Sri Mulyani Effect
SRI Mulyani ‘Effect’. Begitulah yang terjadi saat Presiden Joko Widodo mengumumkan kembali formasi baru para menterinya.
Salah satu yang disambut antusias pasar ekonomi dan banyak masyarakat adalah kehadiran Sri Mulyani. Salah satu status di media sosial facebook menuliskan, “Happy to welcome her back!“, dengan foto Sri Mulyani. Akademisi dan pengamat pasar keuangan menilai kembalinya Sri Mulyani Indrawati ke dalam jajaran pemerintahan Indonesia akan memberikan angin segar ke perekonomian dalam negeri karena sejumlah kemampuan dan pengalaman yang dimilikinya.
Rektor Universitas Paramadina Firmanzah menilai terpilihnya kembali Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan (Menkeu) bisa memberikan sentimen positif pada pasar keuangan. “Memang ini tidak diduga kalau Ibu Sri Mulyani bersedia kembali ke Indonesia sebagai Menteri Keuangan, karena beberapa waktu lalu namanya santer disebut masuk ke dalam kabinet Jokowi – JK, tapi beliau masih belum bersedia,” tutur Firmanzah saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (27/7).
Menurut Profesor di bidang manajemen internasional dan strategis ini, ada tiga faktor penyebab kembalinya Mulyani sebagai Menkeu disambut oleh pasar. Pertama, Sri Mulyani dinilai sudah cukup berpengalaman dalam menjabat sebagai menkeu. Pada saat menjabat, ia relatif berhasil membawa Indonesia keluar dalam krisis kredit macet hipotek perumahaan (subprime mortgage) pada tahun 2008-2009.
Alasan berikutnya, jaringan (network) Sri Mulyani yang diperoleh selama enam tahun menjabat sebagai Managing Director dan Chief Operating Officers Bank Dunia merupakan nilai tambah. Menurutnya, di tengah kondisi perekonomian global yang diwarnai gejolak dan ketidakpastian, dibutuhkan kerjasama antar negara di dunia internasional.
Terakhir, jaringan Sri Mulyani juga diharapkan sanggup menarik investor untuk mendukung pembangunan infastruktur domestik. Firmanzah juga menilai sosok Sri Mulyani dapat mendukung kesuksesan program pengampunan pajak (tax amnesty). Ini mengingat, wanita berkaca mata ini memiliki kepercayaan pasar (market trust) yang dapat digunakan untuk mendorong wajib pajak memanfaatkan program tax amnesty.
“Saya rasa figur Sri Mulyani memiliki market trust yang cukup tinggi dan saya rasa akan menjadi daya dorong implementasi tax amnety yang membutuhkan komuniasi, sosialisi dan upaya convincing (meyakinkan) untuk meyakinkan ke pengusaha untuk memanfaatkan kebijakan tax amnesty,” ujar mantan Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia ini.
Firmanzah menilai Sri Mulyani juga memiliki banyak agenda ke depan untuk memperbaiki kinerja perekonomian domestik. Namun, menurutnya, hal pertama yang akan dilakukan Sri adalah berkoordinasi dengan eselon I di bawah kementeriannya untuk melakukan koordinasi di level birokratis. Sri Mulyani’s Effect. Kembalinya Sri Mulyani masuk pada kabinet Indonesia mendorong aliran dana masuk dari investor asing dan mendongkrak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di level 5,274.36 atau menguat 49.97 poin (+0.95 persen).
Dari luar negeri, bursa Amerika ditutup mixed. Yakni, Indeks Dow Jones ditutup pada level 18.742,17 atau melemah 1,58 poin (-0,01 persen) dan Indeks S&P juga melemah 2,60 poin (-0,12 persen) pada level 2.166,58. Hanya Indeks Nasdaq yang menghijau pada level 5.139,81 atau menguat 29,76 poin (+0,58 persen).
Hal tersebut terjadi karena sentimen pengumuman The Federal Reserve akan kebijakan suku bunga. The Fed sepakat menahan suku bunga acuannya di level 0,25 persen hingga 0,5 persen. Bank Sentral AS juga mencatat pasar tenaga kerja Amerika mengalami penguatan. tax amnesty dan kembalinya Sri Mulyani dipercaya mendorong sektor infrastruktur di pasar modal melaju. Demikian pula sektor konstruksi dan semen.
Cermati saham konstruksi seperti ADHI,WIKA,TOTL, dan saham semen seperti SMCB,dan SMGR. Saham SMBR yang direkomendasikan di Premium Updates 2 hari yang lalu sudah naik lebih dari 20 persen. Sri Mulyani Effect mendongkrak optimisme pelaku pasar keuangan yang membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,16 persen ke level 5.284 pada akhir sesi I perdagangan.
Dalam perdagangan selama sesi I, IHSG sempat menyentuh level tertinggi di 5.301, atau naik 1,47 persen dari penutupan kemarin di angka 5.224. Data RTI Infokom mencatat, pemodal asing mencetak aksi beli bersih Rp227,3 miliar di pasar reguler. Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengatakan, IHSG memang sudah menguat sejak perdagangan dibuka. Hal itu, lanjutnya, karena spekulasi masuknya Sri Mulyani ke dalam jajaran kabinet yang baru.
“IHSG menguat karena spekulasi Sri Mulyani mau kembali lagi. Hal itu adalah euforia yang terjadi di pasar keuangan,” katanya kepada CNNIndonesia.com, Rabu (27/7). Euforia tersebut, kata Satrio, terlihat dari penguatan saham perbankan. Padahal, menurutnya kinerja keuangan perbankan pada paruh pertama tahun ini tidak sesuai ekspektasi pasar.
“Memang kinerja perbankan jelek, tapi saham perbankan malah naik karena spekulasi Sri Mulyani kembali lagi, jadi ini memang euforia,” jelasnya.Satrio menjelaskan, wanita terkuat ke-23 di dunia ini memang memiliki k digdayaan di mata pelaku pasar keuangan. Buktinya sewaktu Sri Mulyani mundur dari jabatan Menteri Keuangan pada 2010 lalu, pelaku pasar langsung memberikan respons negatif.
“Dulu ketika Sri Mulyani mundur, IHSG lengser 3 persen lebih,” ungkapnya. Lebih lanjut, Satrio berharap kembalinya Sri Mulyani bisa memberi angin segar bagi perekonomian Indonesia. Ia menilai target-target tinggi yang dipatok Presiden Joko Widodo diharapkan bisa tercapai dengan adanya Sri Mulyani. “Harapannya target-target tinggi yang dipatok Jokowi ini bisa tercapai. Dulu kan berharap pertumbuhan ekonomi bisa di atas 7 persen,” jelasnya.
Direktur Utama Schroders Investment Management Indonesia (Schroders Indonesia) Michael Tjoajadi juga sangat menyambut baik keputusan Presiden Jokowi yang menunjuk Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan (Menkeu) menggantikan Bambang Brodjonegoro. Hal ini karena pengalaman Sri Mulyani yang sangat luas, baik di internasional maupun nasional. "Menkeu yang baru ini pengalamannya luas, tidak hanya nasional tapi juga internasional, jadi pengalamannya bisa dibawa ke Indonesia. Misalnya pengalaman di World Bank," paparnya.
Tak hanya Sri Mulyani, ia juga sepakat dengan ditunjuknya Thomas Lembong menjadi Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) oleh Presiden Jokowi. Hal ini karena memang latar belakang Thomas Lembong sendiri sebagai investor, sehingga akan membawa BKPM lebih baik lagi.
Sri Mulyani bukan nama yang asing bagi telinga masyarakat Indonesia. Perempuan kelahiran Lampung, 54 tahun silam tersebut pernah menjabat sebagai Menteri Keuangan di era Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 2005 lalu.
Sri Mulyani dinilai sukses melakukan reformasi besar-besaran pada lembaga perpajakan sekaligus bea dan cukai selama dirinya memimpin Kementerian Keuangan. Ia juga berhasil menggandakan investasi langsung ke Indonesia di tahun pertamanya menjadi menteri, dari 4,6 miliar dolar AS pada 2004 menjadi 8,9 miliar dolar. Beragam penghargaan kemudian dikantongi istri dari Tony Sumartono. Pada 2006, Euromoney menganugerahkannya gelar Menteri Keuangan Terbaik. Berlanjut pada 2008, Forbes menyematkan gelar perempuan paling berpengaruh ke-23 di dunia.
Kecemerlangan Sri Mulyani sebagai bendahara negara berlanjut pada periode kedua, SBY memimpin Indonesia pada 2009. Namun secara mengejutkan, pada 5 Mei 2010, Sri Mulyani menyampaikan surat pengunduran dirinya kepada SBY. Dengan satu alasan, menerima tawaran Bank Dunia untuk menjadi Direktur Pelaksana mulai 1 Juni 2010. Jabatan tersebut merupakan jabatan tertinggi kedua setelah Presiden Direktur Bank Dunia.
Namun, banyak pengamat yang menilai keputusan pengunduran diri tersebut terkait dengan pertentangan moral yang melanda Sri Mulyani karena merasa menjadi korban perkawinan kepentingan politik terkait dengan kebijakan bailout Bank Century. Dikutip dari pidato terakhir yang disampaikannya ketika masih menjabat sebagai Menteri Keuangan. Sri Mulyani mengatakan:
“Saya hanya ingin mengatakan sebagai penutup, sebagian dari Anda mengatakan apakah Sri Mulyani kalah, apakah Sri Mulyani lari? Saya yakin banyak yang menyesalkan keputusan saya. Di antara Anda semua yang ada di sini, saya ingin mengatakan bahwa saya menang. Saya berhasil. Kemenangan dan keberhasilan saya definisikan menurut saya karena tidak didikte oleh siapapun termasuk mereka yang menginginkan saya tidak di sini. Selama saya tidak mengkhianati kebenaran, selama saya tidak mengingkari nurani saya, dan selama saya masih bisa menjaga martabat dan harga diri saya, maka di situ saya menang. Terima kasih.”
Kini, Presiden Joko Widodo telah menyerahkan kunci brankas negara ke kantongnya dengan banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan di bidang ekonomi. Selamat Bertugas! *
Komentar