Pelaku Sempat Teriak ‘Novel Pengkhianat’
Penyerang Novel Baswedan Ditahan 20 Hari
Dua polisi aktif tersangka penyerangan air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan, yakni RB dan RM, dipindahkan dari Polda Metro Jaya ke Bareskrim Mabes Polri, Sabtu (28/12).
JAKARTA, NusaBali
Keduanya akan menjalani penahanan selama 20 hari ke depan. Saat digiring ke Barsekrim Polri kemarin, tersangka sempat teriak ‘Novel pengkhianat!’
Tersangka RB dan RM dibawa ke Bareskrim Polri, Sabtu siang pukul 14.26 WIB, da-lam kondisi tangan diborgol. Keduanya mengenakan baju tahanan warna oranye. Saat hendak dimasukkan ke dalam mobil, salah satu tersangka, RB, tiba-tiba berteriak. "Tolong dicatat, saya nggak suka sama Novel, karena dia pengkhianat!" ujar RB dengan nada tinggi. Tidak jelas, apa maksud ‘penghianat’ yang disampaikan RB.
Tersangka RB dan RM tiba di Gedung Bareskrim Mabes Polri, Jalan Trunojoyo Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu siang pukul 14.41 WIB, dengan diantar langsung Dir Reskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Suyudi Aryo Seto. Saat tiba di Barsekrim Polri, keduanya bungkam. Mereka tak menjawab satu pun pertanyaan wartawan terkait motif kejahatan ataupun isu adanya Jenderal yang menyuruh mereka menyerang Novel Bawsedan.
Dua polisi aktif penyerang Novel Bawsedan ini rencananya akan ditahan selama 20 hari ke depan. "Mulai hari ini (kemarin) tersangka sudah dilakukan penahanan. Kita tahan 20 hari ke depan," ungkap Karo Penmas Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Pol Argo Yuwono.
Brigjen Argo mengatakan, pihaknya masih terus menyelidiki dan menginterogasi kedua tersangka. Penyidik juga akan segera menyelesaikan kasus tersebut dan mengirim berkas perkara ke kejaksaan. "Tentunya juga nanti masih melalui proses-proses penyidikan yang lain. Nanti penyidik akan segera menyelesaikan kasus ini," tandas Brigjen Argo.
Kedua tersangka sebelumnya ditangkap di kaawasan Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Kamis (26/12) malam. Mereka ditangkap atas kerja sama dengan Korps Brimob. Menurut Brigjen Argo, kedua tersangka punya peran masing-masing dalam insiden penyiraman air keras ke Novel Baswedan, 11 April 2017 lalu. "Ada yang nyopir, ada yang nyiram," terang Brigjen Argo. "(Yang menyiram) RB," katanya.
Namun, Brigjen Argo enggan memberikan penjelasan lebih lanjut saat ditanya kro-nologis penyerangan itu. Yang terpenting, menurut Brigjen Argo, Polri telah me-laksanakan kewajiban mencari pelaku. "Yang terpenting bahwa polisi, penyidik, sudah mencari siapa pelakunya. Kemudian sudah kita amankan, kita bawa ke Polda Metro Jaya," tegas Brigjen Argo.
Berigjen Argo belum bisa membeber terkait motif kedua tersangka melakukan penyerangan terhadap Novel Baswedan. Dia menegaskan, pihaknya masih mendalami soal motif tersebut dalam pemeriksaan kedua tersangka. "Ya, tentunya semu motif ditanyakan, baik itu mengenai masalah maupun kronologinya.”
Menurut Brigjen Argo, tugas penyidik adalah membuktikan apakah seseorang me-lakukan tindak pidana atau tidak. Polisi tidak punya kewenangan menentukan apakah seorang tersangka itu bersalah atau tidak. "Polisi itu bukan untuk menghakimi, tapi membuktikan," jelas Brigjen Argo.
Sementara, Kabareskrim Mabes Polri, Komjen Listyo Sigit Prabowo, menegaskan pihaknya tidak salah tangkap pelaku penyiraman air keras ke penyidik KPK Novel Baswedan. Komjen Listyo memastikan RB dan RM adalah pelaku sebenarnya. "Itu tek-nis, kita yang paling penting yang kita yakinkan bahwa kita tidak salah tangkap. Itu adalah pelaku sesungguhnya," tandas Komjen Listyo dilansir detikcom terpisah di PTIK, Jalan Tirtayasa Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu kemarin.
Sedangkan Kapolri Jenderal Idham Azis, meminta penyidikan kasus teror air keras terhadap Novel Baswedan dilakukan secara transparan. Proses hukum juga harus mengedepankan asas praduga tak bersalah.
"Ke depan saya sudah perintahkan Kabareskrim bersama Kapolda Metro Jaya untuk melakukan penyelidikan yang transparan dan beri waktu penyidik melakukan proses penyidikan. Ke depan toh sidangnya nanti akan dilaksanakan dengan terbuka di pengadilan. Asas praduga tak bersalah tetap kita kelola," pinta Jenderal Idham di tempat yang sama, Sabtu kemarin.
Jenderal Idham mengapresiasi Tim Teknis Bareskrim Polri yang telah mengamankan dua tersangka, RB dan RM. Namun demikian, Jenderal Idham merasa prihatin lantaran pelaku merupakan dua polisi aktif. "Saya sudah bilang tadi, di satu sisi saya mengapresiasi, tapi di sisi lain saya prihatin atas kejadian ini. Namun, tetap harus kita lakukan proses penyidikan," katanya.
Di sisi lain, Novel Baswedan mengapresasi penangkapan orang yang menteror dirinya. Namun, Novel juga menyebut adanya poin-poin kejanggalan dalam penangkapan tersangka. "Saya nggak tahu orang itu siapa, cuma namanya ada penangkapan, itu suatu hal yang bagus," ujar Novel di kediamannya, Jalan Deposito Kelapa Gading, Jakarta Utara, Sabtu kemarin.
Novel merasa aneh jika motif pelaku itu dikaitkan dengan masalah pribadi. Menurut Novel, tidak ada dendam pribadi antara dirinya dengan kedua tersangka. "Cuma masalahnya begini, ketika ada yang mengatakan saya nggak tahu apakah dalam rilis dikatakan begitu apa tidak, cuma info yang saya dengar katanya orang ini bertindak karena suatu, inisiatif sendiri. Dan, kemudian dikatakan ada masalah pribadi, saya tidak mengerti ini lelucon atau suatu yang aneh? Saya merasa ada suatu yang janggal, tentunya saya tidak mau bicara lebih lanjut. Saya melihat ini suatu permulaan, kita harus melihat dan nanti selanjutnya kawan-kawan dari penasihat yang merespon," katanya.
Novel sendiri mengaku yakin tidak ada masalah pribadi dengan kedua tersangka. Novel juga optimistis masalah ini dapat diselesaikan. "Kita doakan," katanya
Sementara itu, Istana Kepresidenan meminta semua pihak tidak berspekulasi mengenai motif penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan. Istana menyerahkan sepenuhnya kepada polisi. "Ya, itu yang saya bilang supaya tidak berspekulasi. Kita tunggu kerja-kerja nyata yang dilakukan kepolisian, supaya jangan lagi menimbulkan berbagai pertanyaan. Kita tunggu hasil kerja polisi lagi tahap berikutnya," jelas Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin.
Ngabalin bersyukur Polri telah menangkap dua pelaku penyiraman air keras ke Novel. Ngabalin pun mengapresiasi kinerja Polri. "Waktu ditanya katanya polisi segera akan menindak dan menangkap, ya kita tunggu. Ya, alhamdulillah polisi sudah menangkap dua pelaku penyiraman, dan prosesnya masih berlangsung. Harus kita berikan apresiasi dan sambil menunggu proses selanjutnya," katanya. *
Tersangka RB dan RM dibawa ke Bareskrim Polri, Sabtu siang pukul 14.26 WIB, da-lam kondisi tangan diborgol. Keduanya mengenakan baju tahanan warna oranye. Saat hendak dimasukkan ke dalam mobil, salah satu tersangka, RB, tiba-tiba berteriak. "Tolong dicatat, saya nggak suka sama Novel, karena dia pengkhianat!" ujar RB dengan nada tinggi. Tidak jelas, apa maksud ‘penghianat’ yang disampaikan RB.
Tersangka RB dan RM tiba di Gedung Bareskrim Mabes Polri, Jalan Trunojoyo Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu siang pukul 14.41 WIB, dengan diantar langsung Dir Reskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Suyudi Aryo Seto. Saat tiba di Barsekrim Polri, keduanya bungkam. Mereka tak menjawab satu pun pertanyaan wartawan terkait motif kejahatan ataupun isu adanya Jenderal yang menyuruh mereka menyerang Novel Bawsedan.
Dua polisi aktif penyerang Novel Bawsedan ini rencananya akan ditahan selama 20 hari ke depan. "Mulai hari ini (kemarin) tersangka sudah dilakukan penahanan. Kita tahan 20 hari ke depan," ungkap Karo Penmas Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Pol Argo Yuwono.
Brigjen Argo mengatakan, pihaknya masih terus menyelidiki dan menginterogasi kedua tersangka. Penyidik juga akan segera menyelesaikan kasus tersebut dan mengirim berkas perkara ke kejaksaan. "Tentunya juga nanti masih melalui proses-proses penyidikan yang lain. Nanti penyidik akan segera menyelesaikan kasus ini," tandas Brigjen Argo.
Kedua tersangka sebelumnya ditangkap di kaawasan Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Kamis (26/12) malam. Mereka ditangkap atas kerja sama dengan Korps Brimob. Menurut Brigjen Argo, kedua tersangka punya peran masing-masing dalam insiden penyiraman air keras ke Novel Baswedan, 11 April 2017 lalu. "Ada yang nyopir, ada yang nyiram," terang Brigjen Argo. "(Yang menyiram) RB," katanya.
Namun, Brigjen Argo enggan memberikan penjelasan lebih lanjut saat ditanya kro-nologis penyerangan itu. Yang terpenting, menurut Brigjen Argo, Polri telah me-laksanakan kewajiban mencari pelaku. "Yang terpenting bahwa polisi, penyidik, sudah mencari siapa pelakunya. Kemudian sudah kita amankan, kita bawa ke Polda Metro Jaya," tegas Brigjen Argo.
Berigjen Argo belum bisa membeber terkait motif kedua tersangka melakukan penyerangan terhadap Novel Baswedan. Dia menegaskan, pihaknya masih mendalami soal motif tersebut dalam pemeriksaan kedua tersangka. "Ya, tentunya semu motif ditanyakan, baik itu mengenai masalah maupun kronologinya.”
Menurut Brigjen Argo, tugas penyidik adalah membuktikan apakah seseorang me-lakukan tindak pidana atau tidak. Polisi tidak punya kewenangan menentukan apakah seorang tersangka itu bersalah atau tidak. "Polisi itu bukan untuk menghakimi, tapi membuktikan," jelas Brigjen Argo.
Sementara, Kabareskrim Mabes Polri, Komjen Listyo Sigit Prabowo, menegaskan pihaknya tidak salah tangkap pelaku penyiraman air keras ke penyidik KPK Novel Baswedan. Komjen Listyo memastikan RB dan RM adalah pelaku sebenarnya. "Itu tek-nis, kita yang paling penting yang kita yakinkan bahwa kita tidak salah tangkap. Itu adalah pelaku sesungguhnya," tandas Komjen Listyo dilansir detikcom terpisah di PTIK, Jalan Tirtayasa Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu kemarin.
Sedangkan Kapolri Jenderal Idham Azis, meminta penyidikan kasus teror air keras terhadap Novel Baswedan dilakukan secara transparan. Proses hukum juga harus mengedepankan asas praduga tak bersalah.
"Ke depan saya sudah perintahkan Kabareskrim bersama Kapolda Metro Jaya untuk melakukan penyelidikan yang transparan dan beri waktu penyidik melakukan proses penyidikan. Ke depan toh sidangnya nanti akan dilaksanakan dengan terbuka di pengadilan. Asas praduga tak bersalah tetap kita kelola," pinta Jenderal Idham di tempat yang sama, Sabtu kemarin.
Jenderal Idham mengapresiasi Tim Teknis Bareskrim Polri yang telah mengamankan dua tersangka, RB dan RM. Namun demikian, Jenderal Idham merasa prihatin lantaran pelaku merupakan dua polisi aktif. "Saya sudah bilang tadi, di satu sisi saya mengapresiasi, tapi di sisi lain saya prihatin atas kejadian ini. Namun, tetap harus kita lakukan proses penyidikan," katanya.
Di sisi lain, Novel Baswedan mengapresasi penangkapan orang yang menteror dirinya. Namun, Novel juga menyebut adanya poin-poin kejanggalan dalam penangkapan tersangka. "Saya nggak tahu orang itu siapa, cuma namanya ada penangkapan, itu suatu hal yang bagus," ujar Novel di kediamannya, Jalan Deposito Kelapa Gading, Jakarta Utara, Sabtu kemarin.
Novel merasa aneh jika motif pelaku itu dikaitkan dengan masalah pribadi. Menurut Novel, tidak ada dendam pribadi antara dirinya dengan kedua tersangka. "Cuma masalahnya begini, ketika ada yang mengatakan saya nggak tahu apakah dalam rilis dikatakan begitu apa tidak, cuma info yang saya dengar katanya orang ini bertindak karena suatu, inisiatif sendiri. Dan, kemudian dikatakan ada masalah pribadi, saya tidak mengerti ini lelucon atau suatu yang aneh? Saya merasa ada suatu yang janggal, tentunya saya tidak mau bicara lebih lanjut. Saya melihat ini suatu permulaan, kita harus melihat dan nanti selanjutnya kawan-kawan dari penasihat yang merespon," katanya.
Novel sendiri mengaku yakin tidak ada masalah pribadi dengan kedua tersangka. Novel juga optimistis masalah ini dapat diselesaikan. "Kita doakan," katanya
Sementara itu, Istana Kepresidenan meminta semua pihak tidak berspekulasi mengenai motif penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan. Istana menyerahkan sepenuhnya kepada polisi. "Ya, itu yang saya bilang supaya tidak berspekulasi. Kita tunggu kerja-kerja nyata yang dilakukan kepolisian, supaya jangan lagi menimbulkan berbagai pertanyaan. Kita tunggu hasil kerja polisi lagi tahap berikutnya," jelas Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin.
Ngabalin bersyukur Polri telah menangkap dua pelaku penyiraman air keras ke Novel. Ngabalin pun mengapresiasi kinerja Polri. "Waktu ditanya katanya polisi segera akan menindak dan menangkap, ya kita tunggu. Ya, alhamdulillah polisi sudah menangkap dua pelaku penyiraman, dan prosesnya masih berlangsung. Harus kita berikan apresiasi dan sambil menunggu proses selanjutnya," katanya. *
Komentar