Penyerang Novel Baswedan Ditangkap, Pelaku Anggota Polri Aktif
Kepolisian RI (Polri) menangkap dua tersangka pelaku penyiraman air keras terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan, di daerah Cimanggis, Depok, Jawa Barat, pada Kamis (26/12) malam.
JAKARTA, NusaBali
Itu berarti, tersangka pelaku teror Novel ditangkap dalam rentang waktu 989 hari setelah kejadian pada 11 April 2017 lalu. Menurut Kepala Bareskrim Polri Komjen Listyo Sigit Prabowo, pelaku ditangkap oleh polisi pada Kamis (26/12) malam. “Tadi malam (Kamis malam), kami tim teknis bekerja sama dengan Satkor Brimob, mengamankan pelaku yang diduga telah melakukan penyerangan kepada Saudara NB (Novel Baswedan),” kata Komjen Listyo Sigit Prabowo dalam jumpa pers di Polda Metro Jaya, Jumat (27/12). “Pelaku dua orang, inisial RM dan RB. (Anggota) Polri aktif,” ucapnya.
Pelaku penyerangan dan teror terhadap Novel Baswedan baru berhasil diungkap Polri setelah kasus itu berlalu 989 hari pascakejadian pada 11 April 2017. Novel diserang pada 11 April 2017 saat berjalan menuju kediamannya, setelah menunaikan ibadah shalat Subuh di Masjid Al Ihsan, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Akibat penyiraman air keras ini, kedua mata Novel terluka parah. Dia sempat menjalani operasi mata di Singapura. Berbagai upaya telah dilakukan sebelumnya, namun polisi mengaku kesulitan menangkap pelaku atau dalang penyerangan terhadap Novel Baswedan.
Pengungkapan tersangka berinisial RB dan RM yang bertanggung jawab dalam penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan melalui proses panjang, salah satunya dengan prarekonstruksi sebanyak 7 kali.
“Penyidik juga melakukan olah TKP prarekon 7 kali. Kemudian juga memeriksa beberapa saksi sekitar 73 saksi,” kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Argo Yuwono saat konferensi pers di Jakarta, seperti dilansir Antara, Jumat kemarin.
Selain itu, pelibatan tim pakar, Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis), dan intelijen juga membantu pemecahan buntunya kasus penyiraman terhadap penyidik KPK itu.
Hingga saat ini, belum ada informasi lebih lanjut selain interogasi yang masih dilakukan terhadap RB dan RM di Polda Metro Jaya.
RB dan RM ditangkap oleh tim teknis Bareskrim Polri dan Kakor Brimob di daerah Cimanggis, Depok, Jawa Barat pada Kamis malam. Keduanya ditetapkan sebagai tersangka sejak Jumat (27/12) siang dan diberikan pendampingan dari divisi hukum Polri untuk proses pemeriksaan lebih lanjut.
Namun Brigjen Argo Yuwono belum memberikan penjelasan lebih rinci mengenai motif penyerangan kedua pelaku itu, termasuk ada-tidaknya orang yang memberikan perintah untuk penyerangan. Saat ini dua tersangka itu masih menjalani pemeriksaan intensif.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD membenarkan informasi bahwa pelaku penyerangan Novel Baswedan menyerahkan diri.
“Sudah tahu saya. Ada dua orang,” ucap Mahfud.
Mahfud tidak menyampaikan banyak tanggapan atas penyerahan diri penyerang penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), selain kata, “Bagus.”
Sementara Ketua KPK Firli Bahuri mengapresiasi kinerja aparat kepolisian yang berhasil mengamankan dua tersangka penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan.
“Saya selaku pimpinan, Ketua KPK menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya, terima kasih kepada jajaran kepolisian di bawah nakhoda Kapolri Jenderal Pol Idham Azis,” ujar Firli di Gedung KPK, Jakarta, Jumat kemarin. Firli mengatakan keberhasilan aparat kepolisian dalam mengungkap pelaku penyiraman terhadap Novel menjadi jawaban atas pertanyaan publik selama ini.
“Saya menyampaikan sukses dan selamat kepada seluruh jajaran kepolisian. Ini adalah jawaban yang sudah lama ditunggu oleh rakyat Indonesia,” ujar Firli. Pengacara Novel, Muhammad Isnur, meminta polisi mengungkap motif dan otak pelaku penyerangan terhadap penyidik KPK tersebut.
“Sejak awal Bang Novel sudah menduga ini melibatkan jenderal. Dan kita mendorong polisi mengungkap sampai otaknya. Tentu seorang anggota Polri aktif tidak mungkin bergerak sendiri. Jadi penting untuk diketahui siapa level otaknya,” kata Isnur seperti dilansir detikcom.
Dia mengatakan, jika kasus ini tak diungkap hingga otak pelaku, dia khawatir penangkapan terhadap terduga pelaku berinisial RM dan RB hanya mengaburkan masalah.
“Maka penting diungkap motif tindakan seperti apa. Kedua, siapa otaknya. Kalau dia Polri aktif, kenapa sekian lama baru terungkap. Kenapa baru Pak Listyo Sigit baru diungkap. Kenapa harus menunggu sekian lama,” ujar Isnur.
Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo memberikan waktu kepada Kapolri Jenderal Pol Idham Azis yang baru saja dilantik untuk menyelesaikan kasus penyerangan terhadap penyidik KPK Novel Baswedan hingga Desember 2019.
Pada 17 Juli 2019, Tim Pencari Fakta (TPF) kasus penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan merekomendasikan Kapolri sebelumnya, Jenderal Pol Tito Karnavian, untuk melakukan pendalaman terhadap keberadaan tiga orang yang diduga terkait kasus tersebut dengan membentuk tim teknis dengan kemampuan spesifik.
Lalu pada 19 Juli 2019, Presiden memberikan waktu 3 bulan kepada Tito untuk menyelesaikan kasus tersebut. Namun hingga kini, ‘dalang’ maupun pelaku dalam kasus tersebut belum terungkap. *
Itu berarti, tersangka pelaku teror Novel ditangkap dalam rentang waktu 989 hari setelah kejadian pada 11 April 2017 lalu. Menurut Kepala Bareskrim Polri Komjen Listyo Sigit Prabowo, pelaku ditangkap oleh polisi pada Kamis (26/12) malam. “Tadi malam (Kamis malam), kami tim teknis bekerja sama dengan Satkor Brimob, mengamankan pelaku yang diduga telah melakukan penyerangan kepada Saudara NB (Novel Baswedan),” kata Komjen Listyo Sigit Prabowo dalam jumpa pers di Polda Metro Jaya, Jumat (27/12). “Pelaku dua orang, inisial RM dan RB. (Anggota) Polri aktif,” ucapnya.
Pelaku penyerangan dan teror terhadap Novel Baswedan baru berhasil diungkap Polri setelah kasus itu berlalu 989 hari pascakejadian pada 11 April 2017. Novel diserang pada 11 April 2017 saat berjalan menuju kediamannya, setelah menunaikan ibadah shalat Subuh di Masjid Al Ihsan, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Akibat penyiraman air keras ini, kedua mata Novel terluka parah. Dia sempat menjalani operasi mata di Singapura. Berbagai upaya telah dilakukan sebelumnya, namun polisi mengaku kesulitan menangkap pelaku atau dalang penyerangan terhadap Novel Baswedan.
Pengungkapan tersangka berinisial RB dan RM yang bertanggung jawab dalam penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan melalui proses panjang, salah satunya dengan prarekonstruksi sebanyak 7 kali.
“Penyidik juga melakukan olah TKP prarekon 7 kali. Kemudian juga memeriksa beberapa saksi sekitar 73 saksi,” kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Argo Yuwono saat konferensi pers di Jakarta, seperti dilansir Antara, Jumat kemarin.
Selain itu, pelibatan tim pakar, Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis), dan intelijen juga membantu pemecahan buntunya kasus penyiraman terhadap penyidik KPK itu.
Hingga saat ini, belum ada informasi lebih lanjut selain interogasi yang masih dilakukan terhadap RB dan RM di Polda Metro Jaya.
RB dan RM ditangkap oleh tim teknis Bareskrim Polri dan Kakor Brimob di daerah Cimanggis, Depok, Jawa Barat pada Kamis malam. Keduanya ditetapkan sebagai tersangka sejak Jumat (27/12) siang dan diberikan pendampingan dari divisi hukum Polri untuk proses pemeriksaan lebih lanjut.
Namun Brigjen Argo Yuwono belum memberikan penjelasan lebih rinci mengenai motif penyerangan kedua pelaku itu, termasuk ada-tidaknya orang yang memberikan perintah untuk penyerangan. Saat ini dua tersangka itu masih menjalani pemeriksaan intensif.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD membenarkan informasi bahwa pelaku penyerangan Novel Baswedan menyerahkan diri.
“Sudah tahu saya. Ada dua orang,” ucap Mahfud.
Mahfud tidak menyampaikan banyak tanggapan atas penyerahan diri penyerang penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), selain kata, “Bagus.”
Sementara Ketua KPK Firli Bahuri mengapresiasi kinerja aparat kepolisian yang berhasil mengamankan dua tersangka penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan.
“Saya selaku pimpinan, Ketua KPK menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya, terima kasih kepada jajaran kepolisian di bawah nakhoda Kapolri Jenderal Pol Idham Azis,” ujar Firli di Gedung KPK, Jakarta, Jumat kemarin. Firli mengatakan keberhasilan aparat kepolisian dalam mengungkap pelaku penyiraman terhadap Novel menjadi jawaban atas pertanyaan publik selama ini.
“Saya menyampaikan sukses dan selamat kepada seluruh jajaran kepolisian. Ini adalah jawaban yang sudah lama ditunggu oleh rakyat Indonesia,” ujar Firli. Pengacara Novel, Muhammad Isnur, meminta polisi mengungkap motif dan otak pelaku penyerangan terhadap penyidik KPK tersebut.
“Sejak awal Bang Novel sudah menduga ini melibatkan jenderal. Dan kita mendorong polisi mengungkap sampai otaknya. Tentu seorang anggota Polri aktif tidak mungkin bergerak sendiri. Jadi penting untuk diketahui siapa level otaknya,” kata Isnur seperti dilansir detikcom.
Dia mengatakan, jika kasus ini tak diungkap hingga otak pelaku, dia khawatir penangkapan terhadap terduga pelaku berinisial RM dan RB hanya mengaburkan masalah.
“Maka penting diungkap motif tindakan seperti apa. Kedua, siapa otaknya. Kalau dia Polri aktif, kenapa sekian lama baru terungkap. Kenapa baru Pak Listyo Sigit baru diungkap. Kenapa harus menunggu sekian lama,” ujar Isnur.
Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo memberikan waktu kepada Kapolri Jenderal Pol Idham Azis yang baru saja dilantik untuk menyelesaikan kasus penyerangan terhadap penyidik KPK Novel Baswedan hingga Desember 2019.
Pada 17 Juli 2019, Tim Pencari Fakta (TPF) kasus penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan merekomendasikan Kapolri sebelumnya, Jenderal Pol Tito Karnavian, untuk melakukan pendalaman terhadap keberadaan tiga orang yang diduga terkait kasus tersebut dengan membentuk tim teknis dengan kemampuan spesifik.
Lalu pada 19 Juli 2019, Presiden memberikan waktu 3 bulan kepada Tito untuk menyelesaikan kasus tersebut. Namun hingga kini, ‘dalang’ maupun pelaku dalam kasus tersebut belum terungkap. *
1
Komentar