Wabup Kembang Tinjau Korban Bencana Puting Beliung
Wakil Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan meninjau para korban bencana angin puting beliung di Banjar Berawantangi, Desa Tukadaya, Kecamatan Melaya, Minggu (15/12) pagi.
NEGARA, NusaBali
Wabup Kembang meminta korban yang belum dapat memperbaiki rumahnya, agar bersabar dan menunggu proses usulan bantuan perbaikan dari pemerintah.
Wabup Kembang yang turun bersama Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana I Ketut Eko Artha Permana, dan Camat Melaya I Putu Gde Oka Santhika, juga menyerahkan bantuan paket sembako berupa beras dan mie instans kepada 12 kepala keluarga (KK) yang mengalami dampak bencana angin puting beliung tersebut. Selain bantuan sembako dari pemerintah, juga ada bantuan 20 dus air mineral dan 5 dus mie instan dari komunitas Ngelulu Shooting Club, yang merupakan komunitas pecinta olahraga menembak.
Eko Artha Permana mengatakan, selain bantuan sembako, BPBD Jembrana juga telah menyerahkan bantuan 6 terpal kepada 6 KK yang mengalami kerusakan rumah terparah. Sementara untuk bantuan perbaikan bangunan, akan diberikan sesuai prosedur. “Nanti tetap dari desa yang akan mengusulkan permohonan bantuan perbaikan. Selanjutnya, tentu akan ada proses verifikasi dan dikaji, untuk menilai kelayakan dan tidaknya, dan berapa nilai bantuannya,” ujarnya.
Wabup Kembang mengingatkan, agar warga percaya sepenuhnya kepada pemerintah dalam proses bantuan perbaikan rumah akibat bencana alam. Pihaknya memastikan, untuk bantuan perbaikan rumah, terutama yang mengalami kerusakan berat, akan diupayakan pemerintah sesuai mekanisme yang ada. “Jangan percaya pihak-pihak yang mengaku bisa membantu dan berusaha menjatuhkan pemerintahan. Percayakan pada pemerintah daerah, karena proses bantuan ini merupakan integrasi daerah dan provinsi,” ujarnya.
Untuk diketahui, bencana angin puting beliung di Berawangtangi, Kamis (12/12) sore, mengakibatkan kerusakan sejumlah bangunan di 11 rumah KK. Selain kerusakan bangunan rumah, palinggih, dan dapur, juga ada kerusakan sebuah bangunan pabrik slip gabah. Dari sejumlah kerusakan rumah itu, kerusakan rumah terparah terjadi di rumah keluarga I Ketut Sunika, 45, yang memaksa Sunika harus tinggal di kandang kerbau, karena tidak memiliki tempat lain. *ode
Wabup Kembang yang turun bersama Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana I Ketut Eko Artha Permana, dan Camat Melaya I Putu Gde Oka Santhika, juga menyerahkan bantuan paket sembako berupa beras dan mie instans kepada 12 kepala keluarga (KK) yang mengalami dampak bencana angin puting beliung tersebut. Selain bantuan sembako dari pemerintah, juga ada bantuan 20 dus air mineral dan 5 dus mie instan dari komunitas Ngelulu Shooting Club, yang merupakan komunitas pecinta olahraga menembak.
Eko Artha Permana mengatakan, selain bantuan sembako, BPBD Jembrana juga telah menyerahkan bantuan 6 terpal kepada 6 KK yang mengalami kerusakan rumah terparah. Sementara untuk bantuan perbaikan bangunan, akan diberikan sesuai prosedur. “Nanti tetap dari desa yang akan mengusulkan permohonan bantuan perbaikan. Selanjutnya, tentu akan ada proses verifikasi dan dikaji, untuk menilai kelayakan dan tidaknya, dan berapa nilai bantuannya,” ujarnya.
Wabup Kembang mengingatkan, agar warga percaya sepenuhnya kepada pemerintah dalam proses bantuan perbaikan rumah akibat bencana alam. Pihaknya memastikan, untuk bantuan perbaikan rumah, terutama yang mengalami kerusakan berat, akan diupayakan pemerintah sesuai mekanisme yang ada. “Jangan percaya pihak-pihak yang mengaku bisa membantu dan berusaha menjatuhkan pemerintahan. Percayakan pada pemerintah daerah, karena proses bantuan ini merupakan integrasi daerah dan provinsi,” ujarnya.
Untuk diketahui, bencana angin puting beliung di Berawangtangi, Kamis (12/12) sore, mengakibatkan kerusakan sejumlah bangunan di 11 rumah KK. Selain kerusakan bangunan rumah, palinggih, dan dapur, juga ada kerusakan sebuah bangunan pabrik slip gabah. Dari sejumlah kerusakan rumah itu, kerusakan rumah terparah terjadi di rumah keluarga I Ketut Sunika, 45, yang memaksa Sunika harus tinggal di kandang kerbau, karena tidak memiliki tempat lain. *ode
Komentar