Lestarikan Budaya dengan Lomba Perangkat Banten
Menyambut pergantian tahun 2019 ke 2020, Sekaa Teruna Padangtegal Mekar Sari, Banjar Padangtegal Mekar Sari, Desa Padangtegal, Kecamatan Ubud, Gianyar, menggelar lomba membuat perangkat banten.
GIANYAR, NusaBali
Kegiatan di balai banjar setempat, Minggu (29/12) ini untuk mempertahankan budaya Bali. Ketua ST Padangtegal Mekar Sari I Komang Antara menjelaskan lomba perangkat banten dilakukan berawal dari lomba memasak. Lantaran banyak masukan dari tokoh banjar setempat, membuatnya beralih menjadi lomba memasak tradisional yang tujuannya membuat masakan digunakan perangkat banten. "Ini awalnya mau lomba masak, karena banyak masukan datang dari prajuru agar berkaitan dengan budaya maka kami adakan lomba membuat perangkat banten ini," jelasnya.
Pemuda yang selaku guru olahraga itu pun menjelaskan, pesertanya terdiri atas empat kelompok yang berasal dari empat tempekan di banjarnya. Masing-masing tempekan wajib mengirimkan perwakilan 10 orang peserta, baik pemuda maupun pemudi. Sehingga total yang ikut dalam lomba sebanyak 40 orang peserta dari 150 anggotanya yang masih aktif di sekaa teruna. "Kalau perangkatnya itu hanya kami lombakan tiga jenis saja. Pertama perangkat untuk Peranda, kedua perangkat untuk pemangku, dan ketiga perangkat untuk bendesa. Perangkat itu biasanya disajikam pada saat upacara keagamaan," bebernya.
Terkait hadiah, Komang Antara mengaku hanya memberikan piagam penghargaan dan karangan bunga ucapan kepada peserta yang menang. Karena untuk penilaiannya, dijelaskan sesuai ketepatan waktu, kerapian, kelengkapan bahan, dan kehigenisan dari perangkat yang sesuai jenisnya tersebut. "Selain untuk memeriahkan pergantian tahun, lomba ini juga untuk memotivasi generasi muda dalam mempertahankan tradisi dan budaya yang ada. Mau tidak mau pasti pemuda pemudi ini akan menemukan hal seperti ini saat bermasyarakat, minimal sekarang sudah mengetahui cara membuatnya," tandas Antara. *nvi
Pemuda yang selaku guru olahraga itu pun menjelaskan, pesertanya terdiri atas empat kelompok yang berasal dari empat tempekan di banjarnya. Masing-masing tempekan wajib mengirimkan perwakilan 10 orang peserta, baik pemuda maupun pemudi. Sehingga total yang ikut dalam lomba sebanyak 40 orang peserta dari 150 anggotanya yang masih aktif di sekaa teruna. "Kalau perangkatnya itu hanya kami lombakan tiga jenis saja. Pertama perangkat untuk Peranda, kedua perangkat untuk pemangku, dan ketiga perangkat untuk bendesa. Perangkat itu biasanya disajikam pada saat upacara keagamaan," bebernya.
Terkait hadiah, Komang Antara mengaku hanya memberikan piagam penghargaan dan karangan bunga ucapan kepada peserta yang menang. Karena untuk penilaiannya, dijelaskan sesuai ketepatan waktu, kerapian, kelengkapan bahan, dan kehigenisan dari perangkat yang sesuai jenisnya tersebut. "Selain untuk memeriahkan pergantian tahun, lomba ini juga untuk memotivasi generasi muda dalam mempertahankan tradisi dan budaya yang ada. Mau tidak mau pasti pemuda pemudi ini akan menemukan hal seperti ini saat bermasyarakat, minimal sekarang sudah mengetahui cara membuatnya," tandas Antara. *nvi
Komentar