Pialang Tunggu 'Cipratan' Tax Amnesty
Bukan hanya perbankan yang menyambut gembira program tax amnesty pemerintahan Presiden Joko Widodo, tapi perusahaan pialang pun memuji terobosan pengampunan pajak berdasarkan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2016 tersebut.
DENPASAR, NusaBali
“Kami menyambut positif. Kebijakan tax amnesty sangat baik bagi perekonomian nasional,” kata Omegawati, Head of Public Relation Monex Investindo Futures, Rabu (3/8).
Omegawati menyebut pihak Monex pun sudah menyiapkan instrumen, terutama untuk menyambut ‘dipulangkannya’ dana warga negara Indonesia di luar negeri. Sebagai perusahaan pialang, Monex memang berpeluang ‘kecipratan’ dana nasabah Indonesia yang diminta Presiden Jokowi dipulangkan ke tanah air. “Konon ada dana mencapai Rp 7.000 triliun milik warga negara Indonesia di luar negeri,” tambah Hengky Suryawan, Branch Manager Monex Denpasar.
“Kita ini sebenarnya negara yang kaya. Jadi langkah pemerintah sudah pas. Apalagi sekarang Sri Mulyani menjadi Menteri Keuangan ikut memberi harapan positif bagi perekonomian nasional,” kata Hengky.
Hengky mengakui jika pemerintah sudah menyediakan ‘penampung’ dana tersebut, di antaranya Perusahaan Efek (PE) atau perusahaan sekuritas, Manajer Investasi (MI), dan bank yang bisa menampung dana repatriasi hasil dari pengampunan pajak. “Misalnya ada deposito, tapi untuk profit banyak tidak bisa. Makanya, kami membuka pintu lebar-lebar terhadap investasi dari pengampunan pajak,” kata Hengky.
Optimisme pun digaungkan Hengky lantaran sejak Mei 2016 memperkenalkan trading yang dinamakan tradeworks. “Tradeworks merupakan aplikasi berbasis teknologi terkini yang dapat membantu trading nasabah menjadi lebih efektif, efisien dan tidak lagi melibatkan emosi,” kata Hengky di sela-sela Exclusive Monex Trading Seminar di Sanur, Rabu (3/8) petang.
Dengan adanya aplikasi ini, maka klien menjadi lebih mudah. Jika biasanya harus begadang menyesuaikan pasar dunia pada pukul 01.00 Wita, maka dengan tradeworks tidak harus siaga pada dinihari. “Sekalipun nasabah tidur, sistem tetap bekerja sebagaimana settingan awal,” ujarnya.
Sejak diberlakukan tradeworks, Hengky juga menyebut 30 persen transaksi menggunakan platform tersebut. Namun diakui Hengky jika masyarakat Bali cenderung masih menginginkan investasi dalam wujud yang terlihat. Jika secara nasional nasabah Monex mencapai 30.000, maka di Bali ada di kisaran 3.000 orang. “Memang masih diperlukan edukasi. Berbeda dengan Jakarta yang sudah melek trading,” ujarnya. “Padahal prinsipnya sebenarnya sama dengan orang berbisnis. Kita menjual harus lebih tinggi dari saat membeli.”
Sementara itu Exclusive Monex Trading Seminar di Sector Bar Sanur menghadirkan Vincent Ju, Country Manager Tradeworks. Di hadapan sekitar 70 undangan, Vincent memaparkan Tradeworks yang memudahkan dalam bertransaksi. Tradeworks sendiri diperkenalkan pertamakali di Denmark pada 2013, dan di Indonesia menjadi hak eksklusif dari Monex. *mao
“Kami menyambut positif. Kebijakan tax amnesty sangat baik bagi perekonomian nasional,” kata Omegawati, Head of Public Relation Monex Investindo Futures, Rabu (3/8).
Omegawati menyebut pihak Monex pun sudah menyiapkan instrumen, terutama untuk menyambut ‘dipulangkannya’ dana warga negara Indonesia di luar negeri. Sebagai perusahaan pialang, Monex memang berpeluang ‘kecipratan’ dana nasabah Indonesia yang diminta Presiden Jokowi dipulangkan ke tanah air. “Konon ada dana mencapai Rp 7.000 triliun milik warga negara Indonesia di luar negeri,” tambah Hengky Suryawan, Branch Manager Monex Denpasar.
“Kita ini sebenarnya negara yang kaya. Jadi langkah pemerintah sudah pas. Apalagi sekarang Sri Mulyani menjadi Menteri Keuangan ikut memberi harapan positif bagi perekonomian nasional,” kata Hengky.
Hengky mengakui jika pemerintah sudah menyediakan ‘penampung’ dana tersebut, di antaranya Perusahaan Efek (PE) atau perusahaan sekuritas, Manajer Investasi (MI), dan bank yang bisa menampung dana repatriasi hasil dari pengampunan pajak. “Misalnya ada deposito, tapi untuk profit banyak tidak bisa. Makanya, kami membuka pintu lebar-lebar terhadap investasi dari pengampunan pajak,” kata Hengky.
Optimisme pun digaungkan Hengky lantaran sejak Mei 2016 memperkenalkan trading yang dinamakan tradeworks. “Tradeworks merupakan aplikasi berbasis teknologi terkini yang dapat membantu trading nasabah menjadi lebih efektif, efisien dan tidak lagi melibatkan emosi,” kata Hengky di sela-sela Exclusive Monex Trading Seminar di Sanur, Rabu (3/8) petang.
Dengan adanya aplikasi ini, maka klien menjadi lebih mudah. Jika biasanya harus begadang menyesuaikan pasar dunia pada pukul 01.00 Wita, maka dengan tradeworks tidak harus siaga pada dinihari. “Sekalipun nasabah tidur, sistem tetap bekerja sebagaimana settingan awal,” ujarnya.
Sejak diberlakukan tradeworks, Hengky juga menyebut 30 persen transaksi menggunakan platform tersebut. Namun diakui Hengky jika masyarakat Bali cenderung masih menginginkan investasi dalam wujud yang terlihat. Jika secara nasional nasabah Monex mencapai 30.000, maka di Bali ada di kisaran 3.000 orang. “Memang masih diperlukan edukasi. Berbeda dengan Jakarta yang sudah melek trading,” ujarnya. “Padahal prinsipnya sebenarnya sama dengan orang berbisnis. Kita menjual harus lebih tinggi dari saat membeli.”
Sementara itu Exclusive Monex Trading Seminar di Sector Bar Sanur menghadirkan Vincent Ju, Country Manager Tradeworks. Di hadapan sekitar 70 undangan, Vincent memaparkan Tradeworks yang memudahkan dalam bertransaksi. Tradeworks sendiri diperkenalkan pertamakali di Denmark pada 2013, dan di Indonesia menjadi hak eksklusif dari Monex. *mao
Komentar