Dinas LHK Siapkan Skenario Penanggulangan
Antisipasi Sampah Kiriman di Pesisir Pantai
Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Badung mulai bersiap menyambut datangnya musin angin barat.
MANGUPURA, NusaBali
Seperti pengalaman tahun sebelumnya, saat angin barat berlangsung sampah kiriman selalu menerjang kawasan pesisir. Dinas LHK Badung pun telah menyiapkan skenario penanganan terhadap sampah kiriman tersebut.
“Iya, walau cuaca tidak bisa ditebak. Namun, kami sudah melakukan pemetaan zone penanggulangan bencana sampah kiriman saat musim angin barat,” kata Kepala Dinas LHK Badung I Putu Eka Merthawan, Jumat (13/12) kemarin.
Menurut Merthawan, pihaknya sudah membuat perencanaan dalam menanggulangi sampah musiman ini. Bahkan, sejumlah komponen terlibat dalam tim pembersihan pantai. Komponen dimaksud adalah komponen pariwisata sebanyak 10 orang. “Kita wajibkan pelaku pariwisata ikut terlibat,” tegasnya.
Adapun pemetaan, terbagi ke dalam 10 zone. Yakni, kawasan Pantai Barat Badung yakni zone I depan kuburan keramat hingga Echo Beach Bali sekitar 1,5 km dengan melibatkan empat pelaku wisata. Zone II, dari Echo Beach Bali hingga Loloan Yeh Poh sepanjang 2,5 Km dengan dibantu 36 pelaku pariwisata. Zone III adalah di Loloan Yeh Poh hingga Pos Balawista Kudeta dengan panjang 2,3 km dengan dibantu 13 pelaku pariwisata. Zone IV ada di Pos Balawista Kudeta hingga Gapura batas Seminyak-Legian sepanjang 1,2 km melibatkan 10 pelaku pariwisata.
Untuk zone V yakni dari Gapura batas Seminyak-Legian menuju Camplung sekitar 1,7 km dengan melibatkan 28 pelaku pariwisata. Zone VI dari Camplung hingga setra Kuta sepanjang 1,8 km melibatkan 18 pelaku pariwisata. Zone VII yakni sepanjang Pantai Jerman hingga Patra Jasa sepanjang 1 km dengan meibatkan 10 pelaku pariwisata. Pada zone VIII yakni dari batas Bandara Ngurah Rai hingga batas pantai Desa Adat Kelan dan Kedonganan sepanjang 0,8 km melibatkan 8 pelaku pariwisata. Zone IX dari batas pantai Desa Adat Kelan dan Kedonganan hingga batas pantai Desa Adat Kedonganan dan Jimbaran sepanjang 1,2 km dengan melibatkan 25 pelaku pariwisata. Sementara untuk zone X dari batas pantai Kedonganan dan Jimbaran hingga Four Season sepanjang 1,5 km dan melibatkan 46 pelaku pariwisata.
Merthawan menegaskan segala persiapan sudah dilakukan. Pihaknya akan mulai bergerak bersama tim mulai minggu depan ini. “Jadi, nanti setiap pos sudah ada penanggung jawabnya dalam penanganan sampah di pesisir pantai di Badung,” tukasnya sembari menyebut sudah melakukan atur piuning di Pura Patitenget agar penanganan sampah kiriman lancar.
Sementara, Sekretaris Dinas LHK Badung I Putu Ngurah Thomah Yuniarta, menambahkan biasanya sampah kiriman datang bersamaan dengan datangnya musim hujan. “Kalau tahun lalu itu sekitar bulan Oktober-November sudah ada sampah kiriman. Tapi untuk sekarang sampai saat ini belum ada. Tapi, kami tegaskan bahwa Dinas LHK sudah siap. Bahkan, pemetaan sudah dilakukan,” tegasnya.
Disinggung akan dibawa kemana sampah kiriman di pantai nantinya, mantan Kabag Humas Setda Badung ini menegaskan, sampah kiriman di pantai akan langsung diolah di TPS sementara di samping Terminal Mengwi. “Kita sekarang punya TPS sementara. Jadi, itu yang akan dimaksimalkan untuk mengolah sampah kiriman. Semoga, sampah kiriman tidak sebanyak tahun lalu,” harap Thomas Yuniarta. *asa
“Iya, walau cuaca tidak bisa ditebak. Namun, kami sudah melakukan pemetaan zone penanggulangan bencana sampah kiriman saat musim angin barat,” kata Kepala Dinas LHK Badung I Putu Eka Merthawan, Jumat (13/12) kemarin.
Menurut Merthawan, pihaknya sudah membuat perencanaan dalam menanggulangi sampah musiman ini. Bahkan, sejumlah komponen terlibat dalam tim pembersihan pantai. Komponen dimaksud adalah komponen pariwisata sebanyak 10 orang. “Kita wajibkan pelaku pariwisata ikut terlibat,” tegasnya.
Adapun pemetaan, terbagi ke dalam 10 zone. Yakni, kawasan Pantai Barat Badung yakni zone I depan kuburan keramat hingga Echo Beach Bali sekitar 1,5 km dengan melibatkan empat pelaku wisata. Zone II, dari Echo Beach Bali hingga Loloan Yeh Poh sepanjang 2,5 Km dengan dibantu 36 pelaku pariwisata. Zone III adalah di Loloan Yeh Poh hingga Pos Balawista Kudeta dengan panjang 2,3 km dengan dibantu 13 pelaku pariwisata. Zone IV ada di Pos Balawista Kudeta hingga Gapura batas Seminyak-Legian sepanjang 1,2 km melibatkan 10 pelaku pariwisata.
Untuk zone V yakni dari Gapura batas Seminyak-Legian menuju Camplung sekitar 1,7 km dengan melibatkan 28 pelaku pariwisata. Zone VI dari Camplung hingga setra Kuta sepanjang 1,8 km melibatkan 18 pelaku pariwisata. Zone VII yakni sepanjang Pantai Jerman hingga Patra Jasa sepanjang 1 km dengan meibatkan 10 pelaku pariwisata. Pada zone VIII yakni dari batas Bandara Ngurah Rai hingga batas pantai Desa Adat Kelan dan Kedonganan sepanjang 0,8 km melibatkan 8 pelaku pariwisata. Zone IX dari batas pantai Desa Adat Kelan dan Kedonganan hingga batas pantai Desa Adat Kedonganan dan Jimbaran sepanjang 1,2 km dengan melibatkan 25 pelaku pariwisata. Sementara untuk zone X dari batas pantai Kedonganan dan Jimbaran hingga Four Season sepanjang 1,5 km dan melibatkan 46 pelaku pariwisata.
Merthawan menegaskan segala persiapan sudah dilakukan. Pihaknya akan mulai bergerak bersama tim mulai minggu depan ini. “Jadi, nanti setiap pos sudah ada penanggung jawabnya dalam penanganan sampah di pesisir pantai di Badung,” tukasnya sembari menyebut sudah melakukan atur piuning di Pura Patitenget agar penanganan sampah kiriman lancar.
Sementara, Sekretaris Dinas LHK Badung I Putu Ngurah Thomah Yuniarta, menambahkan biasanya sampah kiriman datang bersamaan dengan datangnya musim hujan. “Kalau tahun lalu itu sekitar bulan Oktober-November sudah ada sampah kiriman. Tapi untuk sekarang sampai saat ini belum ada. Tapi, kami tegaskan bahwa Dinas LHK sudah siap. Bahkan, pemetaan sudah dilakukan,” tegasnya.
Disinggung akan dibawa kemana sampah kiriman di pantai nantinya, mantan Kabag Humas Setda Badung ini menegaskan, sampah kiriman di pantai akan langsung diolah di TPS sementara di samping Terminal Mengwi. “Kita sekarang punya TPS sementara. Jadi, itu yang akan dimaksimalkan untuk mengolah sampah kiriman. Semoga, sampah kiriman tidak sebanyak tahun lalu,” harap Thomas Yuniarta. *asa
1
Komentar