakat Bali dalam perjuangan RUU Provinsi Bali ini. Kekompakan ini menjadi bukti keseriusan rakyat Bali dalam mengawal dan mendukung RUU Provinsi Bali, supaya bisa segera dibahas di Prolegnas tahun 2020.
"Saya kagum atas kekompakan Gubernur Bali dengan tokoh dari Bali. Pertama kali saya menerima delegasi sebanyak ini. Dan, ini bukti keseriusan mengawal dan berjuang untuk RUU Provinsi Bali. Saya belum baca isinya (draft RUU Provinsi Bali, Red). Tapi, saya sudah dikasitahu sama Pak Gubernur Koster tentang perjuangan dan keinginan teman-teman dari Bali," jelas Laoly yang merupakan caleg DPR RI terpilih hasil Pileg 2019, sebelum akhirnya kembali diangkat menjadi Menkum HAM.
Saat mendatangi Kantor Menkum HAM di Jakarta untuk serahkan draft RUU Provinsi Bali, Kamis sore, Gubernur Koster didampingi langsung Ketua DPRD Bali Nyoman Adi Wiryatama (dari Fraksi PDIP) dan Wakil Ketua DPRD Bali Tjokorda Gde Asmara Putra Sukawati alias Cok Asmara (Fraksi Demokrat), sejumlah Bupati/Wakil Bupati se-Bali, Ketua PHDI Bali I Gusti Ngurah Sudiana, dan Bendesa Agung Majelis Desa Ada Provinsi Bali, Ida Panglingsir Putra Sukahet.
Sedandangkan anggota DPR RI Dapil Bali yang ikut mendampingi Gubernur Koster adalah I Made Urip (Fraksi PDIP), I Gusti Agung Rai Wirajaya (Fraksi PDIP), I Wayan Sudirta (Fraksi DIP), IGN Alit Kusuma Kelakan (Fraksi PDIP), I Nyoman Parta (Fraksi PDIP), dan AA Bagus Adhi Mahendra Putra (Fraksi Golkar). Sementara 4 anggota DPD RI Dapil Bali, kompak hadir semua: Made Mangku Pastika, Anak Agung Gede Agung, Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna, dan Bambang Santoso.
Sebelum audiensi ke Menkum HAM, rombongan Gubernur Koster kemarin siang juga melakukan kegiatan serupa dengan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian di Kanto Kemendagri, Jalan Medan Merdeka Utara Jakarta Pusat. Tokoh masyarakay Bali yang mendampingi Gubernutr Koster pun sama.
Selain penyerahan draft RUU Provinsi Bali oleh Gubernur Koster, DPD RI juga suah mengeluarkan rekomendasi secara kelembagaan untuk dukungan terhadap RUU yang merupakan Revisi UU Nomor 64 Tahun 1958 tentang Pembentukan Darah Tingkat I Bali, NTB, NTT ini. Rekoemndasi kepada Menkum HAM dan Mendagri tersebut diserahkan oleh anggota DPD RI Dapil Bali, Sri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna, didampingi para Senator Bali lainnya. *nat
RUU Provinsi Bali ini bisa diloloskan dengan lobi-lobi politik di DPR RI. Hal ini disampaikan Menkum HAM Yasonna Laoly saat menerima rombonmgan Gubernur Bali Wayan Koster untuk menyerahkan draft RUU Provinsi Bali, di Kantor Kemenkum HAM, Jalan HR Rasuna Said Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (5/2) sore. Strategi lobi-lobi politik di DPR RI ini, menurut Laoly, hasilnya bisa efektif.
"RUU Provinsi Bali ini tidak harus masuk dalam daftar antrean. Kalaupun non list, bukan berarti tidak bisa dibahas dalam agenda Prolegnas. Tergantung situasi dan permainan di DPR RI. Bapak-bapak tahu sendiri bagaimana di DPR RI. Diperlukan lobi-lobi politik untuk bisa mengagendakan pembahasan RUU Provinsi Bali ini," tegas Laoly.
Laoly menyampaikan kekagumannya atas kekompakan yang dipertontonkan Gubernur Bali Wayan Koster dan tokoh masyarakat Bali dalam perjuangan RUU Provinsi Bali ini. Kekompakan ini menjadi bukti keseriusan rakyat Bali dalam mengawal dan mendukung RUU Provinsi Bali, supaya bisa segera dibahas di Prolegnas tahun 2020.
"Saya kagum atas kekompakan Gubernur Bali dengan tokoh dari Bali. Pertama kali saya menerima delegasi sebanyak ini. Dan, ini bukti keseriusan mengawal dan berjuang untuk RUU Provinsi Bali. Saya belum baca isinya (draft RUU Provinsi Bali, Red). Tapi, saya sudah dikasitahu sama Pak Gubernur Koster tentang perjuangan dan keinginan teman-teman dari Bali," jelas Laoly yang merupakan caleg DPR RI terpilih hasil Pileg 2019, sebelum akhirnya kembali diangkat menjadi Menkum HAM.
Saat mendatangi Kantor Menkum HAM di Jakarta untuk serahkan draft RUU Provinsi Bali, Kamis sore, Gubernur Koster didampingi langsung Ketua DPRD Bali Nyoman Adi Wiryatama (dari Fraksi PDIP) dan Wakil Ketua DPRD Bali Tjokorda Gde Asmara Putra Sukawati alias Cok Asmara (Fraksi Demokrat), sejumlah Bupati/Wakil Bupati se-Bali, Ketua PHDI Bali I Gusti Ngurah Sudiana, dan Bendesa Agung Majelis Desa Ada Provinsi Bali, Ida Panglingsir Putra Sukahet.
Sedandangkan anggota DPR RI Dapil Bali yang ikut mendampingi Gubernur Koster adalah I Made Urip (Fraksi PDIP), I Gusti Agung Rai Wirajaya (Fraksi PDIP), I Wayan Sudirta (Fraksi DIP), IGN Alit Kusuma Kelakan (Fraksi PDIP), I Nyoman Parta (Fraksi PDIP), dan AA Bagus Adhi Mahendra Putra (Fraksi Golkar). Sementara 4 anggota DPD RI Dapil Bali, kompak hadir semua: Made Mangku Pastika, Anak Agung Gede Agung, Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna, dan Bambang Santoso.
Sebelum audiensi ke Menkum HAM, rombongan Gubernur Koster kemarin siang juga melakukan kegiatan serupa dengan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian di Kanto Kemendagri, Jalan Medan Merdeka Utara Jakarta Pusat. Tokoh masyarakay Bali yang mendampingi Gubernutr Koster pun sama.
Selain penyerahan draft RUU Provinsi Bali oleh Gubernur Koster, DPD RI juga suah mengeluarkan rekomendasi secara kelembagaan untuk dukungan terhadap RUU yang merupakan Revisi UU Nomor 64 Tahun 1958 tentang Pembentukan Darah Tingkat I Bali, NTB, NTT ini. Rekoemndasi kepada Menkum HAM dan Mendagri tersebut diserahkan oleh anggota DPD RI Dapil Bali, Sri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna, didampingi para Senator Bali lainnya. *nat
Komentar