Meru Tumpang Lima Ludes Terbakar
Musibah di Pura Penataran Tangkas Kori Agung Manggis
Tiga palinggih beratap ijuk, yakni meru tumpang lima, gedong meru tumpang tiga dan bale pepelik, di Pura Penataran Tangkas Kori Agung, Banjar Tengah, Desa Selumbung, Kecamatan Manggis, Karangasem, ludes terbakar, Senin (16/12) pukul 11.00 Wita.
AMLAPURA, NusaBali
Kondisi terparah terjadi pada palinggih meru tumpang lima, seluruh bagian atap yang terbuat dari ijuk hangus. Pantauan NusaBali, Pura Penataran Tangkas Kori Agung lokasinya di tengah-tengah pemukiman padat penduduk. Salah satu warga yang tinggal di dekat kejadian, I Wayan Pageh, pertama kali menyaksikan tiga palinggih mengepulkan asap, yakni palinggih meru tumpang (tingkat) lima linggih Ida Bhatara Ratu Tangkas, bale pepelik dan gedong meru tumpang telu (tiga). Wayan Pageh kemudian langsung menyampaikan peristiwa tersebut kepada Jro Mangku Wayan Mangku alias I Wayan Mangku, Pamangku di Pura Penataran Tangkas Kori Agung.
Wayan Pageh sendiri bersama sejumlah warga berusaha memadamkan api dengan cara manual. Sementara tak lama Jro Mangku bergegas mengecek ke lokasi, kemudian kejadian itu disampaikan kepada Kelian Pangempon, I Nengah Sumerta.
Agar kebakaran tidak menjalar ke palinggih lainnya, maka dilaporkan kepada petugas pemadam kebakaran, I Gede Arta. Gede Arta lebih lanjut berkoordinasi dengan petugas pemadam kebakaran (Damkar) Karangasem.
Sebanyak 11 petugas damkar dipimpin Kasi Dal Ops dan Penyelamatan Dinas Pemadam Kebakaran Karangasem, I Wayan Putu Darma Kartika, bergerak ke lokasi kejadian dengan membawa tiga unit kendaraan damkar. Guna memadamkan api, hingga melakukan pendinginan, menghabiskan 15.000 liter air.
Palinggih yang paling parah terbakar adalah meru tumpang lima. Seluruh atap ijuk habis terbakar, sedangkan gedong meru tumpang tiga dan bale pepelik, baru sebagian yang terbakar. Proses pemadaman selesai dilaksanakan petugas pada pukul 12.30 Wita.
Saat kejadian tidak ada tiupan angin kencang, hanya saja di dekat Pura Penataran Tangkas Kori Agung ada bekas membakar sampah di luar tembok pura. "Penyebab atau pemicu pasti kebakaran belum diketahui. Saat itu jugabelum ada krama yang mabanten di Pura Penataran Tangkas Kori Agung," jelas Jro Mangku Wayan Mangku.
Jro Mangku Wayan Mangku mengatakan, tidak ada pratima dan pralingga Ida Bhatara yang terbakar, juga benda-benda sakral lainnya. Sebab, pratima disimpan di Pura Pasimpenan secara terpisah.
Kelian Pangempon Pura Penataran Tangkas Kori Agung, I Nengah Sumerta, mengatakan akibat dari kebakaran di tiga palinggih itu kerugian diperkirakan mencapai Rp 250 juta. Dalam waktu dekat katanya akan segera menggelar paruman untuk membahas lebih lanjut rencana melakukan perbaikan palinggih, dan menggelar upacara guru piduka. Piodalan Pura Penataran Tangkas Kori Agung ini digelar pada Purnama Kapat. Pura ini sendiri termasuk pura dadia.
Tampak terjun membantu memadamkan api, anggota BPBD Karangasem, petugas Polsek Manggis dipimpin Pawas Ipda I Komang Budiarnaya, Bintara Pembina Desa Selubung Sema Arnaya, dan masyarakat setempat.
Petugas Polsek Manggis yang dipimpin Perwira Pengawas (Pawas), Ipda Budiarnaya, masih melakukan penyelidikan terkait kasus kebakaran menimpa Pura Penataran Tangkas Kori Agung tersebut. Pihak pangempon pura merelakan kejadian itu dianggap musibah, yang tidak perlu diperpanjang. *k16
Wayan Pageh sendiri bersama sejumlah warga berusaha memadamkan api dengan cara manual. Sementara tak lama Jro Mangku bergegas mengecek ke lokasi, kemudian kejadian itu disampaikan kepada Kelian Pangempon, I Nengah Sumerta.
Agar kebakaran tidak menjalar ke palinggih lainnya, maka dilaporkan kepada petugas pemadam kebakaran, I Gede Arta. Gede Arta lebih lanjut berkoordinasi dengan petugas pemadam kebakaran (Damkar) Karangasem.
Sebanyak 11 petugas damkar dipimpin Kasi Dal Ops dan Penyelamatan Dinas Pemadam Kebakaran Karangasem, I Wayan Putu Darma Kartika, bergerak ke lokasi kejadian dengan membawa tiga unit kendaraan damkar. Guna memadamkan api, hingga melakukan pendinginan, menghabiskan 15.000 liter air.
Palinggih yang paling parah terbakar adalah meru tumpang lima. Seluruh atap ijuk habis terbakar, sedangkan gedong meru tumpang tiga dan bale pepelik, baru sebagian yang terbakar. Proses pemadaman selesai dilaksanakan petugas pada pukul 12.30 Wita.
Saat kejadian tidak ada tiupan angin kencang, hanya saja di dekat Pura Penataran Tangkas Kori Agung ada bekas membakar sampah di luar tembok pura. "Penyebab atau pemicu pasti kebakaran belum diketahui. Saat itu jugabelum ada krama yang mabanten di Pura Penataran Tangkas Kori Agung," jelas Jro Mangku Wayan Mangku.
Jro Mangku Wayan Mangku mengatakan, tidak ada pratima dan pralingga Ida Bhatara yang terbakar, juga benda-benda sakral lainnya. Sebab, pratima disimpan di Pura Pasimpenan secara terpisah.
Kelian Pangempon Pura Penataran Tangkas Kori Agung, I Nengah Sumerta, mengatakan akibat dari kebakaran di tiga palinggih itu kerugian diperkirakan mencapai Rp 250 juta. Dalam waktu dekat katanya akan segera menggelar paruman untuk membahas lebih lanjut rencana melakukan perbaikan palinggih, dan menggelar upacara guru piduka. Piodalan Pura Penataran Tangkas Kori Agung ini digelar pada Purnama Kapat. Pura ini sendiri termasuk pura dadia.
Tampak terjun membantu memadamkan api, anggota BPBD Karangasem, petugas Polsek Manggis dipimpin Pawas Ipda I Komang Budiarnaya, Bintara Pembina Desa Selubung Sema Arnaya, dan masyarakat setempat.
Petugas Polsek Manggis yang dipimpin Perwira Pengawas (Pawas), Ipda Budiarnaya, masih melakukan penyelidikan terkait kasus kebakaran menimpa Pura Penataran Tangkas Kori Agung tersebut. Pihak pangempon pura merelakan kejadian itu dianggap musibah, yang tidak perlu diperpanjang. *k16
1
Komentar