Populasi Curik Bali di TNBB Meningkat Pesat
Jika tahun 2018 hanya ada 184 ekor , kini jumlah populasi Curik Bali mencapai 256 ekor.
SINGARAJA, NusaBali
Perkembangan populasi Curik Bali di wilayah Taman Nasional Bali Barat (TNBB) tahun 2019 menunjukkan angka yang fantastis. Pertumbuhan jumlah populasinya mencapai peningkatan 100 persen dari tahun 2018. Jumlah terakhir populasi Curik Bali yang terpantau di alam liar kawasan TNBB sebanyak 256 ekor.
Kepala Balai TNBB, drh Agus Ngurah Krisna dihubungi Minggu (29/12/2019) kemarin mengatakan perkembangan populasi Curik Bali sejak lima tahun terakhir sangat pesat. Bahkan baru-baru ini juga ditemukan tiga sarang baru burung Curik Bali yang terpantau polisi hutan. “Karena termasuk satwa yang dilindungi walaupun habitatnya dialam liar tetap kami pantau setiap saat, hingga data terakhir berjumlah 256 ekor,” jelas Ngurah Krisna.
Jumlah itu pun terpaut jauh dari jumlah total di tahun 2018 lalu yang hanya mencapai angka 184 ekor. Namun perjuangan pelestarian Curik Bali disebut Ngurah Krisna bukan perjuangan yang mudah. Dia menyebutkan satwa yang masuk dalam daftar dilindungi ini sempat terancam punah. Bahkan lima tahun lalu tepatnya di tahun 2015, jumlah populasinya di TNBB yang ada di kawasan Kabupaten Buleleng dan Jembrana hanya berjumlah 31 ekor. Hingga akhirnya pemerintah mengubah sistem yang kemudian berhasil menekan pemburuan liar Curik Bali.
Salah satunya kebijakan pemerintah untuk menfasilitasi penangkaran burung Curik Bali dari yang illegal menjadi legal. Ngurah Krisna pun menyebutkan sejauh ini ada empat kelompok penangkaran Curik Bali dengan 29 orang penangkar yang mendapatkan izin resmi dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali. Tiga kelompok di antaranya beralamat di Jembrana di wilayah Kelurahan Gilimanuk, Desa Blimbing Sari dan Desa Melaya. Sedangkan satu kelompok terdaftar dari Desa Sumberkelampok, Kecamatan Gerokgak, Kebupaten Buleleng.
“Pelestarian ini tak cukup hanya dilakukan pemerintah, tetapi selama ini keberhasilan juga mendapat dukungan semua pihak, termasuk pemberdayaan masyarakat sekitar yang bergerak berdasarkan pengembangan strategi baru dalam grand design pengembangan Curik Bali di TNBB,” jelas Ngurah Krisna.
Sementara itu keberhasilan pelestarian Curik Bali di TNBB tetap menjadi fokus pengawasan petugas yang hingga kini masih berkomitmen dan konsisten mempertahankan satwa langka khas Bali ini.*k23
Kepala Balai TNBB, drh Agus Ngurah Krisna dihubungi Minggu (29/12/2019) kemarin mengatakan perkembangan populasi Curik Bali sejak lima tahun terakhir sangat pesat. Bahkan baru-baru ini juga ditemukan tiga sarang baru burung Curik Bali yang terpantau polisi hutan. “Karena termasuk satwa yang dilindungi walaupun habitatnya dialam liar tetap kami pantau setiap saat, hingga data terakhir berjumlah 256 ekor,” jelas Ngurah Krisna.
Jumlah itu pun terpaut jauh dari jumlah total di tahun 2018 lalu yang hanya mencapai angka 184 ekor. Namun perjuangan pelestarian Curik Bali disebut Ngurah Krisna bukan perjuangan yang mudah. Dia menyebutkan satwa yang masuk dalam daftar dilindungi ini sempat terancam punah. Bahkan lima tahun lalu tepatnya di tahun 2015, jumlah populasinya di TNBB yang ada di kawasan Kabupaten Buleleng dan Jembrana hanya berjumlah 31 ekor. Hingga akhirnya pemerintah mengubah sistem yang kemudian berhasil menekan pemburuan liar Curik Bali.
Salah satunya kebijakan pemerintah untuk menfasilitasi penangkaran burung Curik Bali dari yang illegal menjadi legal. Ngurah Krisna pun menyebutkan sejauh ini ada empat kelompok penangkaran Curik Bali dengan 29 orang penangkar yang mendapatkan izin resmi dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali. Tiga kelompok di antaranya beralamat di Jembrana di wilayah Kelurahan Gilimanuk, Desa Blimbing Sari dan Desa Melaya. Sedangkan satu kelompok terdaftar dari Desa Sumberkelampok, Kecamatan Gerokgak, Kebupaten Buleleng.
“Pelestarian ini tak cukup hanya dilakukan pemerintah, tetapi selama ini keberhasilan juga mendapat dukungan semua pihak, termasuk pemberdayaan masyarakat sekitar yang bergerak berdasarkan pengembangan strategi baru dalam grand design pengembangan Curik Bali di TNBB,” jelas Ngurah Krisna.
Sementara itu keberhasilan pelestarian Curik Bali di TNBB tetap menjadi fokus pengawasan petugas yang hingga kini masih berkomitmen dan konsisten mempertahankan satwa langka khas Bali ini.*k23
1
Komentar