Proyek Pasar Banyuasri Siap Tanam Tiang Pancang
Total ada 960 tiang pancang akan ditanam di lokasi proyek sebagai pondasi bangunan.
SINGARAJA, NusaBali
Proyek revitalisasi Pasar Banyuasri, di Kelurahan Banyuasri, Kecamatan Buleleng, memasuki tahap pemasangan tiang pancang. Diperkirakan, penanaman tiang pancang ini membutuhkan waktu sebulan.
Pantauan di lokasi Senin (9/12/2019) siang, hampir seluruh bangunan induk Pasar Banyuasri telah dibongkar rata, sejak kontrak dimulai tanggal 25 November 2019. Sejumlah pekerja terlihat membersihkan material bangunan, termasuk besi cor. Sedangkan pekerja lainnya terlihat sedang menentukan titik penanaman tiang pancang.
Proyek revitalisasi Pasar Banyuasri dikerjakan oleh PT Tunas Jaya Sanur, dengan nilai kontrak sebesar Rp 159,6 miliar. Proyek ini dikerjakan dengan tahun jamak selama dua tahun hingga Desember 2020. Set Engineering Manager PT Tunas Jaya Sanur, Gede Indra Permana saat ditemui di lokasi proyek mengatakan, pekerjaan pemasangan tiang pancang sudah mulai persiapan dibeberapa titik. Disebutkan ada 960 titik tempat pemasangan tiang pancang. Tiang pancang itu sebagai pondasi bangunan, dengan kendalaman tiang pancang masing-masing 9 meter. “Sekarang sedang persiapan, beberapa titik sudah ratakan untuk pemancangan tiang pancang,” katanya.
Masih kata Gede Indra Permana, pemasangan tiang pancang tersebut diperkirakan berlangsung hampir sebulan. Dalam penanaman tiang pancang menggunakan mesin hydraulic static pile driver (HSPD). Ini digunakan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan, agar tidak timbul getaran yang berdampak pada bangunan dan rumah warga sekitar. “Kami gunakan dua unit mesin HSPD. Teknologi ini tidak seperti manual yang timbul getaran. Dengan mesin HSPD, tiang pancang itu ditekan, sehingga tidak timbul dampak getaran dan bising,” terangnya.
Disinggung mengenai debu akibat pekerjaan proyek, Gede Indra Permana mengaku telah mengantisipasi dengan penyiraman rutin menggunakan dua unit mobil tangki. Penyiraman dilakukan di beberapa titik bangunan yang berpotensi timbulkan debu akibat pekerjaan proyek. “Water tank (mobil tangki,Red) selalu standby di lokasi, selalu dilakukan penyiraman. Beberapa titik yang berpotensi timbulkan debu, kami lakukan penyiraman dulu,” ujarnya.
Sementara, Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Buleleng, I Nengah Budiarta, mengungkapkan setelah penandatanganan kontrak kerja pada tanggal 25 November 2019, rekanan sudah mulai bergerak. Pekerjaan dimulai dengan pembongkaran gedung lama. Selain itu, dingding pagar juga dipasang di sekeliling lokasi proyek. Pihaknya juga meminta selain pemasangan dingding pagar, rekanan diminta memasang paranet (semacam jarring peneduh,Red), guna meminimalisir pencemaran udara, karena dampak pembongkaran menghasilkan debu. “Sehingga, selain pemasangan pagar, rekanan juga kami minta memasang paranet khususnya di sekitar proyek yang berbatasan langsung dengan warga dan juga pedagang, agar dampak debu ini bisa diminimalisir,” kata Budiarta yang juga Sekretaris Dinas PUPR Buleleng. *k19
Proyek revitalisasi Pasar Banyuasri, di Kelurahan Banyuasri, Kecamatan Buleleng, memasuki tahap pemasangan tiang pancang. Diperkirakan, penanaman tiang pancang ini membutuhkan waktu sebulan.
Pantauan di lokasi Senin (9/12/2019) siang, hampir seluruh bangunan induk Pasar Banyuasri telah dibongkar rata, sejak kontrak dimulai tanggal 25 November 2019. Sejumlah pekerja terlihat membersihkan material bangunan, termasuk besi cor. Sedangkan pekerja lainnya terlihat sedang menentukan titik penanaman tiang pancang.
Proyek revitalisasi Pasar Banyuasri dikerjakan oleh PT Tunas Jaya Sanur, dengan nilai kontrak sebesar Rp 159,6 miliar. Proyek ini dikerjakan dengan tahun jamak selama dua tahun hingga Desember 2020. Set Engineering Manager PT Tunas Jaya Sanur, Gede Indra Permana saat ditemui di lokasi proyek mengatakan, pekerjaan pemasangan tiang pancang sudah mulai persiapan dibeberapa titik. Disebutkan ada 960 titik tempat pemasangan tiang pancang. Tiang pancang itu sebagai pondasi bangunan, dengan kendalaman tiang pancang masing-masing 9 meter. “Sekarang sedang persiapan, beberapa titik sudah ratakan untuk pemancangan tiang pancang,” katanya.
Masih kata Gede Indra Permana, pemasangan tiang pancang tersebut diperkirakan berlangsung hampir sebulan. Dalam penanaman tiang pancang menggunakan mesin hydraulic static pile driver (HSPD). Ini digunakan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan, agar tidak timbul getaran yang berdampak pada bangunan dan rumah warga sekitar. “Kami gunakan dua unit mesin HSPD. Teknologi ini tidak seperti manual yang timbul getaran. Dengan mesin HSPD, tiang pancang itu ditekan, sehingga tidak timbul dampak getaran dan bising,” terangnya.
Disinggung mengenai debu akibat pekerjaan proyek, Gede Indra Permana mengaku telah mengantisipasi dengan penyiraman rutin menggunakan dua unit mobil tangki. Penyiraman dilakukan di beberapa titik bangunan yang berpotensi timbulkan debu akibat pekerjaan proyek. “Water tank (mobil tangki,Red) selalu standby di lokasi, selalu dilakukan penyiraman. Beberapa titik yang berpotensi timbulkan debu, kami lakukan penyiraman dulu,” ujarnya.
Sementara, Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Buleleng, I Nengah Budiarta, mengungkapkan setelah penandatanganan kontrak kerja pada tanggal 25 November 2019, rekanan sudah mulai bergerak. Pekerjaan dimulai dengan pembongkaran gedung lama. Selain itu, dingding pagar juga dipasang di sekeliling lokasi proyek. Pihaknya juga meminta selain pemasangan dingding pagar, rekanan diminta memasang paranet (semacam jarring peneduh,Red), guna meminimalisir pencemaran udara, karena dampak pembongkaran menghasilkan debu. “Sehingga, selain pemasangan pagar, rekanan juga kami minta memasang paranet khususnya di sekitar proyek yang berbatasan langsung dengan warga dan juga pedagang, agar dampak debu ini bisa diminimalisir,” kata Budiarta yang juga Sekretaris Dinas PUPR Buleleng. *k19
Komentar