ABG yang Dihamili Ayah Tiri Mengalami Kurang Gizi
Untuk pemenuhan gizi, Dinsos dan DP2KBP3A melakukan pendampingan dan bantuan makanan, vitamin dan susu.
SINGARAJA, NusaBali
Ketut S, 17, anak baru gede (ABG) yang dihamili ayah tirinya, GS, 54, warga Kelurahan Kaliuntu, Kecamatan/Kabupaten Buleleng mulai mendapatkan pendampingan dari Dinas Sosial dan Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Ank (DP2KBP3A) Buleleng. Hanya saja dari dua kali assesment yang dilakukan langsung, kondisi korban memprihatinkan karena terlihat kurang memenuhi standar gizi ibu hamil dan bayi dalam kandungannya.
Kepala Seksi Kesejahteraan Anak dan Lansia Dinas Sosial Kabupaten Buleleng, Niken Puji Astuti, bersama dengan Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) DP2KBP3A, pekerja sosial (Peksos), langsung melakukan pemeriksaan kesehatan kepada Ketut S yang kini mengandung 7,5 bulan. Tim pun dibuat terkejut karena kondisi kesehatan Ketut S tidak stabil. Berat badan dan perawakannya sangat kurus, terlebih tekanan darahnya saat dicek juga sangat rendah. “Setelah kami assessment, memang kondisi kesehatannya kurang terjaga kemungkinan karena ketidaktahuan kalau hamil dan selama kehamilan juga baru sekali periksa saat ketahuan itu saja,” jelas Niken Puji Astuti.
Ketut S, selama ini memang tinggal bersama keluarga pamannya di Kelurahan Kampung Anyar, Kecamatan/Kabupaten Buleleng semenjak ibunya menikah lagi dengan ayah tiri pada 2011. Hanya saja belakangan dia memang sering dijemput ke rumah ibunya di Kaliuntu untuk membantu mengerjakan pekerjaan ibunya yang kini sedang mengalami struk ringan. Korban pun tak bekerja karena putus sekolah sejak kelas 1 SD.
Korban yang dirudapaksa ayah tirinya sejak April 2019 ketakutan mengadu kepada ibu dan pamannya yang selama ini mengajaknya tinggal serumah, karena selalu diancam. Selain kondisi kesehatannya yang perlu perhatian khusus, korban mengalami depresi. Meski tidak parah, namun terkadang dia sering menyanyi sendiri.
Terkait dengan kondisi kesehatan korban Ketut S dan jabang bayinya terancam mengalami gizi buruk, pemeriksaan selanjutnya akan dilakukan petugas Puskesmas Buleleng yang langsung mendatangi tempat tinggal korban. “Suplai makanan, vitamin dan susu juga sudah disediakan dan ditanggung sampai dia melahirkan,” imbuh Niken yang juga aktivis sosial itu.
Ketut S yang selama ini tinggal bersama paman dan bibinya sudah memiliki BPJS. Dari hasil pemeriksaan tim medis, dia pun diperkirakan tak bisa menjalani proses kelahiran normal dan dianjurkan untuk operasi cesar karena pinggulnya sempit dan kelahiran yang berisiko karena umurnya yang masih rentan. “Kami sudah perjelas juga terkait bayinya nanti setelah dilahirkan, dari bibinya menyanggupi akan merawat sendiri, tetapi tetap akan kami pantau dan dampingi sampai melahirkan, baik dukungan psikologis dan suplai pemenuhan gizinya,” tegas dia.*k23
Kepala Seksi Kesejahteraan Anak dan Lansia Dinas Sosial Kabupaten Buleleng, Niken Puji Astuti, bersama dengan Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) DP2KBP3A, pekerja sosial (Peksos), langsung melakukan pemeriksaan kesehatan kepada Ketut S yang kini mengandung 7,5 bulan. Tim pun dibuat terkejut karena kondisi kesehatan Ketut S tidak stabil. Berat badan dan perawakannya sangat kurus, terlebih tekanan darahnya saat dicek juga sangat rendah. “Setelah kami assessment, memang kondisi kesehatannya kurang terjaga kemungkinan karena ketidaktahuan kalau hamil dan selama kehamilan juga baru sekali periksa saat ketahuan itu saja,” jelas Niken Puji Astuti.
Ketut S, selama ini memang tinggal bersama keluarga pamannya di Kelurahan Kampung Anyar, Kecamatan/Kabupaten Buleleng semenjak ibunya menikah lagi dengan ayah tiri pada 2011. Hanya saja belakangan dia memang sering dijemput ke rumah ibunya di Kaliuntu untuk membantu mengerjakan pekerjaan ibunya yang kini sedang mengalami struk ringan. Korban pun tak bekerja karena putus sekolah sejak kelas 1 SD.
Korban yang dirudapaksa ayah tirinya sejak April 2019 ketakutan mengadu kepada ibu dan pamannya yang selama ini mengajaknya tinggal serumah, karena selalu diancam. Selain kondisi kesehatannya yang perlu perhatian khusus, korban mengalami depresi. Meski tidak parah, namun terkadang dia sering menyanyi sendiri.
Terkait dengan kondisi kesehatan korban Ketut S dan jabang bayinya terancam mengalami gizi buruk, pemeriksaan selanjutnya akan dilakukan petugas Puskesmas Buleleng yang langsung mendatangi tempat tinggal korban. “Suplai makanan, vitamin dan susu juga sudah disediakan dan ditanggung sampai dia melahirkan,” imbuh Niken yang juga aktivis sosial itu.
Ketut S yang selama ini tinggal bersama paman dan bibinya sudah memiliki BPJS. Dari hasil pemeriksaan tim medis, dia pun diperkirakan tak bisa menjalani proses kelahiran normal dan dianjurkan untuk operasi cesar karena pinggulnya sempit dan kelahiran yang berisiko karena umurnya yang masih rentan. “Kami sudah perjelas juga terkait bayinya nanti setelah dilahirkan, dari bibinya menyanggupi akan merawat sendiri, tetapi tetap akan kami pantau dan dampingi sampai melahirkan, baik dukungan psikologis dan suplai pemenuhan gizinya,” tegas dia.*k23
1
Komentar