Setahun, PDAM Tabanan Cabut 628 Water Meter
Perusahaan Umum Daerah Tirta Amertha Buana Kabupaten Tabanan dalam rentang waktu Januari – 30 November 2019, telah mencabut sebanyak 628 water meter.
TABANAN, NusaBali
Dari jumlah itu terbanyak ada di Kecamatan Tabanan. Sebagian besar pencabutan dilakukan karena pelanggan tidak bayar tagihan empat kali berturut-turut.
Kepala Bagian Hubungan Langganan Tirta Amertha Buana Budi Gunawan didampingi Kasubag Humas Tirta Amertha Buana I Wayan Agus Suanjaya, mengatakan pihaknya melakukan pencabutan water meter karena pelanggan tidak membayar empat kali secara berturut-turut. Total sejak Januari hingga 30 November 2019, PDAM telah mencabut sebanyak 628 water meter. “Jumlah ini terdata di seluruh Tabanan,” ujarnya, Kamis (26/12).
Kata Budi Gunawan, pencabutan water meter lebih banyak pada perumahan yang kosong. Awalnya pelanggan membeli rumah dan melakukan pengamprahan air bersih, kemudian rumah dimaksud tidak ditempati. “Dari jumlah tersebut terbanyak pencabutan water meter ada di Kecamatan Tabanan,” imbuhnya.
Meskipun adanya pencabutan water meter, namun ada juga yang melakukan pemasangan kembali. Sesuai data jumlahnya mencapai 271 pemasangan. “Kalau memasang kembali, pelanggan harus membayar tunggakan dan denda, setelah itu baru dilakukan pemasangan. Prosesnya sama dengan melakukan sambungan baru,” tegas Budi Gunawan.
Di samping itu selama 2019, PDAM Tabanan memenuhi target adanya sambungan baru. Dari target 1.200 kini bisa tercapai hingga 1.606 sambungan baru. Sehingga total sambungan PDAM Tabanan hingga 2019 mencapai 58.345. “Meskipun terjadi penambahan tiap tahun, kami masih bisa melayani ketika ada permintaan sambungan baru,” ucap Budi Gunawan.
Ditambahkan oleh Suanjaya, untuk pelayanan PDAM saat memasuki musim hujan ada keluhan dari pelanggan khususnya di Kecamatan Selemadeg airnya keruh. Ini karena bagian hulu sedang ada hujan lebat, yang menyebabkan air ke hilir keruh sehingga mengganggu pelayanan. “Kalau ada air keruh, pompa kita matikan. Saat air mulai jernih, pompa kembali dihidupkan. Di situlah pusat air keruh terjadi. Biasanya keruhnya air akan berlangsung sekitar setengah menit,” katanya.
Oleh karena itu dia mengimbau saat memasuki musim hujan ini, pelanggan diminta untuk menampung air. Hal itu untuk mengantisipasi terjadinya air keruh karena musim hujan. “Gangguan selama musim hujan selain keluhan keruh juga mendapat laporan pipa sering terkena longsor. Namun hal tersebut sudah kami atasi,” tandas Suanjaya. *des
Kepala Bagian Hubungan Langganan Tirta Amertha Buana Budi Gunawan didampingi Kasubag Humas Tirta Amertha Buana I Wayan Agus Suanjaya, mengatakan pihaknya melakukan pencabutan water meter karena pelanggan tidak membayar empat kali secara berturut-turut. Total sejak Januari hingga 30 November 2019, PDAM telah mencabut sebanyak 628 water meter. “Jumlah ini terdata di seluruh Tabanan,” ujarnya, Kamis (26/12).
Kata Budi Gunawan, pencabutan water meter lebih banyak pada perumahan yang kosong. Awalnya pelanggan membeli rumah dan melakukan pengamprahan air bersih, kemudian rumah dimaksud tidak ditempati. “Dari jumlah tersebut terbanyak pencabutan water meter ada di Kecamatan Tabanan,” imbuhnya.
Meskipun adanya pencabutan water meter, namun ada juga yang melakukan pemasangan kembali. Sesuai data jumlahnya mencapai 271 pemasangan. “Kalau memasang kembali, pelanggan harus membayar tunggakan dan denda, setelah itu baru dilakukan pemasangan. Prosesnya sama dengan melakukan sambungan baru,” tegas Budi Gunawan.
Di samping itu selama 2019, PDAM Tabanan memenuhi target adanya sambungan baru. Dari target 1.200 kini bisa tercapai hingga 1.606 sambungan baru. Sehingga total sambungan PDAM Tabanan hingga 2019 mencapai 58.345. “Meskipun terjadi penambahan tiap tahun, kami masih bisa melayani ketika ada permintaan sambungan baru,” ucap Budi Gunawan.
Ditambahkan oleh Suanjaya, untuk pelayanan PDAM saat memasuki musim hujan ada keluhan dari pelanggan khususnya di Kecamatan Selemadeg airnya keruh. Ini karena bagian hulu sedang ada hujan lebat, yang menyebabkan air ke hilir keruh sehingga mengganggu pelayanan. “Kalau ada air keruh, pompa kita matikan. Saat air mulai jernih, pompa kembali dihidupkan. Di situlah pusat air keruh terjadi. Biasanya keruhnya air akan berlangsung sekitar setengah menit,” katanya.
Oleh karena itu dia mengimbau saat memasuki musim hujan ini, pelanggan diminta untuk menampung air. Hal itu untuk mengantisipasi terjadinya air keruh karena musim hujan. “Gangguan selama musim hujan selain keluhan keruh juga mendapat laporan pipa sering terkena longsor. Namun hal tersebut sudah kami atasi,” tandas Suanjaya. *des
Komentar