Pohon Santen Roboh Timpa Palinggih dan Tutup Akses Jalan
Hujan deras disertai anging kencang di Kedonganan, Kecamatan Kuta, Badung pada Sabtu (7/12) malam, mengakibatkan satu pohon tumbang.
MANGUPURA, NusaBali
Pohon jenis santen itu roboh dan menimpa palinggih dan tembok panyengker. Tidak hanya itu, pohon berukuran cukup besar menutup akses jalan. Proses evakuasi pohon baru ditindaklanjuti pada Minggu (8/12), karena terkendala hujan dan terbatasnya penerangan.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Badung dr Ni Nyoman Ermy Setiari, menerangkan peristiwa pohon tumbang terjadi di Jalan Pudak Sari, Banjar/Lingkungan Kubu Alit, Kelurahan Kedonganan, Kecamatan Kuta, pada Sabtu sekitar pukul 20.30 Wita. Namun, laporan adanya pohon tumbang tersebut baru masuk ke BPBD pada Sabtu pukul 22.00 Wita. Tumbangnya pohon jenis santen itu diperkirakan karena angin kencang. Hal ini disebabkan karena pada bagian akar pohon tidak terkena air hujan. “Meski kejadiannya Sabtu malam, tim baru bisa melakukan evakuasi atau pemotongan pada Minggu pagi. Memang saat menerima laporan, tim langsung terjun. Tapi, karena terkendala penerangan, makanya proses evakuasi dilakukan pagi hari,” ujarnya, Minggu siang kemarin.
Diterangkannya, hasil kajian tim di lapangan, pohon dengan tinggi 15 meter tersebut tumbang mengenai Panyawangan dan tembok panyengker milik warga bernama I Nyoman Dira, 52. Selain itu, ranting pohon juga menutupi Jalan Pudak Sari. Meski demikian, tumbangnya pohon itu tidak menyebabkan korban jiwa maupun luka-luka, pun akses jalan juga tidak mengganggu aktivitas warga. “Tidak ada korban jiwa. Karena kajian tim tidak ada gangguan aktivitas sekitar, makanya baru kami lakukan pemotongan pada Minggu pagi. Apalagi, di lokasi penerangannya terbatas,” kata Ermy Setiari.
Terkait adanya pohon tumbang karena cuaca, dia berharap agar masyarakat selalu mewaspadai pohon yang ada di halamannya. Salah satunya dengan memangkas ranting-rantingnya. Dengan demikian, bisa menekan risiko jatuhnya korban. “Karena ini mau memasuki musim penghujan, kita berharap masyarakan selalu waspada dengan situasi sekitar mulai dari pohon, tiang maupun tanah yang rawan longsor,” ucapnya. *dar
Pohon jenis santen itu roboh dan menimpa palinggih dan tembok panyengker. Tidak hanya itu, pohon berukuran cukup besar menutup akses jalan. Proses evakuasi pohon baru ditindaklanjuti pada Minggu (8/12), karena terkendala hujan dan terbatasnya penerangan.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Badung dr Ni Nyoman Ermy Setiari, menerangkan peristiwa pohon tumbang terjadi di Jalan Pudak Sari, Banjar/Lingkungan Kubu Alit, Kelurahan Kedonganan, Kecamatan Kuta, pada Sabtu sekitar pukul 20.30 Wita. Namun, laporan adanya pohon tumbang tersebut baru masuk ke BPBD pada Sabtu pukul 22.00 Wita. Tumbangnya pohon jenis santen itu diperkirakan karena angin kencang. Hal ini disebabkan karena pada bagian akar pohon tidak terkena air hujan. “Meski kejadiannya Sabtu malam, tim baru bisa melakukan evakuasi atau pemotongan pada Minggu pagi. Memang saat menerima laporan, tim langsung terjun. Tapi, karena terkendala penerangan, makanya proses evakuasi dilakukan pagi hari,” ujarnya, Minggu siang kemarin.
Diterangkannya, hasil kajian tim di lapangan, pohon dengan tinggi 15 meter tersebut tumbang mengenai Panyawangan dan tembok panyengker milik warga bernama I Nyoman Dira, 52. Selain itu, ranting pohon juga menutupi Jalan Pudak Sari. Meski demikian, tumbangnya pohon itu tidak menyebabkan korban jiwa maupun luka-luka, pun akses jalan juga tidak mengganggu aktivitas warga. “Tidak ada korban jiwa. Karena kajian tim tidak ada gangguan aktivitas sekitar, makanya baru kami lakukan pemotongan pada Minggu pagi. Apalagi, di lokasi penerangannya terbatas,” kata Ermy Setiari.
Terkait adanya pohon tumbang karena cuaca, dia berharap agar masyarakat selalu mewaspadai pohon yang ada di halamannya. Salah satunya dengan memangkas ranting-rantingnya. Dengan demikian, bisa menekan risiko jatuhnya korban. “Karena ini mau memasuki musim penghujan, kita berharap masyarakan selalu waspada dengan situasi sekitar mulai dari pohon, tiang maupun tanah yang rawan longsor,” ucapnya. *dar
1
Komentar