Tirtayatra Bersama Wabup Bangli, 32 Perbekel Absen Rapat Orientasi
Puluhan kepala desa (Perbekel) se-Kabupaten Bangli melaksanakan tirtayatra ke Pura Luhur Giri Salaka, Alas Purwo, Kecamatan Tegal Dlimo, Banyuwangi, Jawa Timur.
BANGLI, NusaBali
Karena bebih memilih tirtayatra bersama Wakil Bupati Sang Nyoman Sedana Arta dan Ketua DPRD Bangli, I Wayan Diar, mereka absen saat rapat orientasi pengenalan tugas-tugas Perbekel dalam pemerintahan yang dilaksanakan di Balai Desa Katung, Kecamatan Kintamani, Sabtu (14/12).
Rapat orientasi pengenalan tugas-tugas Perbekel dalam pemerintahan yang digelar Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Kabupaten Bangli, di Balai Desa Katung hari itu, hanya dihadiri 18 Perbekel. Di Bangli sendiri ada 74 desa/kelurahan. Informasi yang dihimpun NusaBali, Perbekel yang ikut tirtayatra ke Alas Purwo bersama Wakil Bupati Sedana Arta, 14-15 Desember 2019, berjumlah 32 orang.
Para Perbekel yang ikut tirtayatra itu berasal dari 4 kecamatan se-Kabupaten Bangli, yakni Kecamatan Kintamani, Kecamatan Bangli, Kecamatan Susut, dan Kecamatan Tembuku. Maka, sebagian besar dari Perbekel yang ikut matirtayatra ini mewakilkan hadir dalam rapat hari Sabtu.
“Hal ini amat disayangkan. Lagipula, ritual tirtayatra para Perbekel ini ada kaitannya dengan Pilkada Bangli 2020 (di mana Sedana Arta dan Wayan Diar diprediksi akan maju berpaket sebagai Calon Bupati-Calon Wakil Bupati Bangli yang diusung PDIP, Red),” ujar sumber NusaBali di Bangli, Minggu (15/12).
Sementara, Ketua Forum Perbekel Kabupaten Bangli, I Made Diksa, menyatakan kegiatan ritual tirtayatra sudah dirancang sejak 2 bulan lalu. Menurut Made Diksa, pelaksanaan tirtayatra digagas oleh Wakil Bupati Sedaan Arta dan mendapat respons dari para perbekel. “Ini sudah dirancnag jauh-jauh hari,” jelas Made Diksa yang juga Perbekel Abang Batudinding, Kecamatan Kintamani saat dikonfirmasi NusaBali, Minggu kemarin.
Sebetulnya, kata Made Diksa, jumlah Perbekel yang mendaftar ikut tirtayatra ke Alas Purwo cukup banyak. Namun, karena ada halangan seperti kematian, maka hanya 32 orang yang ikut berangkat.
Menurut Made Diksa, dari 32 Perbekel yang berangkat tirtayatra, 18 orang di antaranya asal Kecamatan Kintamani. Selebihnya, 14 orang lagi asal Kecamatan Bangli, Kecamatan Susut, dan Kecamatan Tembuku. Mereka yang berangkat, antara lain, Perbekel Batur Selatan (Kecamatan Kintamani) I Gede Sarjana, Perbekel Daup (Kecamatan Kintamani) Dewa Nyoman Saliawan, Perbekel Siakin (Kecamatan Kintamani) I Gede Disi.
Terkait pelaksanaan rapat orientasi pengenalan tugas-tugas Perbekel dalam pemerintahan yang Dinas PMD Kabupaten Bangli, menurut Made Diksa, undangannya mendadak. Sedangkan para Perbekel berangkat tirtayatra usai pelantikan. “Jangan dibilang tidak hadir. Dari teknis desa, baik itu Sekdes maupun Kaur, sudah ada perwakilan untuk mengikuti rapat tersebut. Kami menghormati program pemerintah, agar dalam hal ini sama-sama jalan,” katanya.
Selain itu, lanjut Made Diksa, pelaksanaan tirtayatra dilakukan saat hari libur. Para Perbekel dipastikan sudah bertugas kembali secara normal, Senin (16/12) ini. Lagipula, tirtayatra juga menggunakan dana pribadi. “Kegiatan tirtayatra bukan diwajibkan, melainkan ini bentuk apresiasi Wakil Bupati kepada Perbekel hasil Pilkel serentak yang baru dilantik,” tandas Made Diksa.
Disinggung soal keikutsertaan puluhan Perbekel matirtayatra ke Alas Purwo ini sebagai bentuk dukungan terhadap Sedana Arta untuk Pilkada Bangli 2020, Made Diksa tidak ingin masalah ini dikaitkan dengan politik. Pihaknya memang mendoakan agar Sedana Arta jadi Buapti Bangli. “Tapi, kalau sudah politik praktis, Perbekel tidak berani,” dalihnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Sedana Arta mengakui kegiatan ritual tirtayatra ini sudah direncanakan jauh-jauh hari sebelumnya. Hanya saja, baru dalam seminggu terakhir dipastikan tanggal keberangkatanya.
Disingging soal Perbekel yang ikut tirtayatra adalah sebagai bentuk dukungan mereka di Pilkada Bangli 2020, Sedana Arta mengaku tidak berani mengakatan demikian. “Teman-teman yang berangkat, ya berangkat. Sejatinya banyak yang mau ikut, tapi batal karena sedang ada halangan,” tandas politisi asal Susut yang juga Ketua DPC PDIP Bangli ini.
Terkait banyaknya Perbekel yang absen rapat karena ikut tirtayatra, menurut Sedana Arta, ritual ini bisa dibilang kegiatan pribadi yang pelaksanaannya tidak dilakukan saat jam kerja. “Kami tidak menggunakan dana APBD. Kegiatan tirtayatra ini juga di luar jam kantor,” tegas Sedana Arta yang diprediksi akan tarung melawan adik Bupati I Made Gianyar, yakni I Made Subrata, di Pilkada Bangli 2020.
Dikonfirmasi NusaBali terpisah, Minggu kemarin, Kadis PMD Bangli, Dewa Agung Riana Putra, tidak mau banyak komentar terkait banyaknya Perbekel yang absden rapat karena ikut tirtayatra berbau politis bersama Wakil Bupati Sedana Arta. Menurut Dewa Riana, pihaknya sudah menjalankan proses sesuai petunjuk pimpinan, yakni memberikan pembekalan kepada seluruh Perbekel.
Dewa Riana menegaskan, rapat orientasi tersebut bertujuan untuk mengenalkan Topuksi Perbekel. “Bagi Perbekel lama, rapat ini untuk menegaskan kembali Tupoksinya. Kegiatan ini sekaligus mengenalkan kepada Perbekel baru tentang tugasnya sebagai leader di desa,” tandas Dewa Riana. *esa
Rapat orientasi pengenalan tugas-tugas Perbekel dalam pemerintahan yang digelar Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Kabupaten Bangli, di Balai Desa Katung hari itu, hanya dihadiri 18 Perbekel. Di Bangli sendiri ada 74 desa/kelurahan. Informasi yang dihimpun NusaBali, Perbekel yang ikut tirtayatra ke Alas Purwo bersama Wakil Bupati Sedana Arta, 14-15 Desember 2019, berjumlah 32 orang.
Para Perbekel yang ikut tirtayatra itu berasal dari 4 kecamatan se-Kabupaten Bangli, yakni Kecamatan Kintamani, Kecamatan Bangli, Kecamatan Susut, dan Kecamatan Tembuku. Maka, sebagian besar dari Perbekel yang ikut matirtayatra ini mewakilkan hadir dalam rapat hari Sabtu.
“Hal ini amat disayangkan. Lagipula, ritual tirtayatra para Perbekel ini ada kaitannya dengan Pilkada Bangli 2020 (di mana Sedana Arta dan Wayan Diar diprediksi akan maju berpaket sebagai Calon Bupati-Calon Wakil Bupati Bangli yang diusung PDIP, Red),” ujar sumber NusaBali di Bangli, Minggu (15/12).
Sementara, Ketua Forum Perbekel Kabupaten Bangli, I Made Diksa, menyatakan kegiatan ritual tirtayatra sudah dirancang sejak 2 bulan lalu. Menurut Made Diksa, pelaksanaan tirtayatra digagas oleh Wakil Bupati Sedaan Arta dan mendapat respons dari para perbekel. “Ini sudah dirancnag jauh-jauh hari,” jelas Made Diksa yang juga Perbekel Abang Batudinding, Kecamatan Kintamani saat dikonfirmasi NusaBali, Minggu kemarin.
Sebetulnya, kata Made Diksa, jumlah Perbekel yang mendaftar ikut tirtayatra ke Alas Purwo cukup banyak. Namun, karena ada halangan seperti kematian, maka hanya 32 orang yang ikut berangkat.
Menurut Made Diksa, dari 32 Perbekel yang berangkat tirtayatra, 18 orang di antaranya asal Kecamatan Kintamani. Selebihnya, 14 orang lagi asal Kecamatan Bangli, Kecamatan Susut, dan Kecamatan Tembuku. Mereka yang berangkat, antara lain, Perbekel Batur Selatan (Kecamatan Kintamani) I Gede Sarjana, Perbekel Daup (Kecamatan Kintamani) Dewa Nyoman Saliawan, Perbekel Siakin (Kecamatan Kintamani) I Gede Disi.
Terkait pelaksanaan rapat orientasi pengenalan tugas-tugas Perbekel dalam pemerintahan yang Dinas PMD Kabupaten Bangli, menurut Made Diksa, undangannya mendadak. Sedangkan para Perbekel berangkat tirtayatra usai pelantikan. “Jangan dibilang tidak hadir. Dari teknis desa, baik itu Sekdes maupun Kaur, sudah ada perwakilan untuk mengikuti rapat tersebut. Kami menghormati program pemerintah, agar dalam hal ini sama-sama jalan,” katanya.
Selain itu, lanjut Made Diksa, pelaksanaan tirtayatra dilakukan saat hari libur. Para Perbekel dipastikan sudah bertugas kembali secara normal, Senin (16/12) ini. Lagipula, tirtayatra juga menggunakan dana pribadi. “Kegiatan tirtayatra bukan diwajibkan, melainkan ini bentuk apresiasi Wakil Bupati kepada Perbekel hasil Pilkel serentak yang baru dilantik,” tandas Made Diksa.
Disinggung soal keikutsertaan puluhan Perbekel matirtayatra ke Alas Purwo ini sebagai bentuk dukungan terhadap Sedana Arta untuk Pilkada Bangli 2020, Made Diksa tidak ingin masalah ini dikaitkan dengan politik. Pihaknya memang mendoakan agar Sedana Arta jadi Buapti Bangli. “Tapi, kalau sudah politik praktis, Perbekel tidak berani,” dalihnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Sedana Arta mengakui kegiatan ritual tirtayatra ini sudah direncanakan jauh-jauh hari sebelumnya. Hanya saja, baru dalam seminggu terakhir dipastikan tanggal keberangkatanya.
Disingging soal Perbekel yang ikut tirtayatra adalah sebagai bentuk dukungan mereka di Pilkada Bangli 2020, Sedana Arta mengaku tidak berani mengakatan demikian. “Teman-teman yang berangkat, ya berangkat. Sejatinya banyak yang mau ikut, tapi batal karena sedang ada halangan,” tandas politisi asal Susut yang juga Ketua DPC PDIP Bangli ini.
Terkait banyaknya Perbekel yang absen rapat karena ikut tirtayatra, menurut Sedana Arta, ritual ini bisa dibilang kegiatan pribadi yang pelaksanaannya tidak dilakukan saat jam kerja. “Kami tidak menggunakan dana APBD. Kegiatan tirtayatra ini juga di luar jam kantor,” tegas Sedana Arta yang diprediksi akan tarung melawan adik Bupati I Made Gianyar, yakni I Made Subrata, di Pilkada Bangli 2020.
Dikonfirmasi NusaBali terpisah, Minggu kemarin, Kadis PMD Bangli, Dewa Agung Riana Putra, tidak mau banyak komentar terkait banyaknya Perbekel yang absden rapat karena ikut tirtayatra berbau politis bersama Wakil Bupati Sedana Arta. Menurut Dewa Riana, pihaknya sudah menjalankan proses sesuai petunjuk pimpinan, yakni memberikan pembekalan kepada seluruh Perbekel.
Dewa Riana menegaskan, rapat orientasi tersebut bertujuan untuk mengenalkan Topuksi Perbekel. “Bagi Perbekel lama, rapat ini untuk menegaskan kembali Tupoksinya. Kegiatan ini sekaligus mengenalkan kepada Perbekel baru tentang tugasnya sebagai leader di desa,” tandas Dewa Riana. *esa
1
Komentar