Latihan di Jepang, Putu Adesta Lebih Pede
Menghadapi Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016 di Jawa Barat pada September mendatang, pejudo Putu Wiradamungga Adesta lebih pede lantaran baru saja menjalani latihan di Jepang.
DENPASAR, NusaBali
Adesta tak hanya berlatih, tetapi sparing juga dengan pejudo Negeri Matahari Terbit. Dengan bekal tersebut, ia berharap bisa mempersembahkan hasil terbaik bagi Pulau Seribu Pura.
"Saya latihan bersama dua pejudo Bali lainnya di provinsi Fukuoka, Jepang mulai 18 Juli. Rabu (3/8) kami balik ke Bali. Dengan latihan di Jepang, kami lebih jadi percaya diri lagi," ujar Adesta, Rabu (3/8). Selain Adesta, pejudo lain yang berlatih di Jepang adalah I Kadek Rakyanda Adyatama di kelas 90 kg dan I Kadek Adi Wirawan di kelas -73 kg.
Mereka berlatih ke Jepang tanpa seleksi lantaran menggunakan dana sendiri untuk membeli tiket. Sementara uang makan ditanggung oleh Pengda PJSI Bali dan KONI Bali. Untuk penginapan mereka tidak terlalu kesulitan, karena pelatih yang menangani, Ishida Satoshi bersedia menampung di kediamannya dan mengantar ketiga pejudo Bali ke lokasi latihan. Maklum mereka telah kenal lama dengan sang pelatih.
"Kami memilih latihan di Jepang lantaran telah mengenal lama pelatih Jepang. Ditambah lagi, saya sangat suka dengan gaya style judo Jepang," imbuh pejudo yang turun di kelas 81 kg ini. Selama di Jepang, Adesta mengaku, banyak memperoleh tambahan ilmu dan teknik judo dari sang pelatih maupun pejudo Jepang. Mereka berlatih dua kali dalam sehari, mulai Senin hingga Sabtu Terkadang Minggu mereka tetap berlatih, bila dojo di sana memiliki jadwal latihan.
Pejudo yang membela Indonesia di Olimpiade London 2012 ini mengaku, awal latihan di Jepang berat. Terlebih para pejudo di sana sangat menguasai olahraga beladiri tersebut. Mereka agak mengalami kesulitan menghadapinya. Namun tak membuat ketiga pejudo Seribu Pura patah semangat.
Mereka terus menempa diri saat berhadapan dengan pejudo Jepang. Alhasil di pertemuan kelima, ketiganya mampu menyamai permainan pejudo setempat. "Awalnya saja kami kesulitan menghadapi atlet di sini. Setelah pertemuan kelima, baru kami bisa menyamakan permainan mereka," papar pejudo yang juga memperkuat Indonesia pada Asian Games 2014 lalu di Incheon.
Berdasarkan pengalaman itu, semakin membuat Adesta dan dua pejudo Bali lainnya optimis di PON. Memang, lanjut Adesta, persaingan di ajang olahraga antar provinsi itu cukup kuat. Para pejudo dari semua daerah perlu diwaspadai lantaran permainan mereka sangat bagus, terutama dari DKI Jakarta, Jawa Timur, Kalimantan Timur dan tuan rumah Jawa Barat.
"Semua pejudo punya peluang menjadi juara. Semoga saya bisa mempersembahkan hasil terbaik bagi Bali, kalau bisa memperoleh emas. Mohon doanya," kata Adesta. Sampai di tanah air nanti, Adesta langsung bergabung dengan pejudo Bali lainnya untuk latihan bersama hingga mendekati keberangkatan ke Jawa Barat. *k22
Adesta tak hanya berlatih, tetapi sparing juga dengan pejudo Negeri Matahari Terbit. Dengan bekal tersebut, ia berharap bisa mempersembahkan hasil terbaik bagi Pulau Seribu Pura.
"Saya latihan bersama dua pejudo Bali lainnya di provinsi Fukuoka, Jepang mulai 18 Juli. Rabu (3/8) kami balik ke Bali. Dengan latihan di Jepang, kami lebih jadi percaya diri lagi," ujar Adesta, Rabu (3/8). Selain Adesta, pejudo lain yang berlatih di Jepang adalah I Kadek Rakyanda Adyatama di kelas 90 kg dan I Kadek Adi Wirawan di kelas -73 kg.
Mereka berlatih ke Jepang tanpa seleksi lantaran menggunakan dana sendiri untuk membeli tiket. Sementara uang makan ditanggung oleh Pengda PJSI Bali dan KONI Bali. Untuk penginapan mereka tidak terlalu kesulitan, karena pelatih yang menangani, Ishida Satoshi bersedia menampung di kediamannya dan mengantar ketiga pejudo Bali ke lokasi latihan. Maklum mereka telah kenal lama dengan sang pelatih.
"Kami memilih latihan di Jepang lantaran telah mengenal lama pelatih Jepang. Ditambah lagi, saya sangat suka dengan gaya style judo Jepang," imbuh pejudo yang turun di kelas 81 kg ini. Selama di Jepang, Adesta mengaku, banyak memperoleh tambahan ilmu dan teknik judo dari sang pelatih maupun pejudo Jepang. Mereka berlatih dua kali dalam sehari, mulai Senin hingga Sabtu Terkadang Minggu mereka tetap berlatih, bila dojo di sana memiliki jadwal latihan.
Pejudo yang membela Indonesia di Olimpiade London 2012 ini mengaku, awal latihan di Jepang berat. Terlebih para pejudo di sana sangat menguasai olahraga beladiri tersebut. Mereka agak mengalami kesulitan menghadapinya. Namun tak membuat ketiga pejudo Seribu Pura patah semangat.
Mereka terus menempa diri saat berhadapan dengan pejudo Jepang. Alhasil di pertemuan kelima, ketiganya mampu menyamai permainan pejudo setempat. "Awalnya saja kami kesulitan menghadapi atlet di sini. Setelah pertemuan kelima, baru kami bisa menyamakan permainan mereka," papar pejudo yang juga memperkuat Indonesia pada Asian Games 2014 lalu di Incheon.
Berdasarkan pengalaman itu, semakin membuat Adesta dan dua pejudo Bali lainnya optimis di PON. Memang, lanjut Adesta, persaingan di ajang olahraga antar provinsi itu cukup kuat. Para pejudo dari semua daerah perlu diwaspadai lantaran permainan mereka sangat bagus, terutama dari DKI Jakarta, Jawa Timur, Kalimantan Timur dan tuan rumah Jawa Barat.
"Semua pejudo punya peluang menjadi juara. Semoga saya bisa mempersembahkan hasil terbaik bagi Bali, kalau bisa memperoleh emas. Mohon doanya," kata Adesta. Sampai di tanah air nanti, Adesta langsung bergabung dengan pejudo Bali lainnya untuk latihan bersama hingga mendekati keberangkatan ke Jawa Barat. *k22
Komentar