Senior Golkar Tolak Gung Manik Danendra
Suara kader Golkar belumlah bulat mendukung tokoh Puri Tegal, Denpasar Barat, AA Ngurah Manik Danendra, sebagai Calon Walikota (Cawali) Denpasar ke Pilkada Denpasar.
DENPASAR, NusaBali
Sejumlah kader senior Golkar tidak mau jadi penumpang dan tolak kehadiran AA Ngurah Manik Danendra. Salah satu senior Golkar yang tolak Gung Manik Danendra diusung sebagai Cawali Den-pasar adalah AA Gede Aryawan, politisi asal Desa Pemogan, Kecamatan Denpasar Selatan. Gung Aryawan menyebutkan, kemunculan tiba-tiba Manik Danendra ini mengesankan Golkar miskin tokoh. Padahal, Golkar adalah partai runner-up di Denpasar berdasar hasil Pileg 2019.
“Kenapa harus Manik Danendra? Padahal, ada Ketua DPD II Golkar Denpasar I Wayan Mariyana Wandira? Kami di bawah menolak kader Golkar jadi penumpang bagi Manik Danendra,” sergah Gung Aryawan di Denpasar, Minggu (22/12).
Gung Aryawan menegaskan, kader Golkar di Denpasar berdarah-darah mengabdi untuk partai. Harusnya kader lebih diprioritaskan di posisi Cawali ketimbang non-kader. “Kader Golkar banyak yang berdarah-darah membela dan membesarkan partai ini. Sekarang tiba-tiba ada calon non kader. Ya kasihanlah partai ini,” jelas politisi-aktivis lingkungan yang baru sebulan dilengserkan dari jabatan Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Kaderisasi DPD II Golkar Denpasar ini.
Menurut Gung Aryawan, Golkar punya 3 kader senior yang layak diusung sebagai Cawali Walikota ke Pilkada 2020. Pertama, I Ketut Suwandhi, tokoh Golkar asal Banjar Belaluan Sadmerta, Desa Dangin Puri Kauh, Denpasar Utara yang sudah tiga periode duduk di DPRD Bali. Ketut Suwadhi disebutnyamemiliki basis massa yang jelas.
Kedua, Sekretaris DPD II Golkar Denpasar, I Putu Oka Mahendra, yang kini menjabat Ketua Fraksi Golkar DPRD Denpasar. Ketiga, Wayan Mariyana Wandira, politisi asal Desa Sanuh Kauh, Kecamatan Denpasar Selatan yang kini Ketua DPD II Golkar Denpasar dan sekaligus Wakil Ketua DPRD Denpasar. “Bagi kami, trio Suwandhi-Oka Mahendra-Mariyana Wandira lebih cocok di posisi Calon Walikota. Kalau Manik Danendra, cocoknya sebagai Calon Wakil Walikota (Cawawali),” tegas Gung Aryawan.
“Kalau kami lebih cocok Golkar paketkan kader-kader Mariyana Wandira-Oka Mahendra. Masa kalah dengan PDIP yang berani paketkan kader-kader di Pilkada 2020,” imbuhnya. Gung Aryawan pun menyindir, janganlah lantaran Manik Danendra mensponsori kegiatan Lomba Mancing HUT Golkar, lantas diberi reward jatah sebagai Cawali Denpasar.
Sementara itu, sesepuh Golkar Ida Tjokorda Pemecutan XI enggan berkomentar terkait munculnya Manik Danendra sebagai kandidat Cawali Denpasar di partainya. “Silakan saja berproses, kalau memang ada keinginan maju tarung Pilkada lewat Golkar. Manik Danendra sudah pernah ke Puri Pemecutan. Ya, saya persilakan maju,” ujar tokoh Puri Pemecutan, Denpasar yang juga Dewan Pertimbangan Golkar Bali ini, Minggu kemarin.
Menurut Tjok Pemecutan, maju tarung Pilkada haruslah bermodalkan 3 O: otak, ongkos, orang. “Kalau tidak punya 3 O, ya sudah ambil 0 terakhir. Oyongan ibane (diam saja). Tetapi, saya melihat Manik Danendra memiliki salah satu O itu,” kata Tjok Pemecutan. “Tetapi, saya sendiri komitmen mendukung I Gusti Ngurah Jaya Negara sebagai Cawali Denpasar,” lanjut mantan anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali di era Orde Baru ini.
IGN Jaya Negara yang didukung Tjok Pemecutan merupakan politisi asal Kelurahan Penatih, Kecamatan Denpasar Timur yang kini Sekretaris DPD PDIP Bali. Jaya Negara yang masih menjabat Wakil Walikota Denpasar dipastikan akan diusung PDIP sebagai Cawali Denpasar ke Pilkada 2020. Tandemnya di posisi Cawawali nanti antara I Gusti Ngurah Gede (Ketua DPC PDIP sekaligus Ketua DPRD Denpasar) dan I Kadek Arya Wibawa (Sekretaris DPC PDIP Denpasar yang kini Ketua Fraksi PDIP DPRD Denpasar).
Sementara itu, AA Ngurah Manik Danendra menanggapi dingin soal penolakan kader senior Golkar sebagai Cawali Denpasar. Menurut Manik Danendra, penolakan itu hanya kekecewaan semata. "Itu hanya kekecewaan semata. Kader Golkar lainnya tidak menolak kok," ujar Manik Danendra melalui sekretarisnya, Minggu kemarin. *nat
“Kenapa harus Manik Danendra? Padahal, ada Ketua DPD II Golkar Denpasar I Wayan Mariyana Wandira? Kami di bawah menolak kader Golkar jadi penumpang bagi Manik Danendra,” sergah Gung Aryawan di Denpasar, Minggu (22/12).
Gung Aryawan menegaskan, kader Golkar di Denpasar berdarah-darah mengabdi untuk partai. Harusnya kader lebih diprioritaskan di posisi Cawali ketimbang non-kader. “Kader Golkar banyak yang berdarah-darah membela dan membesarkan partai ini. Sekarang tiba-tiba ada calon non kader. Ya kasihanlah partai ini,” jelas politisi-aktivis lingkungan yang baru sebulan dilengserkan dari jabatan Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Kaderisasi DPD II Golkar Denpasar ini.
Menurut Gung Aryawan, Golkar punya 3 kader senior yang layak diusung sebagai Cawali Walikota ke Pilkada 2020. Pertama, I Ketut Suwandhi, tokoh Golkar asal Banjar Belaluan Sadmerta, Desa Dangin Puri Kauh, Denpasar Utara yang sudah tiga periode duduk di DPRD Bali. Ketut Suwadhi disebutnyamemiliki basis massa yang jelas.
Kedua, Sekretaris DPD II Golkar Denpasar, I Putu Oka Mahendra, yang kini menjabat Ketua Fraksi Golkar DPRD Denpasar. Ketiga, Wayan Mariyana Wandira, politisi asal Desa Sanuh Kauh, Kecamatan Denpasar Selatan yang kini Ketua DPD II Golkar Denpasar dan sekaligus Wakil Ketua DPRD Denpasar. “Bagi kami, trio Suwandhi-Oka Mahendra-Mariyana Wandira lebih cocok di posisi Calon Walikota. Kalau Manik Danendra, cocoknya sebagai Calon Wakil Walikota (Cawawali),” tegas Gung Aryawan.
“Kalau kami lebih cocok Golkar paketkan kader-kader Mariyana Wandira-Oka Mahendra. Masa kalah dengan PDIP yang berani paketkan kader-kader di Pilkada 2020,” imbuhnya. Gung Aryawan pun menyindir, janganlah lantaran Manik Danendra mensponsori kegiatan Lomba Mancing HUT Golkar, lantas diberi reward jatah sebagai Cawali Denpasar.
Sementara itu, sesepuh Golkar Ida Tjokorda Pemecutan XI enggan berkomentar terkait munculnya Manik Danendra sebagai kandidat Cawali Denpasar di partainya. “Silakan saja berproses, kalau memang ada keinginan maju tarung Pilkada lewat Golkar. Manik Danendra sudah pernah ke Puri Pemecutan. Ya, saya persilakan maju,” ujar tokoh Puri Pemecutan, Denpasar yang juga Dewan Pertimbangan Golkar Bali ini, Minggu kemarin.
Menurut Tjok Pemecutan, maju tarung Pilkada haruslah bermodalkan 3 O: otak, ongkos, orang. “Kalau tidak punya 3 O, ya sudah ambil 0 terakhir. Oyongan ibane (diam saja). Tetapi, saya melihat Manik Danendra memiliki salah satu O itu,” kata Tjok Pemecutan. “Tetapi, saya sendiri komitmen mendukung I Gusti Ngurah Jaya Negara sebagai Cawali Denpasar,” lanjut mantan anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali di era Orde Baru ini.
IGN Jaya Negara yang didukung Tjok Pemecutan merupakan politisi asal Kelurahan Penatih, Kecamatan Denpasar Timur yang kini Sekretaris DPD PDIP Bali. Jaya Negara yang masih menjabat Wakil Walikota Denpasar dipastikan akan diusung PDIP sebagai Cawali Denpasar ke Pilkada 2020. Tandemnya di posisi Cawawali nanti antara I Gusti Ngurah Gede (Ketua DPC PDIP sekaligus Ketua DPRD Denpasar) dan I Kadek Arya Wibawa (Sekretaris DPC PDIP Denpasar yang kini Ketua Fraksi PDIP DPRD Denpasar).
Sementara itu, AA Ngurah Manik Danendra menanggapi dingin soal penolakan kader senior Golkar sebagai Cawali Denpasar. Menurut Manik Danendra, penolakan itu hanya kekecewaan semata. "Itu hanya kekecewaan semata. Kader Golkar lainnya tidak menolak kok," ujar Manik Danendra melalui sekretarisnya, Minggu kemarin. *nat
1
Komentar