PKB Jembrana Tunggu Aspirasi di Tiap Kecamatan
Belum Tentukan Sikap Jelang Pilkada
Dari 7 partai di DPRD Jembrana, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menjadi satu-satunya yang belum menentukan sikap apakah akan bergabung ke PDIP yang diperkuat Hanura ataukah ke Koalisi Jembrana Maju (KJM) terdiri atas Golkar, Gerindra, Demokrat, PPP, NasDem, Perindo dan PPP dalam Pilkada Jembrana 2020 nanti.
NEGARA, NusaBali
Ketua DPC PKB Jembrana, H Muhamad Yunus, mengaku belum menentukan sikap karena masih dalam proses menyerap aspirasi dari pengurus ataupun basis suara muslim di masing-masing kecamatan.
Yunus kepada NusaBali, Senin (30/12) mengaku kendati semua partai parlemen yang lain sudah menentukan sikap, PKB saat ini masih berada di tengah-tengah. Pihaknya mengakui, dari kubu PDIP ataupun partai-partai parlemen yang tergabung dalam KJM, telah berusaha memintanya untuk ikut bergabung.
Namun, pihaknya tidak ingin gegabah, sebelum benar-benar menyerap seluruh aspirasi masyarakat, khususnya pemilih muslim yang mencapai 35 persen se-Jembrana. “Memang sudah ada pendekatan dari merah maupun dari pelangi (KJM, red). Tetapi belum saya putuskan,” ujarnya. Menurutnya, PKB yang sementara berada di tengah-tengah, tidak berarti jual mahal. Sebenarnya, dari rekan-rekan PKB Jembrana, ada keinginan memunculkan salah satu tokoh yang bisa ditawarkan ke merah ataupun pelangi. Tetapi dari hasil penjajakan ke sejumlah tokoh yang dinilai mempunyai kapabilitas, kemampuan termasuk finansial, semuanya menolak. Sementara ketika disinggung mengenai kader PKB, Haji Nasrun yang telah mendaftar sebagai Cabup di Gerindra dan mendaftar sebagai Cawabup di Golkar atau bagian KJM, pihaknya menegaskan, itu bukan gerakan dari PKB. “Itu pribadi, bukan partai kita di PKB. Kalau beberapa tokoh yang kami anggap mampu, tidak ada yang mau,” ucapnya.
Penolakan sejumlah tokoh yang didekatinya itu disebut Yunus menjadi alasan PKB bersikap hati-hati. Pihaknya tidak ingin basis-basis suara PKB dalam Pileg 2024 nanti malah anjlok karena salah melangkah di Pilkada Jembrana 2020 nanti. “Saya ingin menyelamatkan PKB ke depan, khususnya di Pileg 2024 nanti. Biar pemilih kita tidak kecewa. Saya punya analisa, kalau sekarang saya ego pribadi kepengurusan, sudahlah saya condong ke A. Mau memang mau tidak urusan belakangan. Tetapi saya tidak membaca kondisi konstituen di 2024 menjadi ancaman kita. Saya berpikir yang akan datang, tidak hanya berpikir sekarang,” ungkapnya.
Yang jelas, sambung Yunus, untuk menyerap aspirasi muslim, pihaknya sudah bergerak melakukan penjajakan ke masing-masing PAC atau kecamatan.
“Nanti setelah mengetahui bagaimana aspirasi saudara-saudara kita, pasti PKB akan ambil sikap,” pungkas politisi asal Kelurahan Loloan Timur, Kecamatan Jembrana, yang juga anggota DPRD Jembrana dua kali periode (2014-2019 dan 2019-2024) ini. *ode
Yunus kepada NusaBali, Senin (30/12) mengaku kendati semua partai parlemen yang lain sudah menentukan sikap, PKB saat ini masih berada di tengah-tengah. Pihaknya mengakui, dari kubu PDIP ataupun partai-partai parlemen yang tergabung dalam KJM, telah berusaha memintanya untuk ikut bergabung.
Namun, pihaknya tidak ingin gegabah, sebelum benar-benar menyerap seluruh aspirasi masyarakat, khususnya pemilih muslim yang mencapai 35 persen se-Jembrana. “Memang sudah ada pendekatan dari merah maupun dari pelangi (KJM, red). Tetapi belum saya putuskan,” ujarnya. Menurutnya, PKB yang sementara berada di tengah-tengah, tidak berarti jual mahal. Sebenarnya, dari rekan-rekan PKB Jembrana, ada keinginan memunculkan salah satu tokoh yang bisa ditawarkan ke merah ataupun pelangi. Tetapi dari hasil penjajakan ke sejumlah tokoh yang dinilai mempunyai kapabilitas, kemampuan termasuk finansial, semuanya menolak. Sementara ketika disinggung mengenai kader PKB, Haji Nasrun yang telah mendaftar sebagai Cabup di Gerindra dan mendaftar sebagai Cawabup di Golkar atau bagian KJM, pihaknya menegaskan, itu bukan gerakan dari PKB. “Itu pribadi, bukan partai kita di PKB. Kalau beberapa tokoh yang kami anggap mampu, tidak ada yang mau,” ucapnya.
Penolakan sejumlah tokoh yang didekatinya itu disebut Yunus menjadi alasan PKB bersikap hati-hati. Pihaknya tidak ingin basis-basis suara PKB dalam Pileg 2024 nanti malah anjlok karena salah melangkah di Pilkada Jembrana 2020 nanti. “Saya ingin menyelamatkan PKB ke depan, khususnya di Pileg 2024 nanti. Biar pemilih kita tidak kecewa. Saya punya analisa, kalau sekarang saya ego pribadi kepengurusan, sudahlah saya condong ke A. Mau memang mau tidak urusan belakangan. Tetapi saya tidak membaca kondisi konstituen di 2024 menjadi ancaman kita. Saya berpikir yang akan datang, tidak hanya berpikir sekarang,” ungkapnya.
Yang jelas, sambung Yunus, untuk menyerap aspirasi muslim, pihaknya sudah bergerak melakukan penjajakan ke masing-masing PAC atau kecamatan.
“Nanti setelah mengetahui bagaimana aspirasi saudara-saudara kita, pasti PKB akan ambil sikap,” pungkas politisi asal Kelurahan Loloan Timur, Kecamatan Jembrana, yang juga anggota DPRD Jembrana dua kali periode (2014-2019 dan 2019-2024) ini. *ode
Komentar