Pangaruman Dadia Arya Kenceng Terbakar
Bale Pangaruman Pura Dadia Arya Kenceng di Banjar Besang Kawan, Kelurahan Semarapura Kaja, Klungkung, terbakar pada Rahina Tumpek Landep, Saniscara Kliwon, Sabtu (21/12) malam.
SEMARAPURA, NusaBali
Diduga penyebab kebakaran karena sisa dupa usai persembahyangan Tumpak Landep. Tidak ada korban dalam musibah ini. Kerugian ditaksir mencapai Rp 150 juta. Informasi yang dihimpun, kebakaran tersebut diketahui sekitar pukul 22.00 Wita. Ketika itu seorang warga yang rumahnya di sebelah utara pura, Putu Wiro,37, melihat kobaran api yang cukup besar yang sepontan berteriak memberitahu masyarakat sekitar. Mendengar suara teriakan tersebut warga langsung mendekati sumber suara.
Setelah mengetahui ada kebakaran seorang warga I Nengah Buda,54, berinisiatif untuk memukul kulkul bulus, warga pun berusaha bergotong royong memadamkan api. Warga juga menghubungi petugas pemadam kebakaran (Damkar) Klungkung. Berselang 10 menit kemudian 15 orang petugas Damkar tiba dengan 3 unit Damkar. Setelah berjibaku memadamkan api akhirnya pukul 22.35 Api dapat dipadamkan secara menyeluruh. "Sebuah palinggih pangaruman Pura Paibon Arya Kenceng terbakar, palinggih lain bisa diselamatkan," ujar Kasat Pol PP dan Damkar Klungkung I Putu Suarta, Minggu (22/12).
Tak berselang lama petugas kepolisian langsung menggelar olah TKP dan meminta keterangan sejumlah saksi. Penyebab kebakaran dugaan awal karena dupa persembahyangan, dengan nominal kerugian ditaksir Rp 150 juta," ujar Kapolsek Klungkung Kompol I Nyoman Suparta.
Sehari sebelumnya Pura Dang Kahyangan Manik Api, di Desa Adat Kemoning, Kelurahan Semarapura Klod, Klungkung, terbakar hebat pada Jumat (20/12) siang. Akibatnya lima palinggih dan sebuah bangunan Bale Pesanekan Jero Mangku terbakar. Diduga penyebab kebakaran karena pembakaran sampah yang dilakukan di selatan pura, tidak ada korban dalam musibah ini namun kerugian ditaksir mencapai Rp 600 juta lebih.
Lima palinggih yakni Gedong Pajenengan, Meru Tumpang Tiga, Bale Pengaruman, Limas Sari dan Limas Catu, sementara itu Bale Pesanekan Jero Mangku sekaligus gudang suci, juga tersambar api pada bagian atapnya. Petugas pemadam kebakaran (Damkar) Klungkung agak kesulitan memadamkan api. Karena bagian atas palinggih tersebut dari ijuk, di mana saat disemprot air bagian dalam ijuk yang terbakar tidak tersentuh, maka harus dibongkar bagian ijuk tersebut. *wan
Setelah mengetahui ada kebakaran seorang warga I Nengah Buda,54, berinisiatif untuk memukul kulkul bulus, warga pun berusaha bergotong royong memadamkan api. Warga juga menghubungi petugas pemadam kebakaran (Damkar) Klungkung. Berselang 10 menit kemudian 15 orang petugas Damkar tiba dengan 3 unit Damkar. Setelah berjibaku memadamkan api akhirnya pukul 22.35 Api dapat dipadamkan secara menyeluruh. "Sebuah palinggih pangaruman Pura Paibon Arya Kenceng terbakar, palinggih lain bisa diselamatkan," ujar Kasat Pol PP dan Damkar Klungkung I Putu Suarta, Minggu (22/12).
Tak berselang lama petugas kepolisian langsung menggelar olah TKP dan meminta keterangan sejumlah saksi. Penyebab kebakaran dugaan awal karena dupa persembahyangan, dengan nominal kerugian ditaksir Rp 150 juta," ujar Kapolsek Klungkung Kompol I Nyoman Suparta.
Sehari sebelumnya Pura Dang Kahyangan Manik Api, di Desa Adat Kemoning, Kelurahan Semarapura Klod, Klungkung, terbakar hebat pada Jumat (20/12) siang. Akibatnya lima palinggih dan sebuah bangunan Bale Pesanekan Jero Mangku terbakar. Diduga penyebab kebakaran karena pembakaran sampah yang dilakukan di selatan pura, tidak ada korban dalam musibah ini namun kerugian ditaksir mencapai Rp 600 juta lebih.
Lima palinggih yakni Gedong Pajenengan, Meru Tumpang Tiga, Bale Pengaruman, Limas Sari dan Limas Catu, sementara itu Bale Pesanekan Jero Mangku sekaligus gudang suci, juga tersambar api pada bagian atapnya. Petugas pemadam kebakaran (Damkar) Klungkung agak kesulitan memadamkan api. Karena bagian atas palinggih tersebut dari ijuk, di mana saat disemprot air bagian dalam ijuk yang terbakar tidak tersentuh, maka harus dibongkar bagian ijuk tersebut. *wan
1
Komentar