3 Pejudo Bali Sabet Emas
Gede Agastya Ukir Rekor Pejudo Termuda Raih Emas di Usia 16
Gede Agastya Dharma Wardhana, Gede Ganding Kalbu Soethama, dan Ni Kadek Anny Pandini sabet medali emas, sementara I Dewa Ayu Mira Widari dan I Gusti Ayu Putu Guna Kakihara raih perunggu
MANILA, NusaBali
Pesta olahraga multievent se-Asia Tenggara SEA Games XXX 2019 di Filipina, benar-benar jadi ajang show of force bagi para pejudo asal Bali. Bayangkan, dari 5 pejudo Bali yang dipercaya membela kontingen Indonesia, 3 orang di antaranya sukses sabet medali emas: Gede Agastya Dharma Wardhana, 16, Gede Ganding Kalbu Soethama, 23, dan Ni Kadek Anny Pandini, 26. Sedangkan 2 pejudo lagi sabet medali perunggu, yakni I Dewa Ayu Mira Widari, 24, dan I Gusti Ayu Putu Guna Kakihara.
Ni Kadek Anny Pandini paling awal meraih medali emas Kelas -57 Kg Putri SEA Games 2019, Kamis (5/12), ketika menggungguli pejudi Vietnam, Nguyen Thi Bich Ngoc. Itu merupakan medali emas kedua bagi Anny Pandini di arena SEA Games, setelah suksesnya pada SEA Games XXVIII 2015 di Singapura.
Sedangkan kwartet Gede Agastya Dharma Wardhana, Gede Ganding Kalbu Soethama, Dewa Ayu Mira Widari, dan I Gusti Ayu Putu Guna Kakihara yang sama-sama baru pertama kali tampil membela Merah Putih di ajang SEA Games, mempersembahkan medali emas pada hari yang sama, Jumat (6/12). Gede Agastya Dharma Wardhana, pejudo remaja berusia 16 tahun yang masih duduk di Kelas II SMAN Sukaresmi, Ciloto, Jawa Barat, sukses sabet medali emas di Kelas +100 Kg Putra. Remaja bertubuh raksasa ini raih medali emas setelah mengalahkan pejudo Malaysia, Ruzaini Abdul Razak, dengan Ippon.
Sedangkan Gede Ganding Kalbu Soethama, pejudo berusia 23 tahun yang masih kuliah di Jurusan Sastra Inggris Fakultas Sastra Unud, sukses mempersembahkan medali emas dari Kelas -100 Kg Putra. Dalam laga final yang digelar di LAUS Grup Event Center, Filipina, Jumat kemarin, Gede Ganding mengalahkan pejudo Singapura, Low Yi Long, dengan 1 Wazari dan 1 Shido.
Sementara dua pejudo Bali lainnyanya, I Dewa Ayu Mira Widari dan I Gusti Ayu Putu Guna Kakihara, masing-masing kebagian medali perunggu, Jumat kemarin. Dewa Ayu Mira Widari persembahkan medali perunggu dari Kelas +78 Kg Putri, sedangkan IGA Putu Guna Kakihara sabet emas dari Kelas -70 Kg Putri.
Sukses Gede Agastya Dharma Wardhana sabet medali emas Kelas +100 Kg Putra, terbilang fenomenal dan menjadi rekor baru bagi Indonesia di kancah SEA Games. Dialah pejudo termuda Indonesia yang berhasil sabet medali emas di arena SEA Games, saat usianya baru 16 tahun 11 bulan sekian hari. Gede Agastya Dharma Wardhana pecahkan rekor Krisna Bayu, pejudo asal Jawa Tengah yang dulu sabet medali emas perdana SEA Games saat menginjak usia 18 tahun.
Ketika dikonfirmasi NusaBali per telepon di Manila, tadi malam, pejudo remaja Gede Agastya mengaku sangat senang dan bangga bisa mem-persembahkan medali emas buat kontingen Merah Putih, dalam aksi perdananya di ajang SEA Games. "Sangat senang dan bangga rasanya bisa mencapai podium tertinggi untuk Merah Putih," ujar pejudo remaja asal Desa/Kecamatan Bebandem, Karangasem ini.
Gede Agastya merupakan anak sulung dari 3 bersaudara pasangan I Komang Putu Sawitra dan Ni Luh Pitu Kusumawati. Saat ini, dia tercatat sebagai siswa Kelas II SMAN 1 Sukaresmi, Ciloto. Dia sekolah di sana, karena merupakan atlet potensial yang menjalani Pelatnas Jangka Panjang di Ciloto.
Meski usianya baru genap 16 tahun per 7 Januari 2019 lalu, namun prestasinya segudang. Sebelum diterjukan ke SEA Games 2019 di Filipina, Gede Agastya sempat sabet medali emas Kelas +100 Kg Kejuaraan Judo Kartika Cup 2019.
Rasa bangga juga diungkapkan Gede Ganding Kalbu Soethama, yang sukses sabet medali emas pada aksi perdananya di kancah SEA Games. "Perasaan saya sangat bangga bisa mempersembahkan emas bagi Indonesia. Tadi saya menang wazaari dari pejudo Singapura," ungkap Gede Ganding kepada NusaBali tadi malam.
Menurut Gede Ganding, sebelum maju ke babak final, dia lebih dulu mengalahkan pejudo Thailand, W Puyang. Setelah lolos dari hadangan pejudo Thailand, dia ketemu andalan Singapura, Low Yi Long. Ternyata, perjuangan berat pejudo bertinggi badan 182 cm kelahiran Denpasar 7 September 1996, ini sukses mengatasi lawannya dengan 1 Wazari dan 1 Shido, untuk merebut medali emas.
Gede Ganding pun langsung mengabarkan capaian medali emas ini kepada kedua orangtuanya di Bali, Komang Suryantara Soethama dan Ni Luh Sukerami. "Orangtua di Bali sudah saya kabari. Mereka senang sekali dan tidak sabar menunggu saya pulang," tutur anak sulung dari tiga bersausara ini.
Sementara itu, Wakil Ketua I PBJSI Bali, Nengah Sudiarta, sangat mengapresiasi torehan prestasi 5 pejudo asal Pulau Dewata di SEA Games 2019. Pasalnya, semua pejudo Bali tersebut mampu mempersembahkan medali bagi kontingen Indonesia, dengan rincian 3 emas dan 2 perunggu.
"Penampilan anak-anak sangat luar biasa. Kami bangga kepada mereka. Sebab, mereka mampu menunjukan prestasi mengagumkan dengan meraih medali di ajang SEA Games," ujar Nengah Sudiarta saat dihubungi NusaBali terpisah, tadi malam.
Nengah Sudiarta sendiri datang langsung ke Filipina untuk menyaksikan para pejudo Bali bertarung di SEA Games 2019. Sudiarta mengaku datang bersama Ketua KONI Bali, I Ketut Suwandi.
“Selain itu, ada pula Sekum KONI Bali, Kabid Binpres KONI Bali, Ketua KONI Kabupaten Tabanan, Ketua KONI Kota Denpasar, dan Ketua KONI Kabupaten Badung. Kami datang khusus memberikan support kepada atlet Bali, khususnya di cabang judo,” katanya. *k22
Ni Kadek Anny Pandini paling awal meraih medali emas Kelas -57 Kg Putri SEA Games 2019, Kamis (5/12), ketika menggungguli pejudi Vietnam, Nguyen Thi Bich Ngoc. Itu merupakan medali emas kedua bagi Anny Pandini di arena SEA Games, setelah suksesnya pada SEA Games XXVIII 2015 di Singapura.
Sedangkan kwartet Gede Agastya Dharma Wardhana, Gede Ganding Kalbu Soethama, Dewa Ayu Mira Widari, dan I Gusti Ayu Putu Guna Kakihara yang sama-sama baru pertama kali tampil membela Merah Putih di ajang SEA Games, mempersembahkan medali emas pada hari yang sama, Jumat (6/12). Gede Agastya Dharma Wardhana, pejudo remaja berusia 16 tahun yang masih duduk di Kelas II SMAN Sukaresmi, Ciloto, Jawa Barat, sukses sabet medali emas di Kelas +100 Kg Putra. Remaja bertubuh raksasa ini raih medali emas setelah mengalahkan pejudo Malaysia, Ruzaini Abdul Razak, dengan Ippon.
Sedangkan Gede Ganding Kalbu Soethama, pejudo berusia 23 tahun yang masih kuliah di Jurusan Sastra Inggris Fakultas Sastra Unud, sukses mempersembahkan medali emas dari Kelas -100 Kg Putra. Dalam laga final yang digelar di LAUS Grup Event Center, Filipina, Jumat kemarin, Gede Ganding mengalahkan pejudo Singapura, Low Yi Long, dengan 1 Wazari dan 1 Shido.
Sementara dua pejudo Bali lainnyanya, I Dewa Ayu Mira Widari dan I Gusti Ayu Putu Guna Kakihara, masing-masing kebagian medali perunggu, Jumat kemarin. Dewa Ayu Mira Widari persembahkan medali perunggu dari Kelas +78 Kg Putri, sedangkan IGA Putu Guna Kakihara sabet emas dari Kelas -70 Kg Putri.
Sukses Gede Agastya Dharma Wardhana sabet medali emas Kelas +100 Kg Putra, terbilang fenomenal dan menjadi rekor baru bagi Indonesia di kancah SEA Games. Dialah pejudo termuda Indonesia yang berhasil sabet medali emas di arena SEA Games, saat usianya baru 16 tahun 11 bulan sekian hari. Gede Agastya Dharma Wardhana pecahkan rekor Krisna Bayu, pejudo asal Jawa Tengah yang dulu sabet medali emas perdana SEA Games saat menginjak usia 18 tahun.
Ketika dikonfirmasi NusaBali per telepon di Manila, tadi malam, pejudo remaja Gede Agastya mengaku sangat senang dan bangga bisa mem-persembahkan medali emas buat kontingen Merah Putih, dalam aksi perdananya di ajang SEA Games. "Sangat senang dan bangga rasanya bisa mencapai podium tertinggi untuk Merah Putih," ujar pejudo remaja asal Desa/Kecamatan Bebandem, Karangasem ini.
Gede Agastya merupakan anak sulung dari 3 bersaudara pasangan I Komang Putu Sawitra dan Ni Luh Pitu Kusumawati. Saat ini, dia tercatat sebagai siswa Kelas II SMAN 1 Sukaresmi, Ciloto. Dia sekolah di sana, karena merupakan atlet potensial yang menjalani Pelatnas Jangka Panjang di Ciloto.
Meski usianya baru genap 16 tahun per 7 Januari 2019 lalu, namun prestasinya segudang. Sebelum diterjukan ke SEA Games 2019 di Filipina, Gede Agastya sempat sabet medali emas Kelas +100 Kg Kejuaraan Judo Kartika Cup 2019.
Rasa bangga juga diungkapkan Gede Ganding Kalbu Soethama, yang sukses sabet medali emas pada aksi perdananya di kancah SEA Games. "Perasaan saya sangat bangga bisa mempersembahkan emas bagi Indonesia. Tadi saya menang wazaari dari pejudo Singapura," ungkap Gede Ganding kepada NusaBali tadi malam.
Menurut Gede Ganding, sebelum maju ke babak final, dia lebih dulu mengalahkan pejudo Thailand, W Puyang. Setelah lolos dari hadangan pejudo Thailand, dia ketemu andalan Singapura, Low Yi Long. Ternyata, perjuangan berat pejudo bertinggi badan 182 cm kelahiran Denpasar 7 September 1996, ini sukses mengatasi lawannya dengan 1 Wazari dan 1 Shido, untuk merebut medali emas.
Gede Ganding pun langsung mengabarkan capaian medali emas ini kepada kedua orangtuanya di Bali, Komang Suryantara Soethama dan Ni Luh Sukerami. "Orangtua di Bali sudah saya kabari. Mereka senang sekali dan tidak sabar menunggu saya pulang," tutur anak sulung dari tiga bersausara ini.
Sementara itu, Wakil Ketua I PBJSI Bali, Nengah Sudiarta, sangat mengapresiasi torehan prestasi 5 pejudo asal Pulau Dewata di SEA Games 2019. Pasalnya, semua pejudo Bali tersebut mampu mempersembahkan medali bagi kontingen Indonesia, dengan rincian 3 emas dan 2 perunggu.
"Penampilan anak-anak sangat luar biasa. Kami bangga kepada mereka. Sebab, mereka mampu menunjukan prestasi mengagumkan dengan meraih medali di ajang SEA Games," ujar Nengah Sudiarta saat dihubungi NusaBali terpisah, tadi malam.
Nengah Sudiarta sendiri datang langsung ke Filipina untuk menyaksikan para pejudo Bali bertarung di SEA Games 2019. Sudiarta mengaku datang bersama Ketua KONI Bali, I Ketut Suwandi.
“Selain itu, ada pula Sekum KONI Bali, Kabid Binpres KONI Bali, Ketua KONI Kabupaten Tabanan, Ketua KONI Kota Denpasar, dan Ketua KONI Kabupaten Badung. Kami datang khusus memberikan support kepada atlet Bali, khususnya di cabang judo,” katanya. *k22
1
Komentar