Persami SMPN 3 Selat Libatkan 300 Siswa
Perkemahan Sabtu-Minggu (Persami) Pramuka yang digelar Pangkalan Gudep 05.009-05.010 SMPN 3 Selat, di Banjar Geriana Kangin, Desa Duda Utara, Kecamatan Selat, Karangasem berakhir, Minggu (15/12).
AMLAPURA, NusaBali
Sebanyak 300 siswa yang dilibatkan berasal dari kelas VII, kelas VIII dan kelas IX. Persami dikoordinasikan Kamabigus (Ketua Majelis Pembimbing Gugus), I Nengah Sikiarta, dengan dibantu 20 pembina.
I Nengah Sikiarta yang juga Kasek SMPN 3 Selat memaparkan, tujuan Persami tersebut, agar siswa menambah wawasan. Materi yang diberikan, di antaranya sejarah kepramukaan, pendidikan baris berbaris tongkat, senam smapore, mourse (sandi), praktek P3K (pertolongan pertama pada kecelakaan), dan membangun dapur umum.
Sehingga sejak dini siswa telah dapat pelatihan pendidikan karakter, berjiwa sosial, membantu bencana alam, belajar dengan menggunakan media lingkungan, dan inovasi lainnya.
Disebutkan selama Persami juga diberikan materi sejarah Pramuka. Sejarah Pramuka di Indonesia dengan latar belakang perjuangan cukup panjang. Diawali di zaman penjajahan Belanda muncul organisasi dibentuk penjajah Belanda, dengan nama NIPV (Nederland Indische Padvinders Vereeniging), yang merupakan persatuan pandu-pandu Hindia Belanda.
Istilah Padvinders katanya merujuk organisasi Pramuka yang telah ada di Belanda. Berlanjut berdiri banyak organisasi kepanduan diprakarsai tokoh-tokoh pergerakan Indonesia, hingga akhirnya lahir Pramuka 14 Agustus 1961 yang didirikan Hamengku Buwono IX di Jakarta.
Awal mula kata Pramuka berasal dari kata poromuko yang berarti pasukan terdepan, yang akhirnya menobatkan Hamengku Buwono IX sebagai bapak pandu Indonesia sekaligus ditetapkan sebagai Ketua Kwartir Nasional pertama, berlanjut menggelar Jambore Nasional I tahun 1973 di Situ Biru Jakarta, hingga Jambore nasional ke-10 tahun 2016 di Cibubur Jakarta.
Di samping itu juga dikenal nama bapak pandu dunia, yakni Baden Powell dari Inggris, sebagai pendiri pandu dunia 25 Juli 1907.
Sedangkan manfaat lain menggelar Persami katanya, untuk melatih motorik siswa. "Terutama melatih ketangkasan fisik dan melatih kecakapan motorik siswa," katanya. *k16
I Nengah Sikiarta yang juga Kasek SMPN 3 Selat memaparkan, tujuan Persami tersebut, agar siswa menambah wawasan. Materi yang diberikan, di antaranya sejarah kepramukaan, pendidikan baris berbaris tongkat, senam smapore, mourse (sandi), praktek P3K (pertolongan pertama pada kecelakaan), dan membangun dapur umum.
Sehingga sejak dini siswa telah dapat pelatihan pendidikan karakter, berjiwa sosial, membantu bencana alam, belajar dengan menggunakan media lingkungan, dan inovasi lainnya.
Disebutkan selama Persami juga diberikan materi sejarah Pramuka. Sejarah Pramuka di Indonesia dengan latar belakang perjuangan cukup panjang. Diawali di zaman penjajahan Belanda muncul organisasi dibentuk penjajah Belanda, dengan nama NIPV (Nederland Indische Padvinders Vereeniging), yang merupakan persatuan pandu-pandu Hindia Belanda.
Istilah Padvinders katanya merujuk organisasi Pramuka yang telah ada di Belanda. Berlanjut berdiri banyak organisasi kepanduan diprakarsai tokoh-tokoh pergerakan Indonesia, hingga akhirnya lahir Pramuka 14 Agustus 1961 yang didirikan Hamengku Buwono IX di Jakarta.
Awal mula kata Pramuka berasal dari kata poromuko yang berarti pasukan terdepan, yang akhirnya menobatkan Hamengku Buwono IX sebagai bapak pandu Indonesia sekaligus ditetapkan sebagai Ketua Kwartir Nasional pertama, berlanjut menggelar Jambore Nasional I tahun 1973 di Situ Biru Jakarta, hingga Jambore nasional ke-10 tahun 2016 di Cibubur Jakarta.
Di samping itu juga dikenal nama bapak pandu dunia, yakni Baden Powell dari Inggris, sebagai pendiri pandu dunia 25 Juli 1907.
Sedangkan manfaat lain menggelar Persami katanya, untuk melatih motorik siswa. "Terutama melatih ketangkasan fisik dan melatih kecakapan motorik siswa," katanya. *k16
1
Komentar