Objek Wisata Uluwatu dan Labuan Sait Terapkan E-Ticketing di Awal 2020
Objek wisata Uluwatu dan Labuan Sait, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Badung bakal menerapkan sistem e-ticketing pada awal 2020.
MANGUPURA, NusaBali
Penerapan e-ticketing ini sebagai salah satu upaya untuk mempermudah akses masuk ke kawasan. Selain itu, juga untuk memisahkan akses masuk bagi wisatawan dan pamedek yang akan melakukan persembahyangan.
Manajer Pengelola Objek Wisata Kawasan Luar Pura Uluwatu Drs I Wayan Wijana SH, Minggu (29/12) siang, menerangkan penerapan e-ticketing ini sudah dilakukan kajian jauh hari. Bahkan telah dilakukan sosialisasi.
Sosialisasi pelaksanaan e-ticketing untuk retribusi masuk ke Objek Uluwatu dan Labuan Sait Pecatu diselenggarakan oleh Desa Adat Pecatu bersama pengelola Objek Wisata Kawasan Luar Pura Uluwatu, menggandeng pihak Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali pada Sabtu (28/12).
Hadir dalam sosialisasi tersebut, Kelian Desa Adat Pecatu I Made Sumerta SH, beserta prajuru adat Pecatu, Manajer Pengelola Objek Wisata Kawasan Luar Pura Uluwatu Drs I Wayan Wijana SH beserta jajaran manajemen, dan dari pihak BPD Bali.
Rencananya, e-ticketing ini mulai dilakukan uji coba pada awal 2020. Dengan menerapkan e-ticketing, diharapkan dapat semakin meningkatkan kinerja, terukur, dan transparan.
Sistem e-ticketing ini, menurutt Wijana, diharapkan dapat mendata secara akurat, tepat, dan terukur untuk klasifikasi wisatawan. Selain itu, keunggulan lainnya di samping dapat meningkatkan pelayanan yang prima terhadap wisatawan, sistem pelaporan dan pembayaran lebih terintegrasi, serta memberi kemudahan kepada wisatawan.
Dengan penerapan e-ticketing nantinya, ada dua akses khusus bagi wisatawan dan bagi pamedek yang melakukan persembahyangan di area Pura Uluwatu. “Kalau dengan e-ticketing ini tentu sangat memberikan kemudahan. Ini akan membuat wisatawan nyaman dan pamedek juga tidak terganggu. Karena memiliki akses masuk yang berbeda nantinya,” imbuhnya.
Sementara itu, Kelian Desa Adat Pecatu I Made Sumerta SH mengaku sangat mendukung program ini untuk meningkatkan pelayan. Menurut Sumerta, sistem e-ticketing ini merupakan program yang sudah diusulkan sejak lama. Dengan adanya support dari berbagai pihak, penerapan e-ticketing ini diharapkan bisa terlaksana di 2020. Meski demikian, pihaknya mengaku akan berkoordinasi lebih jauh dengan Pemerintah Kabupaten Badung. Hal itu karena peralatan yang rencananya menggunakan autogate ini, perlu bangunan untuk menempatkan. “Kita perlu infrastruktur untuk tempat peralatan autogate ini. Karena, autogate ini rentan rusak kalau kena hujan. Kami akan informasikan kepada Pemkab Badung,” katanya.
Di sisi lain, Kadis Pariwisata Badung I Made Badra, mengatakan untuk e-ticketing ini akan menggunakan sejenis barcode yang bisa diakses oleh semua jenis pelayanan pembayaran online. Di Badung, pihaknya sudah mengumpulkan sebanyak 6 destinasi seperti Pantai Pandawa, Labuan Sait, Taman Ayun, Nung-nung, Sangeh termasuk Uluwatu. Menurutnya, penerapan e-ticketing ini sangat bagus untuk mendapatkan data yang lebih akurat. Dalam hal ini, data yang bisa didapat pemerintah seperti mengenai demografi mencakup umur wisatawan, negara asal, dan sebagainya. “Ini sangat bermanfaat. Bukan sekadar online, namun ada manfaat lain juga yang bisa dimanfaatkan pemerintah untuk pengembangan pariwisata di Badung ke depannya,” tutur Badra. *dar
Manajer Pengelola Objek Wisata Kawasan Luar Pura Uluwatu Drs I Wayan Wijana SH, Minggu (29/12) siang, menerangkan penerapan e-ticketing ini sudah dilakukan kajian jauh hari. Bahkan telah dilakukan sosialisasi.
Sosialisasi pelaksanaan e-ticketing untuk retribusi masuk ke Objek Uluwatu dan Labuan Sait Pecatu diselenggarakan oleh Desa Adat Pecatu bersama pengelola Objek Wisata Kawasan Luar Pura Uluwatu, menggandeng pihak Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali pada Sabtu (28/12).
Hadir dalam sosialisasi tersebut, Kelian Desa Adat Pecatu I Made Sumerta SH, beserta prajuru adat Pecatu, Manajer Pengelola Objek Wisata Kawasan Luar Pura Uluwatu Drs I Wayan Wijana SH beserta jajaran manajemen, dan dari pihak BPD Bali.
Rencananya, e-ticketing ini mulai dilakukan uji coba pada awal 2020. Dengan menerapkan e-ticketing, diharapkan dapat semakin meningkatkan kinerja, terukur, dan transparan.
Sistem e-ticketing ini, menurutt Wijana, diharapkan dapat mendata secara akurat, tepat, dan terukur untuk klasifikasi wisatawan. Selain itu, keunggulan lainnya di samping dapat meningkatkan pelayanan yang prima terhadap wisatawan, sistem pelaporan dan pembayaran lebih terintegrasi, serta memberi kemudahan kepada wisatawan.
Dengan penerapan e-ticketing nantinya, ada dua akses khusus bagi wisatawan dan bagi pamedek yang melakukan persembahyangan di area Pura Uluwatu. “Kalau dengan e-ticketing ini tentu sangat memberikan kemudahan. Ini akan membuat wisatawan nyaman dan pamedek juga tidak terganggu. Karena memiliki akses masuk yang berbeda nantinya,” imbuhnya.
Sementara itu, Kelian Desa Adat Pecatu I Made Sumerta SH mengaku sangat mendukung program ini untuk meningkatkan pelayan. Menurut Sumerta, sistem e-ticketing ini merupakan program yang sudah diusulkan sejak lama. Dengan adanya support dari berbagai pihak, penerapan e-ticketing ini diharapkan bisa terlaksana di 2020. Meski demikian, pihaknya mengaku akan berkoordinasi lebih jauh dengan Pemerintah Kabupaten Badung. Hal itu karena peralatan yang rencananya menggunakan autogate ini, perlu bangunan untuk menempatkan. “Kita perlu infrastruktur untuk tempat peralatan autogate ini. Karena, autogate ini rentan rusak kalau kena hujan. Kami akan informasikan kepada Pemkab Badung,” katanya.
Di sisi lain, Kadis Pariwisata Badung I Made Badra, mengatakan untuk e-ticketing ini akan menggunakan sejenis barcode yang bisa diakses oleh semua jenis pelayanan pembayaran online. Di Badung, pihaknya sudah mengumpulkan sebanyak 6 destinasi seperti Pantai Pandawa, Labuan Sait, Taman Ayun, Nung-nung, Sangeh termasuk Uluwatu. Menurutnya, penerapan e-ticketing ini sangat bagus untuk mendapatkan data yang lebih akurat. Dalam hal ini, data yang bisa didapat pemerintah seperti mengenai demografi mencakup umur wisatawan, negara asal, dan sebagainya. “Ini sangat bermanfaat. Bukan sekadar online, namun ada manfaat lain juga yang bisa dimanfaatkan pemerintah untuk pengembangan pariwisata di Badung ke depannya,” tutur Badra. *dar
Komentar