Ribuan Warga Gianyar Gelar Nangluk Merana
Ribuan waega Gianyar mengikuti prosesi Nangluk Merana di sejumlah pantai, bertepatan dengan Tilem Sasih Kenem, Wraspati Kliwon Ukir, Kamis (26/12).
GIANYAR, NusaBali
Seperti tampak di Pantai Lebih, Kecamatan Gianyar, sejak subuh sudah dipadati masyarakat berbusana adat Bali. Hal serupa juga tampak di Pantai Purnama Desa Sukawati, bahkan hingga sore hari.
Nangluk Merana digelar dengan tujuannya mohon perlindungan agar diberikan kesehatan dan keselamatan. Terutama pada Sasih Kenem yang dipercaya sebagai sasih gering, mewabahnya segala macam penyakit.
Pamangku setempat, Jero Mangku Cemeng menjelaskan musim pancaroba merupakan musim yang identik dengan berbagai macam penyakit dan hal negative lainnya. Maka dari itu prosesi Nangluk Merana dilaksanakan dari pagi hingga siang hari meski berada di bawah terik panasnya matahari. “Ini sudah berlangsung sejak subuh, dari pukul 05.30 Wita, masyarakat sudah mulai berdatangan dan menghaturkan sesajen,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, pria asal Desa Lebih tersebut juga menyampaikan masyarakat datang karena memang secara pribadi maupun sesuai tradisi di banjar dan desanya masing-masing. Untuk sesuai tradisi desanya, dikatakan ada yang sasuhunannya tedun (turun) langsung ke pantai, dan ada juga yang diwakilkan oleh prajuru desanya saja.
“Mereka yang Nangluk Merana di sini ada yang prajuru desa saja mewakili untuk menghaturkan sesajen dilanjutkan nunas tirta, kemudian sampai di desa dibagi lagi kepada warganya. Selain itu ada juga yang nedunang langsung sasuhunan berupa barong dan rangdanya ke pantai seperti melasti,” imbuhnya Jero Mangku Cemeng.
Dikonfirmasi, Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Gianyar I Nyoman Patra menjelaskan teknis prosesi Nangluk Merana tahun ini tidak diatur oleh PHDI, melainkan oleh Bagian Kesra Provinsi Bali. “Untuk surat tentang Nangluk Merana sekarang tidak dikeluarkan oleh PHDI. Ini tujuannya kan mencari kerahayuan,” jelasnya.
Meski yang mengatur prosesi tahun ini bukan PHDI, dikatakan prosesinya sudah berjalan dengan lancar dan sangat bagus. Selain itu, untuk wilayah desanya yang tidak memiliki pantai bisa mencari alternatif jika menghaturkan sesajan Nangluk Merana. Dia mengaku setiap desa tentu memiliki sebuah beji, baik berupa pancuran maupun klebutan (sumber mata air). “Karena Nangluk kan tujuannya nunas panugrahan supaya bisa bagus pemarginya. Tujuannya ini karena sasih di Bali sasih Kalima Kanem merupakan sasih prajail maka dari itu mapinunas arus angin dari segi alam itu luar biasa arusnya. Karena di Bali alam harus kita dekat dengan alam, atur piuning, suara gelombang mantra dan sebagainya. Sehingga hal negatif bisa dibelokkan,” imbuhnya. *nvi
Nangluk Merana digelar dengan tujuannya mohon perlindungan agar diberikan kesehatan dan keselamatan. Terutama pada Sasih Kenem yang dipercaya sebagai sasih gering, mewabahnya segala macam penyakit.
Pamangku setempat, Jero Mangku Cemeng menjelaskan musim pancaroba merupakan musim yang identik dengan berbagai macam penyakit dan hal negative lainnya. Maka dari itu prosesi Nangluk Merana dilaksanakan dari pagi hingga siang hari meski berada di bawah terik panasnya matahari. “Ini sudah berlangsung sejak subuh, dari pukul 05.30 Wita, masyarakat sudah mulai berdatangan dan menghaturkan sesajen,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, pria asal Desa Lebih tersebut juga menyampaikan masyarakat datang karena memang secara pribadi maupun sesuai tradisi di banjar dan desanya masing-masing. Untuk sesuai tradisi desanya, dikatakan ada yang sasuhunannya tedun (turun) langsung ke pantai, dan ada juga yang diwakilkan oleh prajuru desanya saja.
“Mereka yang Nangluk Merana di sini ada yang prajuru desa saja mewakili untuk menghaturkan sesajen dilanjutkan nunas tirta, kemudian sampai di desa dibagi lagi kepada warganya. Selain itu ada juga yang nedunang langsung sasuhunan berupa barong dan rangdanya ke pantai seperti melasti,” imbuhnya Jero Mangku Cemeng.
Dikonfirmasi, Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Gianyar I Nyoman Patra menjelaskan teknis prosesi Nangluk Merana tahun ini tidak diatur oleh PHDI, melainkan oleh Bagian Kesra Provinsi Bali. “Untuk surat tentang Nangluk Merana sekarang tidak dikeluarkan oleh PHDI. Ini tujuannya kan mencari kerahayuan,” jelasnya.
Meski yang mengatur prosesi tahun ini bukan PHDI, dikatakan prosesinya sudah berjalan dengan lancar dan sangat bagus. Selain itu, untuk wilayah desanya yang tidak memiliki pantai bisa mencari alternatif jika menghaturkan sesajan Nangluk Merana. Dia mengaku setiap desa tentu memiliki sebuah beji, baik berupa pancuran maupun klebutan (sumber mata air). “Karena Nangluk kan tujuannya nunas panugrahan supaya bisa bagus pemarginya. Tujuannya ini karena sasih di Bali sasih Kalima Kanem merupakan sasih prajail maka dari itu mapinunas arus angin dari segi alam itu luar biasa arusnya. Karena di Bali alam harus kita dekat dengan alam, atur piuning, suara gelombang mantra dan sebagainya. Sehingga hal negatif bisa dibelokkan,” imbuhnya. *nvi
1
Komentar