Balian Ditemukan Meninggal di Merajan
Kebiasaan sehari-hari, almarhum terbiasa mebanten (sembahyang) pada tengah malam sekitar pukul 24.00 Wita.
DENPASAR, NusaBali
Seorang pria bernama Anak Agung Ngurah Agung Pramadana, 39, ditemukan meninggal di dalam merajan yang berada di lantai dua rumahnya di Jalan Gunung Guntur, Gang 24, Nomor 3, Banjar Taman Harum, Padangsambian, Denpasar Barat, Jumat (6/12) pagi. Saat ditemukan, korban yang dikenal sebagai seorang balian ini bertelanjang dada dan memakai kamben warna putih. Diduga korban meninggal akibat serangan jantung.
Salah seorang warga di sekitar TKP yang mengaku bernama Bagus mengungkapkan, pertama kali korban ditemukan tergeletak di dalam merajan oleh ayahnya, Anak Agung Bagus Antara. Saat ditemukan kondisinya sudah kaku dan mulai membiru.
Bagus mengungkapkan, dalam rumah berlantai II itu, korban tinggal bersama istri dan kedua orangtuanya. Korban belum dikaruniai anak. “Kalau ibu dan bapaknya tinggal di lantai I, sementara korban dan istrinya di lantai II. Nah, kebetulan saat kejadian istrinya pulang kampung ke Buleleng,” kata Bagus seraya menyebut korban, sekitar pukul 23.00 Wita pada Kamis (5/12) sempat menelepon istrinya. "Jadi saya tidak tau kronologis kejadiannya. Apakah dia sedang sembahyang atau selesai sembahyang. Setahu saya beliau (korban) itu seorang balian dan sering sembahyang malam hari. Jadi, saat ditemukan tak bernyawa itu pas di depan sanggah tempat sembahyangnya," imbuh Bagus.
Menurut Bagus, korban menjadi balian sudah sejak lama dan sudah banyak menangani orang sakit. "Korban baik kok orangnya, badannya besar. Mereka tinggal di rumah itu berempat. Dia bersama istrinya dan kedua orang tuanya. Dia belum dikaruniai anak. Saya sangat kaget dengar tadi, apalagi kan tidak pernah dengar dia sakit," kata Bagus.
Dari pantauan NusaBali, kemarin siang, rumah korban dalam keadaan sepi. "Semua keluarganya ikut ke rumah sakit. Kata petugas BPBD tadi jasad korban dibawa ke RS Wangaya untuk di otopsi. Soalnya tidak tahu mengapa dia (korban) meninggal dunia," tandasnya.
Sementara itu, adik sepupu almarhum, AA Ngurah Franky Kusumanegara, 24, saat ditemui di kamar jenazah RSUD Wangaya, Jumat (7/12) malam, mengungkapkan, setelah jenazah korban menjalani pemeriksaan diketahui meninggal karena serangan jantung. Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan, ditemukan kondisi kulit membiru hanya tampak pada bagian dada hingga kepala almarhum. “Tadi sudah dilakukan pemeriksaan. Kakak meninggal akibat serangan jantung, bukan karena terjatuh,” tegas pria yang akrab disapa Gung Franky ini.
Menurut penuturan Gung Franky, tidak diketahui meninggal pukul berapa. Namun menurut kebiasaan sehari-hari, almarhum terbiasa mebanten (sembahyang) pada tengah malam sekitar pukul 24.00 Wita. Pada saat kejadian, istri almarhum memang sedang pulang kampung ke Buleleng, sehingga tidak ada yang tahu persis kejadiannya.
Sementara itu, ayah almarhum yang tinggal di lantai bawah baru tahu almarhum tergeletak pagi harinya ketika hendak membersihkan merajan. Sang ayah mengira almarhum tidur, namun curiga karena korban tidak bergerak. “Karena gak bangun-bangun, maka langsung panggil tetangga dan BPBD untuk dibawa ke RS,” ujarnya seraya mengatakan jenazah mendiang untuk sementara masih akan dititipkan di kamar jenazah RSUD Wangaya hingga 14 Desember mendatang. Jenazah akan langsung diaben pada tanggal 15 Desember 2019 mendatang di Setra Badung, Denpasar.. *pol, indi
Salah seorang warga di sekitar TKP yang mengaku bernama Bagus mengungkapkan, pertama kali korban ditemukan tergeletak di dalam merajan oleh ayahnya, Anak Agung Bagus Antara. Saat ditemukan kondisinya sudah kaku dan mulai membiru.
Bagus mengungkapkan, dalam rumah berlantai II itu, korban tinggal bersama istri dan kedua orangtuanya. Korban belum dikaruniai anak. “Kalau ibu dan bapaknya tinggal di lantai I, sementara korban dan istrinya di lantai II. Nah, kebetulan saat kejadian istrinya pulang kampung ke Buleleng,” kata Bagus seraya menyebut korban, sekitar pukul 23.00 Wita pada Kamis (5/12) sempat menelepon istrinya. "Jadi saya tidak tau kronologis kejadiannya. Apakah dia sedang sembahyang atau selesai sembahyang. Setahu saya beliau (korban) itu seorang balian dan sering sembahyang malam hari. Jadi, saat ditemukan tak bernyawa itu pas di depan sanggah tempat sembahyangnya," imbuh Bagus.
Menurut Bagus, korban menjadi balian sudah sejak lama dan sudah banyak menangani orang sakit. "Korban baik kok orangnya, badannya besar. Mereka tinggal di rumah itu berempat. Dia bersama istrinya dan kedua orang tuanya. Dia belum dikaruniai anak. Saya sangat kaget dengar tadi, apalagi kan tidak pernah dengar dia sakit," kata Bagus.
Dari pantauan NusaBali, kemarin siang, rumah korban dalam keadaan sepi. "Semua keluarganya ikut ke rumah sakit. Kata petugas BPBD tadi jasad korban dibawa ke RS Wangaya untuk di otopsi. Soalnya tidak tahu mengapa dia (korban) meninggal dunia," tandasnya.
Sementara itu, adik sepupu almarhum, AA Ngurah Franky Kusumanegara, 24, saat ditemui di kamar jenazah RSUD Wangaya, Jumat (7/12) malam, mengungkapkan, setelah jenazah korban menjalani pemeriksaan diketahui meninggal karena serangan jantung. Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan, ditemukan kondisi kulit membiru hanya tampak pada bagian dada hingga kepala almarhum. “Tadi sudah dilakukan pemeriksaan. Kakak meninggal akibat serangan jantung, bukan karena terjatuh,” tegas pria yang akrab disapa Gung Franky ini.
Menurut penuturan Gung Franky, tidak diketahui meninggal pukul berapa. Namun menurut kebiasaan sehari-hari, almarhum terbiasa mebanten (sembahyang) pada tengah malam sekitar pukul 24.00 Wita. Pada saat kejadian, istri almarhum memang sedang pulang kampung ke Buleleng, sehingga tidak ada yang tahu persis kejadiannya.
Sementara itu, ayah almarhum yang tinggal di lantai bawah baru tahu almarhum tergeletak pagi harinya ketika hendak membersihkan merajan. Sang ayah mengira almarhum tidur, namun curiga karena korban tidak bergerak. “Karena gak bangun-bangun, maka langsung panggil tetangga dan BPBD untuk dibawa ke RS,” ujarnya seraya mengatakan jenazah mendiang untuk sementara masih akan dititipkan di kamar jenazah RSUD Wangaya hingga 14 Desember mendatang. Jenazah akan langsung diaben pada tanggal 15 Desember 2019 mendatang di Setra Badung, Denpasar.. *pol, indi
1
Komentar