Kamar Suci Jero Balian Terbakar
Dua buah cincin pica (bertuah) terbakar, satu ditemukan tanpa batu permata.
TABANAN, NusaBali
Kamar suci (pasamuan) milik jero balian Ni Made Ropin, 70, di Banjar Dinas Dangin Pangkung, Desa Tista, Kecamatan Kerambitan, Tabanan, terbakar, Senin (1/8). Seluruh sarana prasarana usadha (pengobatan) dan perlengkapan upacara hangus terbakar. Kebakaran diduga akibat dupa yang lupa dimatikan usai sembahyang. Kobaran api dapat dicegah sehingga tak merembet ke kamar lainnya.
Menurut Bendesa Adat Tista, I Ketut Sukadiasa, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 15.15 Wita. Kejadian pertama kali diketahui Pan Widiasih, tetangga sebelah utara rumah korban. Saat itu saksi melihat kepulan asap dari kamar suci milik jero Ropin. Pan Widiasih menyampaikan kepada tetangga lainnya dan warga kemudian mendatangi rumah korban untuk bantu padamkan api. “Pemilik ada di dapur, setelah warga berdatangan ke rumahnya, baru sadar jika kamar sucinya terbakar,” terang Sukadiasa yang merupakan adik kandung korban.
Warga berdatangan ke rumah korban dengan membawa ember dan perkakas lainnya. Mereka coba padamkan api dengan semprotkan air ledeng. Api dapat dipadamkan 30 menit kemudian. Saat dua unit mobil pemadam kebakaran tiba di TKP, api sudah padam. “Hanya sarana dan prasarna persembahyangan dan bahan obat yang ludes,” imbuh Sukadiasa.
Diceritakan, Jero Ropin sudah lama menekuni usadha Bali dan mengobati orang. Jero Ropin meneruskan ilmu yang diturunkan dari almarhum suaminya, I Ketut Sada. Ropin bisa menyembuhkan orang yang terkena upas (racun) akibat digigit ular, kalajengking, serta gatal-gatal. Ada juga yang berobat akibat tumor. “Pasiennya dari Denpasar hingga Buleleng,” terangnya.
Sementara Ni Made Ropin mengaku tidak mengetahui jika kamar sucinya terbakar. Ketika warga berdatangan ke rumahnya barulah ia tahu jika kamarnya terbakar. “Begitu buka pintu, ternyata ada api,” ujarnya. Seluruh pica (benda bertuah) terkena api sehingga terlihat cacat. Sebelum kebakaran, Ropin mengaku tak punya firasat apa pun. Sedangkan anaknya, Ni Komang Sri Megawati, sehari sebelum kejadian perasaannya tidak tenang. “Kemarin anak saya bilang inguh (tidak nyama), mungkin itu pertanda,” tambahnya.
Terkait kebakaran yang menimpa pasamuan (kamar suci), pihak keluarga langsung melaksanakan upacara guru piduka (upacara memohon maaf) atas peristiwa yang dialami. Sementara Kapolsek Kerambitan Kompol I Gede Made Punia seizin Kapolres Tabanan AKBP Putu Putera Sadana menjelaskan, kebakaran murni disebabkan dupa. Dikatakan, sekitar pukul 13.00 Wita, korban melaksanakan persembahyangan. Saat itu pula korban menaruh dupa di depan kasurnya.
Kerugian material atas kebakaran itu belum bisa dihitung. Dua buah cincin korban ikut terbakar, namun dapat ditemukan satu buah dengan kondisi permatanya sudah hilang. Sementara gelang korban belum ditemukan. * cr61
Kamar suci (pasamuan) milik jero balian Ni Made Ropin, 70, di Banjar Dinas Dangin Pangkung, Desa Tista, Kecamatan Kerambitan, Tabanan, terbakar, Senin (1/8). Seluruh sarana prasarana usadha (pengobatan) dan perlengkapan upacara hangus terbakar. Kebakaran diduga akibat dupa yang lupa dimatikan usai sembahyang. Kobaran api dapat dicegah sehingga tak merembet ke kamar lainnya.
Menurut Bendesa Adat Tista, I Ketut Sukadiasa, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 15.15 Wita. Kejadian pertama kali diketahui Pan Widiasih, tetangga sebelah utara rumah korban. Saat itu saksi melihat kepulan asap dari kamar suci milik jero Ropin. Pan Widiasih menyampaikan kepada tetangga lainnya dan warga kemudian mendatangi rumah korban untuk bantu padamkan api. “Pemilik ada di dapur, setelah warga berdatangan ke rumahnya, baru sadar jika kamar sucinya terbakar,” terang Sukadiasa yang merupakan adik kandung korban.
Warga berdatangan ke rumah korban dengan membawa ember dan perkakas lainnya. Mereka coba padamkan api dengan semprotkan air ledeng. Api dapat dipadamkan 30 menit kemudian. Saat dua unit mobil pemadam kebakaran tiba di TKP, api sudah padam. “Hanya sarana dan prasarna persembahyangan dan bahan obat yang ludes,” imbuh Sukadiasa.
Diceritakan, Jero Ropin sudah lama menekuni usadha Bali dan mengobati orang. Jero Ropin meneruskan ilmu yang diturunkan dari almarhum suaminya, I Ketut Sada. Ropin bisa menyembuhkan orang yang terkena upas (racun) akibat digigit ular, kalajengking, serta gatal-gatal. Ada juga yang berobat akibat tumor. “Pasiennya dari Denpasar hingga Buleleng,” terangnya.
Sementara Ni Made Ropin mengaku tidak mengetahui jika kamar sucinya terbakar. Ketika warga berdatangan ke rumahnya barulah ia tahu jika kamarnya terbakar. “Begitu buka pintu, ternyata ada api,” ujarnya. Seluruh pica (benda bertuah) terkena api sehingga terlihat cacat. Sebelum kebakaran, Ropin mengaku tak punya firasat apa pun. Sedangkan anaknya, Ni Komang Sri Megawati, sehari sebelum kejadian perasaannya tidak tenang. “Kemarin anak saya bilang inguh (tidak nyama), mungkin itu pertanda,” tambahnya.
Terkait kebakaran yang menimpa pasamuan (kamar suci), pihak keluarga langsung melaksanakan upacara guru piduka (upacara memohon maaf) atas peristiwa yang dialami. Sementara Kapolsek Kerambitan Kompol I Gede Made Punia seizin Kapolres Tabanan AKBP Putu Putera Sadana menjelaskan, kebakaran murni disebabkan dupa. Dikatakan, sekitar pukul 13.00 Wita, korban melaksanakan persembahyangan. Saat itu pula korban menaruh dupa di depan kasurnya.
Kerugian material atas kebakaran itu belum bisa dihitung. Dua buah cincin korban ikut terbakar, namun dapat ditemukan satu buah dengan kondisi permatanya sudah hilang. Sementara gelang korban belum ditemukan. * cr61
Komentar