Libur Nataru, Balawista Kerahkan 183 Personel
Sebanyak 183 personel ini akan ditempatkan di 26 posko Balawista, dari Pantai Tanjung Benoa di Kuta Selatan hingga ke Pantai Seseh di Kecamatan Kuta Utara.
MANGUPURA, NusaBali
Badan Penyelamat Wisata Tirta (Balawista) Badung sudah merapatkan barisan untuk melakukan pemantauan lapangan selama musim libur Natal dan Tahun Baru 2020 (Nataru). Sebanyak 183 personel disiagakan di 26 posko yang ada di Kabupaten Badung.
Koordinator Balawista Badung I Ketut Ipel, menerangkan sejak awal Desember 2019, pihaknya sudah membahas keamanan wisatawan yang berkunjung ke sejumlah pantai di wilayah Badung saat Nataru. Dari hasil kajian, pihaknya memutuskan untuk mengerahkan seluruh personel sebanyak 183 orang. Seratusan personel ini akan ditempatkan di 26 posko Balawista yang ada di wilayah Badung yakni dari Pantai Tanjung Benoa, Uluwatu, Dreamland, Jimbaran, Kedonganan, Kuta, Seminyak hingga ke Pantai Seseh di Kecamatan Kuta Utara).
“Semua personel ini disebar, yang paling banyak itu di titik-titik yang kami anggap banyak dikunjungi wisatawan seperti di Kuta ini,” ungkap Ketut Ipel saat dikonfirmasi, Kamis (12/12) siang.
Meski sudah mempersiapkan personel dari jauh hari, Ketut Ipel mengaku kalau kondisi di Pantai Kuta saat ini masih relatif lengang. Padahal, tahun-tahun sebelumnya, memasuki pertengahan Desember, pengunjung pantai sudah mulai membeludak. Ketut Ipel memperkirakan kunjungan wisatawan akan meningkat mulai tanggal 20-an hingga pergantian tahun. “Kalau tahun lalu, kondisinya sudah ramai. Namun, saat ini memang masih dikategorikan relatif landai. Tapi kami di Balawista tetap memantau setiap pergerakan wisatawan di pantai agar tetap aman,” tandasnya.
Masih menurut Ketut Ipel, tahun lalu cuaca hujan dan sampah kiriman yang membeludak tidak mengurungkan niat wisatawan berkunjung ke Pantai Kuta. Bahkan kondisinya relatif stabil dari tahun 2017 lalu. Tapi, kali ini belum ada tanda-tanda lonjakan wisatawan. “Faktor cuaca memang mempengaruhi, tapi kali ini memang belum terlalu banyak wisatawan seperti tahun sebelumnya,” imbuhnya.
Ketut Ipel juga menggarisbawahi jika setiap ada lonjakan wisatawan, pihaknya mewaspadai hal yang tidak diinginkan seperti terseret arus. Pasalnya, Pantai Kuta berbeda dengan pantai lainnya yang ada di Badung. Di mana, dasar Pantai Kuta adalah pasir, sementara pantai lainnya karang. Nah, dengan kondisi dasar pasir inilah yang menyebabkan pergerakan arus laut cukup kuat. Sehingga bisa menyebabkan hal yang tidak diinginkan. Guna mengantisipasi hal itu, tim Balawista Pos Kuta akan meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat.
“Kami berharap tidak ada kejadian yang tidak diinginkan itu saat liburan Nataru ini. Kita juga berharap wisatawan selalu memperhatikan setiap rambu bendera laut yang kami pasang sebagai penanda bahaya,” harapnya. *dar
Koordinator Balawista Badung I Ketut Ipel, menerangkan sejak awal Desember 2019, pihaknya sudah membahas keamanan wisatawan yang berkunjung ke sejumlah pantai di wilayah Badung saat Nataru. Dari hasil kajian, pihaknya memutuskan untuk mengerahkan seluruh personel sebanyak 183 orang. Seratusan personel ini akan ditempatkan di 26 posko Balawista yang ada di wilayah Badung yakni dari Pantai Tanjung Benoa, Uluwatu, Dreamland, Jimbaran, Kedonganan, Kuta, Seminyak hingga ke Pantai Seseh di Kecamatan Kuta Utara).
“Semua personel ini disebar, yang paling banyak itu di titik-titik yang kami anggap banyak dikunjungi wisatawan seperti di Kuta ini,” ungkap Ketut Ipel saat dikonfirmasi, Kamis (12/12) siang.
Meski sudah mempersiapkan personel dari jauh hari, Ketut Ipel mengaku kalau kondisi di Pantai Kuta saat ini masih relatif lengang. Padahal, tahun-tahun sebelumnya, memasuki pertengahan Desember, pengunjung pantai sudah mulai membeludak. Ketut Ipel memperkirakan kunjungan wisatawan akan meningkat mulai tanggal 20-an hingga pergantian tahun. “Kalau tahun lalu, kondisinya sudah ramai. Namun, saat ini memang masih dikategorikan relatif landai. Tapi kami di Balawista tetap memantau setiap pergerakan wisatawan di pantai agar tetap aman,” tandasnya.
Masih menurut Ketut Ipel, tahun lalu cuaca hujan dan sampah kiriman yang membeludak tidak mengurungkan niat wisatawan berkunjung ke Pantai Kuta. Bahkan kondisinya relatif stabil dari tahun 2017 lalu. Tapi, kali ini belum ada tanda-tanda lonjakan wisatawan. “Faktor cuaca memang mempengaruhi, tapi kali ini memang belum terlalu banyak wisatawan seperti tahun sebelumnya,” imbuhnya.
Ketut Ipel juga menggarisbawahi jika setiap ada lonjakan wisatawan, pihaknya mewaspadai hal yang tidak diinginkan seperti terseret arus. Pasalnya, Pantai Kuta berbeda dengan pantai lainnya yang ada di Badung. Di mana, dasar Pantai Kuta adalah pasir, sementara pantai lainnya karang. Nah, dengan kondisi dasar pasir inilah yang menyebabkan pergerakan arus laut cukup kuat. Sehingga bisa menyebabkan hal yang tidak diinginkan. Guna mengantisipasi hal itu, tim Balawista Pos Kuta akan meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat.
“Kami berharap tidak ada kejadian yang tidak diinginkan itu saat liburan Nataru ini. Kita juga berharap wisatawan selalu memperhatikan setiap rambu bendera laut yang kami pasang sebagai penanda bahaya,” harapnya. *dar
1
Komentar