Giri Prasta dan Disel Hangatkan Suhu Politik
Tak Sengaja Bertemu di Rumah Duka
Pertemuan tidak terencana terjadi antara dua politisi yang selama ini berseteru: I Nyoman Giri Prasta (PDIP) dan I Wayan Disel Astawa (Gerindra), di rumah keluarga Dewa Budiasa di Desa/Kecamatan Petang, Badung, Sabtu (14/12) sore.
DENPASAR, NusaBali
Pertemuan Nyoman Giri Prasta (yang kini menjabat Bupati Badung) dan Wayan Disel Astawa (anggota Fraksi Gerindra DPRD Bali Dapil Badung) ini kontan menghangatkan suhu politik jelang Pilkada Badung 2020.
Informasi di lapangan, Disel Astawa datang lebih dulu melayat di rumah duka. Ketika Disel Astawa sudah mau pulang, Nyoman Giri Prasta baru datang. Politisi asal Desa Pelaga, Kecamatan Petang yang juga Ketua DPC PDIP Badung ini duduk di Bale Gede. Begitu melihat Disel Astawa yang sudah bersiap pergi, Giri Prasta pun langsung berinisia-tif menghampirinya.
"Bupati Giri Prasta yang turun nyagjagain (menghampiri) Disel Astawa. Akhirnya, mereka berfoto. Sempat ngobrol sebentar, habis itu pisah," ujar salah seorang kader PDIP kepada NusaBali, Minggu (15/12).
Foto Giri Prasta dan Disel Astawa saling berangkulan di rumah Dewa Budiasa pun langsung viral di media sosial. Dalam foto, Disel Astawa (politisi asal Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, Badung yang mantan kader PDIP) tampak merangkul Giri Prasta sambil mengacungkan 2 jari.
Aksi foto acungkan 2 jari tersebut kemudian dikait-kaitkan dengan Giri Prasta yang akan maju tarung untuk kedua kalinya di Pilkada Badung 2010. Disel Astawa yang sudah gabung ke Gerindra pasca dipecat dari PDIP, terkesan diajak memberikan dukungan untuk Giri Prasta. "Apa artinya angungkap 2 jari itu jro? Hanya mereka berdua (Giri Prasta dan Disel Astawa) yang tahu," komentar salah satu kader PDIP di Badung melalui aun Facebook-nya.
Pertemuan tanpa sengaja, namun terlihat mesra, antara Giri Prasta dan Disel Astawa memag menarik perhatian. Pasalnya, dua politisi senior ini dikenal berseteru pasca Pilkada Badung 2015 yang meluncurkan Giri Prasta ke kursi Bupati Badung 2016-2021.
Saat Pilkada Badung 2015, Disel Astawa yang kala itu duduk di Fraksi PDIP DPRD Bali Dapil Badung, dituding membelot ke kubu pasangan I Made Sudiana-Nyoman Sutrisno, Calon Bupati (Cabup)-Calon Wakil Bupati (Cawabup) yang diusung Demokrat-Gerindra. Padahal, PDIP bersama mitra koalisinya mengusung pasangan Nyoman Giri Prasta-Ketut Suiasa sebagai Cabup-Cawabup Badung.
Gara-gara dituding membelot di Pilkada Badung 2015, Disel Astawa kemudian dipecat dari keanggotaan Fraksi PDIP DPRD Bali Dapil Badung. Disel Astawa kemudian digantikan I Wayan Laka di DPRD Bali dengan status PAW (pengganti antar waktu). Pada akhirnya, Disel Astawa hijrah ke Gerindra.
Dalam Pileg 2019, Disel Astawa yang baru gabung ke Gerindra langsung diusung partai barunya sebagai caleg DPRD Bali Dapil Badung. Meski ruang geraknya terbantas saat kampanye karena blocking ala PDIP di Badung, namun Disel Astawa dengan kekuatan figurnya berhasil lolos ke DPRD Bali. Disel Astawa terobos dominasi PDIP di Badung.
Begitu kuatnya ketokohan Disel Astawa, bahkan politisi yang pernah dua periode duduk di Fraksi PDIP DPRD Badung ini pun sempat diwacanakan akan diusung Gerindra ke Pilkada 2020. Disel Astawa diproyeksikan jadi lawan bagi Giri Prasta, yang kembali akan tandem dengan Ketut Suiasa. Hanya saja, wacana usung Disel Astawa tidak ada kelanjutan sampai sekarang.
Sementara itu, Disel Astawa mengakui dirinya memang sempat berswafoto dengan Giri Prasta di kediaman Dewa Budiasa, tokoh masyarakat Petang yang ayahnya meninggal. Foto tersebut hasil jepret krama yang juga melayat, sabtu sore. Menurut Disel Astawa, kebetulan saja dirinya bertemu dengan Giri Prasta.
"Apa nggak boleh sekali-sekali kita bertemu dan berswafoto? Politik ya politik. Tetapi, bagi saya, dalam politik itu sebuah kompetisi adalah hal biasa. Ketika ada yang disingkirkan dalam kompetisi, bukan lantas membuahkan dendam yang beranak pinak," ujar Disel Astawa saat ditemui NusaBali di sela-sela kegiatan ‘Pendidikan Kader Gerindra’ di Inna Grand Bali Beach Hotel Sanur, Denpasar Selatan, Minggu kemarin.
Disel Astawa menyebutkan, ketika bertemu Giri Prasta di rumah duka sore itu, mereka tidak ada membahas masalah politik. "Apalagi, acungan 2 jari sampai diartikan Giri Prasta-Ketut Suiasa akan 2 periode memimpin Badung. Nggak begitu makna 2 jari yang saya acungkan. Dua jari itu sama dengan keberuntungan. Masa bertempur terus? Sekali-sekali rakyat dipertontonkan kondusivitas di Badung," tegas Disel Astawa yang kini anggota Komisi IV DPRD Bali.
Menurut Disel Astawa, menjelang Pilkada Badung 2020, bisa saja antar pendukung menilai segala sesuatu dengan persepsi masing-masing. "Tetapi, bagi saya, itu pertemuan (dengan Giri Pratsa) tidak terencana. Sikap seorang pemimpin mesti saya tunjukkan. Politik itu dinamis dan penuh dinamika, nggak bisa ditebak. Kalau urusan menyamabraya, saya kedepankan betul. Nanti ada lagi saatnya berkompetisi," tandas politisi yang juga menjabat Bendesa Adat Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan ini. *nat
Informasi di lapangan, Disel Astawa datang lebih dulu melayat di rumah duka. Ketika Disel Astawa sudah mau pulang, Nyoman Giri Prasta baru datang. Politisi asal Desa Pelaga, Kecamatan Petang yang juga Ketua DPC PDIP Badung ini duduk di Bale Gede. Begitu melihat Disel Astawa yang sudah bersiap pergi, Giri Prasta pun langsung berinisia-tif menghampirinya.
"Bupati Giri Prasta yang turun nyagjagain (menghampiri) Disel Astawa. Akhirnya, mereka berfoto. Sempat ngobrol sebentar, habis itu pisah," ujar salah seorang kader PDIP kepada NusaBali, Minggu (15/12).
Foto Giri Prasta dan Disel Astawa saling berangkulan di rumah Dewa Budiasa pun langsung viral di media sosial. Dalam foto, Disel Astawa (politisi asal Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, Badung yang mantan kader PDIP) tampak merangkul Giri Prasta sambil mengacungkan 2 jari.
Aksi foto acungkan 2 jari tersebut kemudian dikait-kaitkan dengan Giri Prasta yang akan maju tarung untuk kedua kalinya di Pilkada Badung 2010. Disel Astawa yang sudah gabung ke Gerindra pasca dipecat dari PDIP, terkesan diajak memberikan dukungan untuk Giri Prasta. "Apa artinya angungkap 2 jari itu jro? Hanya mereka berdua (Giri Prasta dan Disel Astawa) yang tahu," komentar salah satu kader PDIP di Badung melalui aun Facebook-nya.
Pertemuan tanpa sengaja, namun terlihat mesra, antara Giri Prasta dan Disel Astawa memag menarik perhatian. Pasalnya, dua politisi senior ini dikenal berseteru pasca Pilkada Badung 2015 yang meluncurkan Giri Prasta ke kursi Bupati Badung 2016-2021.
Saat Pilkada Badung 2015, Disel Astawa yang kala itu duduk di Fraksi PDIP DPRD Bali Dapil Badung, dituding membelot ke kubu pasangan I Made Sudiana-Nyoman Sutrisno, Calon Bupati (Cabup)-Calon Wakil Bupati (Cawabup) yang diusung Demokrat-Gerindra. Padahal, PDIP bersama mitra koalisinya mengusung pasangan Nyoman Giri Prasta-Ketut Suiasa sebagai Cabup-Cawabup Badung.
Gara-gara dituding membelot di Pilkada Badung 2015, Disel Astawa kemudian dipecat dari keanggotaan Fraksi PDIP DPRD Bali Dapil Badung. Disel Astawa kemudian digantikan I Wayan Laka di DPRD Bali dengan status PAW (pengganti antar waktu). Pada akhirnya, Disel Astawa hijrah ke Gerindra.
Dalam Pileg 2019, Disel Astawa yang baru gabung ke Gerindra langsung diusung partai barunya sebagai caleg DPRD Bali Dapil Badung. Meski ruang geraknya terbantas saat kampanye karena blocking ala PDIP di Badung, namun Disel Astawa dengan kekuatan figurnya berhasil lolos ke DPRD Bali. Disel Astawa terobos dominasi PDIP di Badung.
Begitu kuatnya ketokohan Disel Astawa, bahkan politisi yang pernah dua periode duduk di Fraksi PDIP DPRD Badung ini pun sempat diwacanakan akan diusung Gerindra ke Pilkada 2020. Disel Astawa diproyeksikan jadi lawan bagi Giri Prasta, yang kembali akan tandem dengan Ketut Suiasa. Hanya saja, wacana usung Disel Astawa tidak ada kelanjutan sampai sekarang.
Sementara itu, Disel Astawa mengakui dirinya memang sempat berswafoto dengan Giri Prasta di kediaman Dewa Budiasa, tokoh masyarakat Petang yang ayahnya meninggal. Foto tersebut hasil jepret krama yang juga melayat, sabtu sore. Menurut Disel Astawa, kebetulan saja dirinya bertemu dengan Giri Prasta.
"Apa nggak boleh sekali-sekali kita bertemu dan berswafoto? Politik ya politik. Tetapi, bagi saya, dalam politik itu sebuah kompetisi adalah hal biasa. Ketika ada yang disingkirkan dalam kompetisi, bukan lantas membuahkan dendam yang beranak pinak," ujar Disel Astawa saat ditemui NusaBali di sela-sela kegiatan ‘Pendidikan Kader Gerindra’ di Inna Grand Bali Beach Hotel Sanur, Denpasar Selatan, Minggu kemarin.
Disel Astawa menyebutkan, ketika bertemu Giri Prasta di rumah duka sore itu, mereka tidak ada membahas masalah politik. "Apalagi, acungan 2 jari sampai diartikan Giri Prasta-Ketut Suiasa akan 2 periode memimpin Badung. Nggak begitu makna 2 jari yang saya acungkan. Dua jari itu sama dengan keberuntungan. Masa bertempur terus? Sekali-sekali rakyat dipertontonkan kondusivitas di Badung," tegas Disel Astawa yang kini anggota Komisi IV DPRD Bali.
Menurut Disel Astawa, menjelang Pilkada Badung 2020, bisa saja antar pendukung menilai segala sesuatu dengan persepsi masing-masing. "Tetapi, bagi saya, itu pertemuan (dengan Giri Pratsa) tidak terencana. Sikap seorang pemimpin mesti saya tunjukkan. Politik itu dinamis dan penuh dinamika, nggak bisa ditebak. Kalau urusan menyamabraya, saya kedepankan betul. Nanti ada lagi saatnya berkompetisi," tandas politisi yang juga menjabat Bendesa Adat Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan ini. *nat
Komentar