Maria Londa Tetap Diharapkan Dapat Medali
Ketua Umum KONI Bali Ketut Suwandi memberikan doa secara tulus kepada atlet andalannya, Maria Natalia Londa yang akan bertanding di Olimpiade Rio de Janeiro, Brasil 5-21 Agustus 2016.
DENPASAR, NusaBali
Ratu lompat jauh dan lompat jangkit yang kini turun membela Merah Putih diharapkan mampu berprestasi di ajang dunia tersebut. Sebab, kerja kerasnya selama ini untuk menjadi yang terbaik secara konsisten dilakukan atlet PASI KONI Badung itu. "Tentunya jika berharap, mudah-mudahan bisa mendapat medali. Jadi, tidak ada kata yang tidak mungkin di sana. Sebab, jangan menyerah dulu sebelum menjadi yang terbaik. Dan, untuk potensi cedera tidak terlalu kami khawatirkan," ungkap Suwandi, di KONI Bali, Selasa (2/8).
Dia yakin dengan status sebagai atlet profesional, Maria Londa tentu paham apa yang harus diperbuat sebelum bertanding. Misalnya, melakukan pemanasan seoptimal mungkin, sebagai upaya langkah menghindari cedera. "Bagi saya cedera itu bagian risiko atlet. Jika sudah melakukan ketentuan sesuai dengan teori yang benar, cedera itu bisa diantisipasi. Dan, kecil kemungkinannya," terang Suwandi. Sehingga, bagi Ketut Suwandi, Maria Londa tidak perlu diragukan kembali. "Doakan saja bisa berprestasi di sana. Pulang membawa medali. Tetap diharapkan untuk Bali nantinya. Dan, selalu siap turun, jangan mengeluh," tandas Suwandi sembari menyebut Maria Londa memang akan diandalkan kembali untuk mendulang medali di PON Jabar sebanyak 2 keping emas.
Sementara itu, terkait TC Sentralisasi PON, Suwandi menyebut ada 361 atlet, 99 pelatih dan 14 menajer yang melakukan TC Sentralisasi yang basecam-nya dipusatkan di Hotel Batukaru, Denpasar. Namun dia tak memungkiri ada beberapa yang melakukan TC di luar hotel. “Saya sempat kumpulkan cabor yang ingin TC di luar. Pelatih dan menajer didengar alasannya. Jika masuk akal diterima,” ujarnya.
Dia mencontohkan cabor Layar TC di Sanur, karena pertimbangan latihan non stop. “Dan, pagi-pagi sekali itu faktor psikis yang bisa diterima,” imbuhnya.Selain itu, cabor Biliar juga harus latihan di Kuta, 5-8 jam sehari. Sehingga itu butuh konsentrasi dan bisa dimaklumi. Balap Sepeda harus latihan di Bedugul, dan memang tinggal di sana. Termasuk cabor Ski Air, dan Paralayang TC Sentralisasi di Jabar. “Ini kita antisipasi agar tidak menimbulkan kecemburuan. Kemampuan per hari tetap diberikan jatah sama Rp 175 ribu, sudah termasuk hotel dan makan," papar Suwandi. * dek
Ratu lompat jauh dan lompat jangkit yang kini turun membela Merah Putih diharapkan mampu berprestasi di ajang dunia tersebut. Sebab, kerja kerasnya selama ini untuk menjadi yang terbaik secara konsisten dilakukan atlet PASI KONI Badung itu. "Tentunya jika berharap, mudah-mudahan bisa mendapat medali. Jadi, tidak ada kata yang tidak mungkin di sana. Sebab, jangan menyerah dulu sebelum menjadi yang terbaik. Dan, untuk potensi cedera tidak terlalu kami khawatirkan," ungkap Suwandi, di KONI Bali, Selasa (2/8).
Dia yakin dengan status sebagai atlet profesional, Maria Londa tentu paham apa yang harus diperbuat sebelum bertanding. Misalnya, melakukan pemanasan seoptimal mungkin, sebagai upaya langkah menghindari cedera. "Bagi saya cedera itu bagian risiko atlet. Jika sudah melakukan ketentuan sesuai dengan teori yang benar, cedera itu bisa diantisipasi. Dan, kecil kemungkinannya," terang Suwandi. Sehingga, bagi Ketut Suwandi, Maria Londa tidak perlu diragukan kembali. "Doakan saja bisa berprestasi di sana. Pulang membawa medali. Tetap diharapkan untuk Bali nantinya. Dan, selalu siap turun, jangan mengeluh," tandas Suwandi sembari menyebut Maria Londa memang akan diandalkan kembali untuk mendulang medali di PON Jabar sebanyak 2 keping emas.
Sementara itu, terkait TC Sentralisasi PON, Suwandi menyebut ada 361 atlet, 99 pelatih dan 14 menajer yang melakukan TC Sentralisasi yang basecam-nya dipusatkan di Hotel Batukaru, Denpasar. Namun dia tak memungkiri ada beberapa yang melakukan TC di luar hotel. “Saya sempat kumpulkan cabor yang ingin TC di luar. Pelatih dan menajer didengar alasannya. Jika masuk akal diterima,” ujarnya.
Dia mencontohkan cabor Layar TC di Sanur, karena pertimbangan latihan non stop. “Dan, pagi-pagi sekali itu faktor psikis yang bisa diterima,” imbuhnya.Selain itu, cabor Biliar juga harus latihan di Kuta, 5-8 jam sehari. Sehingga itu butuh konsentrasi dan bisa dimaklumi. Balap Sepeda harus latihan di Bedugul, dan memang tinggal di sana. Termasuk cabor Ski Air, dan Paralayang TC Sentralisasi di Jabar. “Ini kita antisipasi agar tidak menimbulkan kecemburuan. Kemampuan per hari tetap diberikan jatah sama Rp 175 ribu, sudah termasuk hotel dan makan," papar Suwandi. * dek
Komentar