Petani Rumput Laut Kembali Bersemangat
Hampir dua tahun mayoritas petani rumput laut Nusa Penida vakum. Kini semangat kembali timbul pasca melihat keberhasilan petani di Lembongan.
NUSA PENIDA, NusaBali
Petani di daerah pesisir Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, kembali bergairah untuk membudidayakan rumput laut yang semula merupakan andalan daerah pesisir itu, namun dalam dua tahun terakhir sempat terhenti akibat faktor alam. "Hampir sebagian besar warga saya bekerja sebagai petani rumput laut, tapi sejak dua tahun terakhir berhenti, karena hasilnya menurun akibat faktor alam dan juga penyakit rumput laut," kata salah seorang petani rumput laut di Desa Batununggul, Nusa Penida, I Nyoman Landep, Minggu (15/12/2019).
Ia mengaku dirinya berkecimpung sebagai petani rumput laut sejak tahun 2000 hingga memutuskan berhenti pada 2017. Kini, ada keinginan yang kuat, setelah terinspirasi keberhasilan budidaya rumput laut di Desa Lembongan. "Hasil dari petani di Lembongan sebagai pilot project di Kecamatan Nusa Penida yang sangat bagus sekali itu menginspirasi saya untuk mencoba kembali budidaya rumput laut," kata mantan Bendesa Kutapang yang menggarap lahan tumput laut seluas 5 are itu.
Menurut dia, jenis rumput laut yang dikembangkan adalah katoni, tapi yang menbedakan jenis ini dari sebelumnya adalah warna merah. Bibit yang didatangkan dari Lombok dan Sumbawa potensial dikembangkan di Nusa Penida.
"Teman-teman petani juga minta bibit untuk dikembangkan. Saya sangat antusias sekali dari hasil panen kali ini. Mudah-mudahan teman-teman petani kembali membudidayakan rumput laut," katanya, menceritakan semangat petani setempat.
Nyoman Landep menambahkan berkembangnya pariwisata hanya mendorong kaum milenial untuk berkiprah, sedangkan orang tua yang sudah berumur diatas 50 tahun tidak bisa mengakses era digital itu. "Tapi, kami berharap berkembanganya pariwisata di Nusa Penida mendorong destinasi baru yakni pariwisata aktivitas petani rumput laut. Ada sebuah sinergi wisata yang selama ini berkembang dengan aktivitas petani rumput laut. Kolaborasi wisata itu akan memberi nuansa baru," katanya.
Sebelumnya Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta menegaskan bahwa rumput laut di Pulau Nusa Penida, masih potensial, karena hasil kajian akademis budidaya rumput laut di pulau itu masih menunjukkan adanya potensi itu. Demplot dan Kajian Akademis Budidaya Rumput Laut pun dilakukan pada bulan April, Agustus, dan November yang tersebar di tiga titik, yaitu Desa Lembongan; Batumulapan, Desa Batununggul; dan Semaya, Desa Suana.
"Hasil kajian menunjukkan bahwa potensi itu masih ada dan penurunan produksi rumput laut yang terjadi bukan disebabkan rendahnya potensi itu, melainkan masyarakat cenderung beralih ke pariwisata, sehingga perlu kepedulian pemerintah untuk membangkitkan kembali budidaya itu," katanya.*ant, *wan
Ia mengaku dirinya berkecimpung sebagai petani rumput laut sejak tahun 2000 hingga memutuskan berhenti pada 2017. Kini, ada keinginan yang kuat, setelah terinspirasi keberhasilan budidaya rumput laut di Desa Lembongan. "Hasil dari petani di Lembongan sebagai pilot project di Kecamatan Nusa Penida yang sangat bagus sekali itu menginspirasi saya untuk mencoba kembali budidaya rumput laut," kata mantan Bendesa Kutapang yang menggarap lahan tumput laut seluas 5 are itu.
Menurut dia, jenis rumput laut yang dikembangkan adalah katoni, tapi yang menbedakan jenis ini dari sebelumnya adalah warna merah. Bibit yang didatangkan dari Lombok dan Sumbawa potensial dikembangkan di Nusa Penida.
"Teman-teman petani juga minta bibit untuk dikembangkan. Saya sangat antusias sekali dari hasil panen kali ini. Mudah-mudahan teman-teman petani kembali membudidayakan rumput laut," katanya, menceritakan semangat petani setempat.
Nyoman Landep menambahkan berkembangnya pariwisata hanya mendorong kaum milenial untuk berkiprah, sedangkan orang tua yang sudah berumur diatas 50 tahun tidak bisa mengakses era digital itu. "Tapi, kami berharap berkembanganya pariwisata di Nusa Penida mendorong destinasi baru yakni pariwisata aktivitas petani rumput laut. Ada sebuah sinergi wisata yang selama ini berkembang dengan aktivitas petani rumput laut. Kolaborasi wisata itu akan memberi nuansa baru," katanya.
Sebelumnya Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta menegaskan bahwa rumput laut di Pulau Nusa Penida, masih potensial, karena hasil kajian akademis budidaya rumput laut di pulau itu masih menunjukkan adanya potensi itu. Demplot dan Kajian Akademis Budidaya Rumput Laut pun dilakukan pada bulan April, Agustus, dan November yang tersebar di tiga titik, yaitu Desa Lembongan; Batumulapan, Desa Batununggul; dan Semaya, Desa Suana.
"Hasil kajian menunjukkan bahwa potensi itu masih ada dan penurunan produksi rumput laut yang terjadi bukan disebabkan rendahnya potensi itu, melainkan masyarakat cenderung beralih ke pariwisata, sehingga perlu kepedulian pemerintah untuk membangkitkan kembali budidaya itu," katanya.*ant, *wan
Komentar