Cabe Besar Sidemen Terserang Virus Antrak
Virus antrak mengakibatkan buah cabe menjadi busuk. Selain serangan antrak, hujan yang sering turun juga memperparah kondisi buah cabe.
AMLAPURA, NusaBali
Tanaman cabe besar di wilayah Kecamatan Sidemen, Karangasem dan sekitarnya terserang virus antrak atau patek. Virus tersebut menyerang buah, ciri-cirinya buah berbercak hitam dan membusuk. Petani mengeluh karena produksi menurun sekitar 40 persen dari kondisi normal. Hujan yang turun berlebihan, sebagai salah satu penyebab terjadinya serangan virus yang oleh warga setempat disebut virus pelet, tersebut.
Petani I Wayan Mangku Sari dari Banjar Iseh, Desa Sinduwati, Kecamatan Sidemen, menuturkan, gara-gara hujan terus mengguyur belakangan ini mengakibatkan buah cabe membusuk. Sebab, hujan yang berlebihan membawa virus antrak atau patek.
“Seperti ini akibatnya jika terserang virus, buahnya membusuk. Panen kali ini turun 40 persen. Sebelumnya bisa panen 500 kilogram, kini hanya sekitar 300 kilogram,” katanya sembari menunjukkan buah cabe membusuk, saat ditemui di Subak Iseh, Banjar Iseh, Rabu (3/8). Petani Ni Nengah Yasa dan I Ketut Merta juga menuturkan hal serupa. “Bukan cabe milik saya saja terserang virus, cabe yang lainnya juga mengalami busuk buah,” jelas Merta yang mengaku menggarap 20 are.
Merta menjelaskan, bertanam cabe juga berspekulasi dengan cuaca, serta kondisi pasar. “Jika cuacanya baik dan saat panen kebetulan banyak ada hari raya besar, maka harganya bisa melambung hingga Rp 50.000-Rp 60.000 per kilogram,” katanya.
Diakuinya, giliran musim tanam kali ini petani menanam cabe secara serentak. Khusus di Banjar Iseh, cocoknya bertanam cabe besar. Berbeda dengan di wilayah Banjar Cegeng, Banjar Toh Jiwa, Desa Kertabuana, Kecamatan Sidemen, cocoknya cabe keriting.
Mangku Sari dan Merta menyatakan, cabe besar mengalami busuk buah, harganya pun anjlok, per kilogram Rp 18.000. Syukurnya menjual cabe besar tidak perlu ke pasar, karena tengkulak mendatangi petani. Pengepul cabe Ni Made Candrawati dari Banjar/Desa Talibeng, Kecamatan Sidemen, mengakui, membeli per kilogram Rp 18.000. “Saya beli Rp 18.000 per kilogram kemudian saya jual ke Pasar Klungkung dengan harga Rp 18.000 juga,” katanya.
Candrawati mengatakan, keuntungan yang didapatkan, saat membeli dari petani dirinya dapat bonus. “Saya membeli 10 kilogram, dapat bonus satu kilogram. Berarti dari 10 kilogram tersebut, saya hanya bayar 9 kilogram,” katanya. Candrawati untuk sekali pembelian mengaku mengumpulkan minimal 750 kilogram. * k16
Tanaman cabe besar di wilayah Kecamatan Sidemen, Karangasem dan sekitarnya terserang virus antrak atau patek. Virus tersebut menyerang buah, ciri-cirinya buah berbercak hitam dan membusuk. Petani mengeluh karena produksi menurun sekitar 40 persen dari kondisi normal. Hujan yang turun berlebihan, sebagai salah satu penyebab terjadinya serangan virus yang oleh warga setempat disebut virus pelet, tersebut.
Petani I Wayan Mangku Sari dari Banjar Iseh, Desa Sinduwati, Kecamatan Sidemen, menuturkan, gara-gara hujan terus mengguyur belakangan ini mengakibatkan buah cabe membusuk. Sebab, hujan yang berlebihan membawa virus antrak atau patek.
“Seperti ini akibatnya jika terserang virus, buahnya membusuk. Panen kali ini turun 40 persen. Sebelumnya bisa panen 500 kilogram, kini hanya sekitar 300 kilogram,” katanya sembari menunjukkan buah cabe membusuk, saat ditemui di Subak Iseh, Banjar Iseh, Rabu (3/8). Petani Ni Nengah Yasa dan I Ketut Merta juga menuturkan hal serupa. “Bukan cabe milik saya saja terserang virus, cabe yang lainnya juga mengalami busuk buah,” jelas Merta yang mengaku menggarap 20 are.
Merta menjelaskan, bertanam cabe juga berspekulasi dengan cuaca, serta kondisi pasar. “Jika cuacanya baik dan saat panen kebetulan banyak ada hari raya besar, maka harganya bisa melambung hingga Rp 50.000-Rp 60.000 per kilogram,” katanya.
Diakuinya, giliran musim tanam kali ini petani menanam cabe secara serentak. Khusus di Banjar Iseh, cocoknya bertanam cabe besar. Berbeda dengan di wilayah Banjar Cegeng, Banjar Toh Jiwa, Desa Kertabuana, Kecamatan Sidemen, cocoknya cabe keriting.
Mangku Sari dan Merta menyatakan, cabe besar mengalami busuk buah, harganya pun anjlok, per kilogram Rp 18.000. Syukurnya menjual cabe besar tidak perlu ke pasar, karena tengkulak mendatangi petani. Pengepul cabe Ni Made Candrawati dari Banjar/Desa Talibeng, Kecamatan Sidemen, mengakui, membeli per kilogram Rp 18.000. “Saya beli Rp 18.000 per kilogram kemudian saya jual ke Pasar Klungkung dengan harga Rp 18.000 juga,” katanya.
Candrawati mengatakan, keuntungan yang didapatkan, saat membeli dari petani dirinya dapat bonus. “Saya membeli 10 kilogram, dapat bonus satu kilogram. Berarti dari 10 kilogram tersebut, saya hanya bayar 9 kilogram,” katanya. Candrawati untuk sekali pembelian mengaku mengumpulkan minimal 750 kilogram. * k16
Komentar