Sepekan, Disdukcapil Mutakhirkan 8 Ribu KK di Kelurahan Benoa, Kutsel
Dalam sepekan terakhir, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Badung melakukan pemutakhiran data kependudukan di Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan (Kutsel).
MANGUPURA, NusaBali
Selama sepekan, Senin (2/12) hingga Sabtu (7/12), Disdukcapil berhasil melakukan pemuktahiran data sebanyak 8 ribu lebih. Proses serupa akan dilanjutkan ke Desa Kutuh yang dijadwalkan pada Kamis mendatang.
Kepala Bidang Pelayanan Pendaftaran Penduduk Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Badung Ni Putu Suryawati, menerangkan kegiatan pemutakhiran data kependudukan ini dilakukan sejak Senin (2/12) hingga (7/12) lalu. Pemutakhiran data ini dilakukan di seluruh Kabupaten Badung dengan program yang dinamai Jebol alias jemput bola. Hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya untuk mengetahui secara pasti tingkat penduduk di suatu wilayah. Sehingga, harus ada data pasti penduduk. Apalagi, ke depannya kartu keluarga (KK) tidak lagi menggunakan tanda tangan manual, namun menggunakan barcode.
“Pemutakhiran inilah yang kami kejar sejak September lalu. Karena ke depan, semuanya akan berubah menggunakan barcode,” kata Suryawati, Senin (9/12), melalui sambungan telepon.
Masih menurut Suryawati, dari data yang diperoleh, kawasan Kelurahan Benoa memiliki tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, dan memang belum ada pemutakhiran data. Nah, dari proses yang dilakukan selama sepekan itu, terdata 8 ribu lebih KK yang dilakukan pemutakhiran. Sementara, sisanya sekitar 300 KK masih menunggu kelengkapan berkas. “Kalau yang di Kelurahan Benoa sudah 8 ribu lebih. Sisanya sekitar 300-an KK belum dimutakhirkan. Alasan belum bisa dilakukan pemutakhiran karena belum lengkap surat-suratnya. Ini yang kami ulang nanti setelah semuanya lengkap,” tuturnya.
Dalam waktu dekat, Disdukcapil juga melakukan pemutakhiran data kependudukan di Desa Kutuh. Dari hasil koordinasi dengan kepala lingkungan, diperkirakan ada sekitar 400-an KK yang belum dilakukan pemutakhiran. Rencananya, Kamis (12/12) mendatang, tim sebanyak 12 orang akan turun ke lapangan. “Kalau yang di Desa Kutuh itu ada di satu banjar. Ya, hari Kamis ini kami turun. Kami target itu rampung sehari, karena biasanya tim yang bekerja menyelesaikan sampai 1.000 hingga 1.200 KK per hari,” kata Suryawati. Dia berharap proses pemutakhiran data seluruh Badung ini rampung pada April 2020 mendatang.
Sementara Kepala Lingkungan Mumbul, Kelurahan Benoa, Kuta Selatan, I Nyoman Astawa yang juga selaku Ketua Forum Kaling Kelurahan Benoa, mengatakan sangat mendukung program pemerintah dalam rangka pemutakhiran data KK. Menurutnya, seluruh kaling di Kelurahan Benoa sepakat membantu warga melalui program Jebol untuk mengumpulkan berkas yang diperlukan. Berkas yang sudah terkumpul dan diverifikasi, disetorkan ke Disdukcapil. “Ada 16 lingkungan di Kelurahan Benoa. Meski ada yang belum terselesaikan, kami akan terus membantu kebutuhan warga, karena ini memang tanggung jawab dari kaling,” tegasnya.
Menurut Astawa, setelah dilakukan pemutakhiran KK, didapat data banyak warga yang belum memiliki akta. Baik itu akta kelahiran sampai akta kematian. Untuk itu setelah program pemutakhiran KK ini, pihaknya berharap ada juga kegiatan serupa terkait pembuatan akta kelahiran sampai akta kematian. Ke depan untuk mempermudah proses pengurusan data kependudukan, di masing masing kelurahan diharapkan agar disiapkan pelayanan secara online. Karena saat ini, semua proses sudah disederhanakan melalui digitalisasi. Apalagi saat ini KK sudah menggunakan barcode.
“Itu yang kami inginkan (pelayanan secara online di masing-masing kelurahan, Red), sehingga kerja kepala lingkungan dalam melayani administrasi kemasyarakatan akan lebih gampang. Baik itu dalam pengurusan akta maupun KK, asalkan semua standar sudah dipenuhi,” kata Astawa. *dar
Kepala Bidang Pelayanan Pendaftaran Penduduk Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Badung Ni Putu Suryawati, menerangkan kegiatan pemutakhiran data kependudukan ini dilakukan sejak Senin (2/12) hingga (7/12) lalu. Pemutakhiran data ini dilakukan di seluruh Kabupaten Badung dengan program yang dinamai Jebol alias jemput bola. Hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya untuk mengetahui secara pasti tingkat penduduk di suatu wilayah. Sehingga, harus ada data pasti penduduk. Apalagi, ke depannya kartu keluarga (KK) tidak lagi menggunakan tanda tangan manual, namun menggunakan barcode.
“Pemutakhiran inilah yang kami kejar sejak September lalu. Karena ke depan, semuanya akan berubah menggunakan barcode,” kata Suryawati, Senin (9/12), melalui sambungan telepon.
Masih menurut Suryawati, dari data yang diperoleh, kawasan Kelurahan Benoa memiliki tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, dan memang belum ada pemutakhiran data. Nah, dari proses yang dilakukan selama sepekan itu, terdata 8 ribu lebih KK yang dilakukan pemutakhiran. Sementara, sisanya sekitar 300 KK masih menunggu kelengkapan berkas. “Kalau yang di Kelurahan Benoa sudah 8 ribu lebih. Sisanya sekitar 300-an KK belum dimutakhirkan. Alasan belum bisa dilakukan pemutakhiran karena belum lengkap surat-suratnya. Ini yang kami ulang nanti setelah semuanya lengkap,” tuturnya.
Dalam waktu dekat, Disdukcapil juga melakukan pemutakhiran data kependudukan di Desa Kutuh. Dari hasil koordinasi dengan kepala lingkungan, diperkirakan ada sekitar 400-an KK yang belum dilakukan pemutakhiran. Rencananya, Kamis (12/12) mendatang, tim sebanyak 12 orang akan turun ke lapangan. “Kalau yang di Desa Kutuh itu ada di satu banjar. Ya, hari Kamis ini kami turun. Kami target itu rampung sehari, karena biasanya tim yang bekerja menyelesaikan sampai 1.000 hingga 1.200 KK per hari,” kata Suryawati. Dia berharap proses pemutakhiran data seluruh Badung ini rampung pada April 2020 mendatang.
Sementara Kepala Lingkungan Mumbul, Kelurahan Benoa, Kuta Selatan, I Nyoman Astawa yang juga selaku Ketua Forum Kaling Kelurahan Benoa, mengatakan sangat mendukung program pemerintah dalam rangka pemutakhiran data KK. Menurutnya, seluruh kaling di Kelurahan Benoa sepakat membantu warga melalui program Jebol untuk mengumpulkan berkas yang diperlukan. Berkas yang sudah terkumpul dan diverifikasi, disetorkan ke Disdukcapil. “Ada 16 lingkungan di Kelurahan Benoa. Meski ada yang belum terselesaikan, kami akan terus membantu kebutuhan warga, karena ini memang tanggung jawab dari kaling,” tegasnya.
Menurut Astawa, setelah dilakukan pemutakhiran KK, didapat data banyak warga yang belum memiliki akta. Baik itu akta kelahiran sampai akta kematian. Untuk itu setelah program pemutakhiran KK ini, pihaknya berharap ada juga kegiatan serupa terkait pembuatan akta kelahiran sampai akta kematian. Ke depan untuk mempermudah proses pengurusan data kependudukan, di masing masing kelurahan diharapkan agar disiapkan pelayanan secara online. Karena saat ini, semua proses sudah disederhanakan melalui digitalisasi. Apalagi saat ini KK sudah menggunakan barcode.
“Itu yang kami inginkan (pelayanan secara online di masing-masing kelurahan, Red), sehingga kerja kepala lingkungan dalam melayani administrasi kemasyarakatan akan lebih gampang. Baik itu dalam pengurusan akta maupun KK, asalkan semua standar sudah dipenuhi,” kata Astawa. *dar
1
Komentar