Omzet Denfest XII Diprediksi Merosot
Pendapatan (omzet) Denpasar Festival XII yang ditutup Selasa (31/12) malam lalu diprediksi menurun jika dibandingkan perhelatan tahun sebelumnya.
DENPASAR, NusaBali
Hingga Kamis (2/1) kemarin belum seluruhan stand menyerahkan atau melaporkan nilai omzet ke pihak panitia, termasuk stand kuliner. Demikian dikatakan Asisten Perekonomian dan Sumber Daya Alam (SDA) Setda Kota Denpasar, Made Saryawan selaku panitia pelaksana, kemarin.
Penurunan omzet penjualan ini, kata Saryawan salah satunya karena faktor hujan sehingga menyebabkan berkurangnya pengunjung. Apalagi banjir juga menggenangi stand di sebelah timur Lapangan Puputan Badung pada hari terakhir Denfest, 31 Desember 2019. "Karena faktor hujan ini saya prediksi omzet ada penurunan dari tahun lalu. Minggu depan kami akan lakukan evaluasi," ujarnya seraya menyebut pelaksanaan Denfest XI tahun 2018 lalu, pendapatan yang diraup selama 4 hari pelaksanaan sebesar Rp 7 miliar dengan jumlah kunjungan perhari rata-rata sebanyak 20 ribu orang.
Terkait lokasi stand UMKM di Lapangan Puputan Badung, pihaknya sudah mengimbau untuk mengisi flooring di depan stand agar tidak becek saat hujan. “Ya, namun dikarenakan intensitas hujan yang sangat tinggi membuat stan tersebut juga terendam,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Komisi III DPRD Denpasar, Eko Supriadi mengaku mengapresiasi penyelenggaraan Denfest yang digarap Bagian Ekonomi Setda Kota Denpasar bersama jajaran instansi terkait lainnya.
Akan tetapi, ada beberapa catatan yang harus dievaluasi dalam pelaksanaan Denfest 2020 mendatang. Salah satunya yang menjadi sorotan terkait pelibatan stand UMKM yang berada di Lapangan Puputan Badung yang tergenang air saat pelaksanaan hari terakhir. "Karena hasil pengamatan selama ini, para peserta pameran dari peserta UMKM, banyak yang merugi, akibat standnya terendam air," katanya.
Padahal, kata Eko, masih ada ruang yang cukup representatif untuk menjadi lokasi stand UMKM Denfest. Seperti di depan Pura Jagatnatha dan depan Museum Bali. Selain stand yang terendam banjir, dia juga menyoroti pemanfaatan sentral parkir di kawasan Pasar Badung yang belum dimanfaatkan maksimal oleh panitia. “Ini menyebabkan area di sekitar lokasi menjadi krodit,” katanya. *mis
Penurunan omzet penjualan ini, kata Saryawan salah satunya karena faktor hujan sehingga menyebabkan berkurangnya pengunjung. Apalagi banjir juga menggenangi stand di sebelah timur Lapangan Puputan Badung pada hari terakhir Denfest, 31 Desember 2019. "Karena faktor hujan ini saya prediksi omzet ada penurunan dari tahun lalu. Minggu depan kami akan lakukan evaluasi," ujarnya seraya menyebut pelaksanaan Denfest XI tahun 2018 lalu, pendapatan yang diraup selama 4 hari pelaksanaan sebesar Rp 7 miliar dengan jumlah kunjungan perhari rata-rata sebanyak 20 ribu orang.
Terkait lokasi stand UMKM di Lapangan Puputan Badung, pihaknya sudah mengimbau untuk mengisi flooring di depan stand agar tidak becek saat hujan. “Ya, namun dikarenakan intensitas hujan yang sangat tinggi membuat stan tersebut juga terendam,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Komisi III DPRD Denpasar, Eko Supriadi mengaku mengapresiasi penyelenggaraan Denfest yang digarap Bagian Ekonomi Setda Kota Denpasar bersama jajaran instansi terkait lainnya.
Akan tetapi, ada beberapa catatan yang harus dievaluasi dalam pelaksanaan Denfest 2020 mendatang. Salah satunya yang menjadi sorotan terkait pelibatan stand UMKM yang berada di Lapangan Puputan Badung yang tergenang air saat pelaksanaan hari terakhir. "Karena hasil pengamatan selama ini, para peserta pameran dari peserta UMKM, banyak yang merugi, akibat standnya terendam air," katanya.
Padahal, kata Eko, masih ada ruang yang cukup representatif untuk menjadi lokasi stand UMKM Denfest. Seperti di depan Pura Jagatnatha dan depan Museum Bali. Selain stand yang terendam banjir, dia juga menyoroti pemanfaatan sentral parkir di kawasan Pasar Badung yang belum dimanfaatkan maksimal oleh panitia. “Ini menyebabkan area di sekitar lokasi menjadi krodit,” katanya. *mis
1
Komentar